visitaaponce.com

Bermedia Digital dengan Etis, Pentingkah

Bermedia Digital dengan Etis, Pentingkah?
Ilustrasi(dok.mi)

ZAMAN sekarang, internet atau dunia maya merupakan sebuah kebutuhan yang tak terbantahkan. Hadirnya internet, menjadi sebuah wadah untuk mendapatkan berbagai informasi, serta memudahkan aktivitas sehari-hari manusia. Contohnya, seperti melakukan komunikasi, melakukan pekerjaan, melakukan transaksi, mengakses hiburan, dan lainnya.

Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ditemukan bahwa kegiatan yang paling banyak dikerjakan oleh user internet di Indonesia adalah aktivitas berkomunikasi melalui chatting apps sebesar 29,3% dan melalui media sosal sebesar 24,7%.

Lantas, apakah penting etis dalam bermedia digital? Pertanyaan tersebut terlintas di pikiran kita. Dalam ruang digital, kita akan melakukan interaksi dan komunikasi dengan berbagai macam perbedaan kultural yang ada. Di media digital setiap individu, atau kerap disebut dengan istilah “warganet” akan berpartisipasi melalui berbagai hubungan atau interaksi dengan banyak orang, yang melewati batas geografis dan budaya. Berbagai interaksi itu, dapat menyebabkan standar baru mengenai etika. Oleh sebab itu, segala aktivitas yang dilakukan di dunia digital memerlukan etika digital. Apa yang dimaksud etika digital itu?
 
Sebelum membahas etika digital, alangkah baiknya kita memahami apa itu etika dan etiket. Etika, merupakan suatu sistem nilai dan norma moral yang menjadi landasan bagi individu, atau sekelompok orang dalam bertindak atau mengatur bagaimana ia harus bertingkah laku. Etika berlaku meskipun saat sendirian.

Etika memiliki empat ruang lingkup yaitu kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan. Sedangkan etiket merupakan suatu tata cara seseorang dalam berinteraksi dengan individu lain, atau dalam masyarakat. Etiket berlaku, ketika individu sedang berkomunikasi dengan individu lain. (Kusumastuti et al., 2021)
Selain itu, ciri khas yang membedakan etika dan etiket adalah bentuknya. Bentuk etika pasti tertulis misalnya kode etik Jurnalistik. Sedangkan etiket tidak tertulis atau konvensi.

Etika digital

Setelah memahami apa itu etika dan etiket, selanjutnya kita akan membahas mengenai etika digital. Menurut Siberkreasi & Deloitte (2020), etika digital merupakan sebuah kapabilitas individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam beraktivitas sehari-hari.

Hal ini memiliki arti, bahwa dalam menggunakan media digital seharusnya diarahkan pada suatu perilaku etis demi kebaikan bersama. Tentunya, untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan. Hal ini krusial untuk diimplementasikan, mengingat di Indonesia memiliki berbagai macam latar belakang yang kerap menyebabkan perbedaan persepsi.
Perbedaan persepsi dalam berinteraksi di internet, dapat menimbulkan berbagai konflik. Oleh karena itu, untuk meminimalisir konflik yang akan terjadi diperlukan etika dalam bermedia digital.

Berbagai interaksi yang terjadi di dunia digital harus memperhatikan etika digital. Etika digital, akan mengatur batasan dalam berperilaku di dunia digital. Lantas, bagaimana jika etika digital tidak diimplementasikan, atau bahkan diabaikan oleh warganet? Hal tersebut akan menimbulkan berbagai tindakan negatif di dunia maya seperti perundungan di dunia maya (cyber bullying), penyebaran informasi yang tidak valid (hoaks), pelecehan seksual, ujaran kebencian (hate speech), dan persebaran konten pornografi (Shina et al., 2021)

Maka dari itu, untuk menghindari berbagai tindakan negatif tersebut diperlukan pemahaman oleh setiap pengguna internet, mengenai penerapan etika digital dalam beraktivitas sehari-hari di dunia digital. Etika dan etiket dalam melakukan aktivitas sehari-hari di internet, di antaranya etika, adalah tidak menggunakan huruf besar atau kapital, jika mengambil atau mengutip sumber dari internet, kutiplah seperlunya dan mencantumkan sumber. Lalu, menggunakan email sebagai pesan pribadi. Menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melanjutkan email (forward message) ke orang lain.

Selanjutnya, etiket berinternet antara lain, tidak menggunakan huruf kapital semua, menulis isi email dengan ejaan yang benar dan tulisan yang sopan, membiasakan diri untuk mengisi subjek email agar mempermudah penerima pesan. Dan menghormati hak cipta milik orang lain, serta menghormati privasi setiap individu. Selain itu, tidak   menggunakan kata-kata yang memiliki arti kasar dan vulgar.

Internet merupakan sebuah anugerah yang dapat memudahkan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Terdapat berbagai informasi yang dapat diakses. Akan tetapi, internet dapat menjadi sebuah malapetaka manakala ia hanya bisa mengendalikan kita tanpa dibentengi dengan etika digital. Etika, eksis sebagai sesuatu yang mengingatkan kita tentang bagaimana teknologi sebagai anugerah bagi manusia, yang pada dasarnya memerlukan kesadaran dalam diri kita.

Kesadaran tersebut, mencakup bagaimana kita bertindak semestinya dalam dunia digital. Karena itulah, etika digital sebagai landasan atau pedoman dalam berperilaku dan beraktivitas sehari-hari di dunia digital. Etika digital, mengingatkan kita untuk bertanggung jawab, berintegritas, dan menerapkan nilai-nilai kebijaksanaan antarindividu dalam berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dalam beraktivitas di dunia digital.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat