visitaaponce.com

Murray Buka Peluang Gantung Raket di 2024

Murray Buka Peluang Gantung Raket di 2024
Petenis Britania Raya Andy Murray(AFP/William WEST)

JUARA Wimbledon dua kali Andy Murray mengungkapkan kemungkinan bahwa 2024 bisa menjadi tahun terakhirnya sebelum pensiun setelah cedera menghambat persiapannya untuk musim baru.

Musim baru Murray akan dimulai di Brisbane International saat ia bersiap untuk Australia Terbuka pada bulan ini.

Petenis berusia 36 tahun itu berada di peringkat 42 dunia setelah akhir 2023 yang mengecewakan, ketika ia hanya memenangi satu pertandingan di empat turnamen terakhirnya.

Baca juga: Nadal Belum Mau Buru-buru Pensiun dari Tenis

Murray sebelumnya telah berjuang kembali dari masa rehatnya setelah menjalani operasi pinggul pada 2018.

Namun, dia mengakui kariernya akan berakhir jika 12 bulan ke depan mengikuti pola yang sama seperti 2023.

"Jika saya berada dalam situasi seperti yang saya alami pada akhir tahun lalu, saya mungkin tidak akan bertanding lagi," kata Murray, seperti disiarkan AFP, dikutip Selasa (2/1).

Baca juga: Mempertahankan Emas Olimpiade Prioritas Utama Zverev pada 2024

"Tetapi, jika secara fisik saya baik-baik saja dan hasil saya bagus serta saya bermain bagus, itu menyenangkan dan saya bisa melihat diri saya masih bermain."

"Kita lihat saja bagaimana tahun ini berjalan, lihat bagaimana kondisi tubuh saya. Jika segala sesuatunya berjalan baik, saya ingin tetap melanjutkannya. Namun jika tidak, dan saya tidak menikmatinya, ini bisa jadi tahun terakhir," lanjutnya

Murray, yang menjuarai Wimbledon pada 2013 dan 2016, serta meraih gelar Amerika Serikat (AS) Terbuka pada 2012, merupakan bagian dari generasi emas yang menuju akhir karier mereka.

Roger Federer pensiun pada 2022 dan Rafael Nadal mengalami cedera parah pada 2023, meskipun petenis Spanyol itu melakukan comeback pada 2024.

Di usianya yang ke-36, Novak Djokovic masih berharap bisa menambah rekor 24 gelar Grand Slamnya sebelum gantung raket.

Murray mengungkapkan perjuangan psikologis yang dia lalui akibat jatuh peringkat setelah bertahun-tahun berada di puncak telah membuahkan hasil.

"Ketika Anda bermain tepat di level tertinggi, itu tidak mudah ketika Anda melewati periode di mana Anda kalah di babak pertama, dan mungkin kalah di pertandingan yang seharusnya Anda menangi," kata Murray.

"Pada saat yang sama, beberapa tahun yang lalu jika seseorang menawari saya -- saat saya bermain di level 40 besar dunia -- ketika saya sedang berjuang dengan pinggul saya, saya akan senang dengan itu."

"Tetapi itu sulit secara mental, jadi saya perlu melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif tahun ini dan menjadi sedikit lebih santai pada diri saya sendiri," imbuhnya. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat