visitaaponce.com

Waktu yang Tepat Mengenalkan Numerasi Kepada Anak

Waktu yang Tepat Mengenalkan Numerasi Kepada Anak
Shinta Purnama Sarie(Dok pribadi)

TIDAK bisa dipungkiri di berbagai tempat banyak anak usia dini sudah memerlukan keterampilan numerasi dalam kehidupan sehari-hari. Sejak balita anak berhitung setidaknya satu hingga lima untuk mengkomunikasikan kuantitas yang dimaksud, entah itu jumlah buah-buahan yang akan dimakan atau aksesoris pakaian yang hendak dipakai. 

Kemampuan numerasi merupakan salah satu keterampilan bertahan hidup yang dibutuhkan tanpa batas waktu. Diskusi berlanjut seberapa awal, manusia perlu mengenal numerasi? Sebagian orang tua berharap untuk terampil dalam membaca dan berhitung (calistung) sejak usia 5 tahun. Ini akan mempermudah kesiapan anak ketika memasuki sekolah dasar. Selain itu, anak lebih percaya diri untuk berpartisipasi penuh dalam kelas dengan subyek matematika. 

Kemudahan-kumudahan ini mempercepat proses transfer ilmu antara guru ke anak. Calistung biasanya juga dikenalkan di tingkat taman kanak-kanak (TK). Tingkat penerimaan anak dalam institusi TK merupakan salah satu tujuan dari sustainable devlopment goal (SDG) 4. Hal itu dimaksudkan untuk mendorong anak terlibat dalam pendidikan TK akan mengasah keterampilan sosial. Pada sebagian orang tua calistung menjadi indikator utama. Namun pada sebagian lagi keterampilan sosial dan emosional penting yang dapat diperoleh melalui TK

Selain itu, kemandirian anak dapat didorong dengan terampil berhitung. Kegiatan anak dapat terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari orang tua di rumah dengan dapat berhitung, seperti menyiapkan makanan, membersihkan rumah. Namun, usia tersebut adalah usia menjelajah sensori dan koordinasi anggota tubuh. 

Periode umur ini, anak menyempurnakan koordinasi tubuhnya dengan kegiatan-kegiatan motorik kasar dan halus. Fokus ini menjadi krusial sebelum kemandirian anak. Selain itu, kemapanan emosional juga menjadi fokus utama indikator perkembangan anak. Jika numerasi menjadi indikator utama dalam usia dini, dapat memberatkan orang tua dan perkembangan motorik dan emosional anak.

Sesuai dengan teori Piagiet, pada masa 7 tahun ke atas anak merasionalkan informasi yang bertumpuk-tumpuk ketika usia dini. Oleh karena itu, penting diperhatikan pendidikan numerasi menggunakan benda-benda konkret. Ketika berhitung, anak tidak mengandalkan memori dan ingatan belaka, namun dapat mengasah keterampilan berpikir dengan mengenalkan benda-benda konkret.

Tanoto Foundation sudah memberikan pelatihan kepada seluruh guru kelas awal, yakni guru kelas 1 untuk melibatkan penggunaan benda konkret untuk dapat mengadaptasi teknik ini di dalam kelas. Tidak hanya itu, numerasi juga dibuat aplikatif dengan bercerita. Dengan begini, numerasi dapat dikenalkan pada sekolah dasar dengan penuh makna.

Pengenalan numerasi pada jenjang sekolah dasar merupakan waktu yang tepat. Dalam situasi tersebut anak mendapatkan kematangan motorik dan emosional, serta mampu menalarkan kejadian yang terjadi di sekitar. Untuk memaksimalkan hal tersebut, metodologi yang dipakai pun harus tepat yaitu dengan penggunaan benda konkret dan soal cerita dalam penyelesaian numerasi. Hal tersebut akan mendorong siswa untuk mengaplikatif keterampilan numerasi dalam memecahkan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi bunda, jangan takut jika anak belum bisa berhitung dan membaca di usia dini. Biarkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya. Seperti yang dikatakan penyair asal Lebanon Kahlil Gibran; orang tua seperti membusur anak panah, yaitu membimbing anak sesuai dengan tujuan anaknya. Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur, pun tidak tenggelam di masa lampau.

Shinta Purnama Sarie, Peserta Workshop Public Speaking & Content Writing Tanoto Foundation-Media Indonesia

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat