Nissan Investasi untuk Percepat Produksi Mobil Listrik Inggris
![Nissan Investasi untuk Percepat Produksi Mobil Listrik Inggris](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/6c1fd1f3d0dcee60900c34038a94781a.jpg)
RAKSASA otomotif Jepang Nissan mengumumkan pada Jumat (24/11) bahwa mereka akan berinvestasi hingga £2 miliar pada manufaktur mobil listrik di Inggris. Ini disebut-sebut oleh pemerintah sebagai tanda kepercayaan terhadap sektor ini.
Nissan mengatakan akan memproduksi model listrik dari dua mobil terlaris, Juke dan Qashqai, di fasilitasnya di Sunderland, timur laut Inggris, pabrik terbesarnya di Eropa. Hal ini berdasarkan rencana net zero Inggris untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil yang kotor.
Produsen mobil tersebut akan menggelontorkan dana sebesar £1,12 miliar (US$1,4 miliar) dalam operasinya di Inggris dan rantai pasokan lebih luas untuk penelitian dan pengembangan serta pembuatan dua model baru tersebut. Hal ini juga akan memicu investasi lebih lanjut dalam proyek infrastruktur dan rantai pasokan, termasuk pabrik baterai mobil listrik lain, sehingga total investasi mencapai £2 miliar (US$2,5 miliar).
Baca juga: Nissan dan Renault Luncurkan Aliansi yang Perbarui Komposisi Investasi
Investasi Nissan akan mendukung 7.000 karyawannya di Inggris dan 30.000 lapangan kerja di rantai pasokan negara yang lebih luas.
Rencana netralitas karbon
"Kendaraan listrik yang menarik merupakan inti dari rencana kami untuk mencapai netralitas karbon," kata Presiden dan CEO Nissan Makoto Uchida. "Dengan hadirnya versi listrik dari model inti Eropa kami, kami mempercepat menuju era baru bagi Nissan, industri, dan pelanggan kami."
Baca juga: Pembuat Ban Raih Penghargaan karena Menekan Polusi Mobil Listrik
Uchida menyatakan pada September bahwa tidak ada jalan untuk mundur dari rencana elektrifikasi grup tersebut karena mereka menargetkan 98% penjualan di Eropa ialah kendaraan listrik pada 2027. Berita ini muncul ketika Inggris berupaya mengambil peran utama dalam produksi mobil listrik ketika perusahaan dan pemerintah beralih dari mobil yang berpolusi tinggi.
Pemerintah Inggris pada Jumat mengonfirmasi bahwa mereka memberikan dana sebesar £15 juta untuk proyek penelitian dan pengembangan kolaboratif untuk kendaraan tanpa emisi yang dipimpin oleh Nissan. "Investasi Nissan merupakan bentuk kepercayaan besar-besaran terhadap industri otomotif Inggris yang telah memberikan kontribusi besar sebesar £71 miliar per tahun bagi perekonomian kita," kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, yang akan menghadiri pengumuman resmi di lokasi tersebut pada Jumat.
"Usaha ini tidak diragukan lagi akan mengamankan masa depan Sunderland sebagai Silicon Valley-nya Inggris untuk inovasi dan manufaktur kendaraan listrik. Menjadikan Inggris tempat terbaik untuk melakukan bisnis adalah inti dari rencana ekonomi kami."
Menteri Keuangan Jeremy Hunt pada Rabu berjanji dalam pembaruan anggarannya untuk berinvestasi sebesar £4,5 miliar di sektor-sektor strategis termasuk industri otomotif.
Target nol bersih
Namun, awal tahun ini Sunak melunakkan kebijakan yang bertujuan mencapai emisi nol karbon pada 2050. Ia menunda larangan penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel selama lima tahun hingga 2035. Namun hal ini berarti sektor manufaktur mobil yang sebagian besar dimiliki asing harus beralih ke produksi kendaraan listrik sepenuhnya.
Nissan sebelumnya memperingatkan bahwa Brexit tanpa kesepakatan akan mengancam pabrik Sunderland. Namun Nissan berkomitmen untuk masa depannya setelah pemerintah menyetujui perjanjian perdagangan.
Industri mobil di negara tersebut telah memperingatkan bahwa produsen mobil akan segera menghadapi kenaikan bea masuk sebesar 10% pada mobil listrik yang melintasi Selat Inggris. Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 2021 setelah mencapai perjanjian perdagangan bebas terakhir yang menghapus tarif mobil.
Namun berdasarkan kesepakatan tersebut, mulai 1 Januari 2024, setidaknya 45% nilai suku cadang mobil harus berasal dari Inggris atau Uni Eropa agar dibebaskan dari bea masuk. Hal ini merugikan produsen mobil listrik karena baterai mereka sering kali berasal dari Tiongkok, meskipun ada upaya dari Inggris untuk meningkatkan produksinya. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Rencana netralitas karbon
Target nol bersih
Nissan akan Pamerkan Nissan Serena E-Power di GIIAS 2024
Produsen Mobil Global Cari Mitra Teknologi di Pasar Kejam Tiongkok
Honda Rangkul Nissan untuk Kembangkan Kendaraan Listrik
Brasil Sambut Guyuran Investasi Mobil Hibrida
Rayakan 90 Tahun, Nissan hadirkan Kendaraan Full Electric Ariya dan Sakura Tegaskan Visi 'Nissan Ambition 2030'
Indomobil Plaza di Pameran IIMS 2024 Hadirkan 7 Merek Unggulan
CLIK Komitmen Perkuat Investasi untuk Dorong Produktivitas
Pusat Data Nasional Kedua akan Dibangun di KEK Nongsa Batam
KEK Nongsa Ditargetkan Tarik Investasi Sebesar Rp40 Triliun
Edukasi tentang Pentingnya Investasi Emas terus Dilakukan
Pengelola KEK Nongsa Digital Park Apresiasi Layanan Responsif Bea Cukai
2 Investor Eropa, BASF dan Eramet Hengkang dari Proyek Nikel di Maluku
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap