visitaaponce.com

Menikmati Keindahan Terumbu Karang, Selama Masih Ada

Menikmati Keindahan Terumbu Karang, Selama Masih Ada
Tonny Wagey(Dok pribadi)

SUDAH menjadi suatu pengetahuan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang diberkahi dengan keindahan laut dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Namun sangat disayangkan salah satu kekayaan laut kita, yaitu terumbu karang, banyak yang terancam keberadaannya. 

Merujuk pada publikasi ilmiah, kurang dari 10% terumbu karang kita berada dalam kondisi sangat baik, 23% dalam kondisi baik, 35% dalam kondisi cukup, sedangkan sisanya sekitar 35% berada dalam kondisi rusak. Sedangkan dari 2,5 juta hektare (ha) luasan terumbu karang yang ada di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 617 ribu ha yang telah terdata dan masuk kawasan konservasi perairan. Artinya, masih banyak ruang untuk memperluas perlindungan terumbu karang dalam bentuk penetapan kawasan konservasi perairan.

Keberadaan terumbu karang Indonesia sangat penting karena mewakili hampir setengah dari total luas terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang dunia, yang menjadi pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Harapan terakhir manusia pada biosphere laut ada di wilayah kita. Kerusakan terumbu karang bisa terjadi karena faktor alam dan ulah manusia. 

Pemanasan global dan perubahan iklim dapat memicu terjadinya pemutihan karang (coral bleaching). Pada tingkat lanjut pemutihan karang dapat diikuti oleh kematian karang. Sampah plastik juga berpengaruh terhadap kematian karang, jika karang tertutup plastik dan tidak terkena sinar matahari. Lebih berbahaya lagi, tingginya aktivitas pencemaran oleh manusia tidak hanya merusak terumbu karang tetapi juga dapat memicu kerusakan lingkungan laut.

Upaya pelestarian

Pemerintah bersama pemangku kepentingan nasional telah menetapkan target nasional tercapainya kawasan konservasi perairan sebesar 30% dari wilayah laut Indonesia pada 2045. Di daerah kawasan konservasi, segala bentuk aktivitas yang mengancam ekosistem laut terutama terumbu karang tidak diperbolehkan bahkan ada larangan untuk melintas di wilayah ini. 

Strategi yang disiapkan oleh Indonesia dalam mendukung kesepakatan Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (GBF) yang disepakati di Montreal, Kanada pada Desember 2022 khusus dalam bidang kelautan akan sangat dinantikan oleh dunia luar. 

Dampak dari kebijakan tersebut akan menentukan arah diplomasi terumbu karang kita dengan negara-negara tetangga di wilayah segitiga karang (coral triangle area), termasuk Australia. Kekuatan diplomasi lunak (soft diplomacy) seperti ini seyogyanya mendapat perhatian besar dari pemerintah karena kenyataan di atas yakni, Indonesia adalah pusat keanekaragaman hayati laut dunia.

Menyikapi keadaan terumbu karang yang rusak, Indonesia yang termasuk kawasan segitiga terumbu karang dunia dan bagian dari enam negara dalam coral triangle initiative (CTI), melaksanakan inisiatif jangka panjang yaitu coral reef rehabilitation and management program (COREMAP) sebagai program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi, dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan.
 
Upaya rehabilitasi ini penting dilakukan mengingat kawasan terumbu karang memiliki fungsi timbal-balik yang penting untuk keseimbangan lingkungan, serta menjadi aset yang bermanfaat bagi perekonomian masyarakat pesisir yang bergantung pada laut. Misalnya sebuah kajian tentang Gili Matra dari Jurnal Kelautan Tropis menunjukkan ketika ekosistem terumbu karang rusak atau berkurang maka fungsi atau manfaatnya bagi lingkungan juga terganggu. Hal kemudian berdampak terhadap perekonomian dan kesejahteraan manusia yang memanfaatkannya. 

Pentingnya investasi swasta

Upaya konservasi laut selalu dilakukan meskipun terbatas karena pendanaan yang berbiaya tinggi dan memakan waktu. Hal ini terjadi karena konservasi laut masih sering dianggap sebagai investasi yang intangible atau tidak dapat diukur sehingga tidak memiliki nilai pasar yang menarik. 

Meskipun begitu, investasi dari sektor swasta sangat diperlukan untuk menutup kesenjangan dalam pendanaan seluruh sektor pembangunan di negara kita. Penyusunan kerangka investasi dapat mengacu pada prinsip-prinsip ekonomi biru yang diterbitkan oleh United Nations Environmental Programme (UNEP), yakni sustainable blue economy finance. Ekonomi biru merupakan sebuah cara untuk memanfaatkan laut sembari melestarikannya.

Salah satu terobosan pemerintah saat ini yakni mengupayakan konsep blue bond atau obligasi biru dalam mendukung pendanaan ekonomi biru di Indonesia yang akan diselesaikan pada tahun ini. Mengingat saat ini APBN hanya mampu membiayai 25% dari total 7 agenda pembangunan nasional 2020-2024, keberadaan blue bond bisa membantu pembiayaan ekonomi biru. 

Indonesia sebagai negara kepulauan besar bisa menerbitkan blue bond atau blue sukuk sebagai alternatif pendanaan ekonomi biru. Hal ini berkaca pada pengalaman negara pulau dan kepulauan seperti Fiji dan Seychelles yang telah menerbitkan blue bond

Menurut data dari UNEP 2018, dengan kondisi terumbu karang yang sehat, kita dapat menghasilkan manfaat ekonomi dengan nilai mencapai US$2,6 miliar bagi Indonesia. Hal ini harus menjadi salah satu pemicu kegiatan konservasi terumbu karang di Indonesia sehingga nilai potensial ini dapat menjadi kenyataan tanpa mengorbankan aset alam laut kita yang sangat kaya.

Untuk itu program seperti COREMAP yang melestarikan terumbu karang penting untuk didukung melalui strategi penguatan kelembagaan, pengelolaan berbasis masyarakat, pengawasan dan penegakan hukum serta penyadaran masyarakat. 

Melihat komitmen tinggi dalam melestarikan terumbu karang, penting bagi kita untuk bersikap bijak terhadap lingkungan. Jangan sampai ekosistem terumbu karang hilang begitu saja seiring berjalannya waktu. Seperti tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, pada 2045 mendatang, bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan, Indonesia akan semakin meneguhkan posisi sebagai negara maritim.

Dalam rangka Hari Lingkungan Sedunia setiap 5 Juni mari kita jaga keanekaragam laut yang juga merupakan bagian dari lingkungan yang harus dilestarikan. Cara sederhana dalam melestarikan laut dan lingkungan adalah dengan berkontribusi menyebarkan informasi tentang keindahan keanekaragaman hayati bawah laut Indonesia. 

Hal ini juga dapat memberikan jaminan kepada anak cucu kita bahwa Indonesia memiliki kekayaan laut yang begitu besar dan mereka masih sempat menikmatinya tidak hanya melalui media sosial atau secara virtual saja.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat