visitaaponce.com

Amien Rais minta Pemerintah Jangan Sahkan Besannya Jadi Ketum PAN

Amien Rais minta Pemerintah Jangan Sahkan Besannya Jadi Ketum PAN
Pendiri PAN Amien Rais(Instagram @amienraisofficial)

PENDIRI Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais meminta pemerintah tidak mengesahkan DPP PAN hasil Kongres V yang memenangkan besannya, Zulkifli Hasan.

"Saya minta pemerintah yang berwenang, jangan sahkan hasil Kongres V PAN yang begitu gawat dan, maaf, memalukan. Membuat aib demokrasi, maaf, maaf, maaf," ujar Amien video yang diunggah dalam akun Intagram @amienraisofficial.

Amien Rais dan Zulkifli Hasan memiliki hubungan besan karena putra ketiga Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, menjadi suami dari putri Zulkifli Hasan, Futri Zulya Safitri.

Baca juga : Hanafi Mundur, Peneliti: Terlihat, Kekuatan Amien Rais Melemah

Amien menyoroti kericuhan di dalam Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara. "Mungkin tidak berlebihan kalau saya katakan, PAN menyuguhkan tontonan demokrasi jadi-jadian terburuk selama sejarah Republik Indonesia. Partai lain enggak ada yang seburuk PAN. Mohon maaf kepada masyarakat politik maupun pendukung dan pemilik PAN."

Amien mengaku marah terhadap perkembangan di partai yang dia dirikan. "Partai yang dulu saya dirikan bersama teman-teman progresif berakhir menjadi partai ugal-ugalan. Saya betul-betul marah ikhlas. Saya tidak marah emosional."

Dia juga mengirimkan pesan kepada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. "Tolong Pak Zulkifli Hasan, jangan dilanjutkan cara-cara kemarin. Kalau dilanjutkan, dalam bahasa asingnyam, anda sedang membuat recipe for disaster. Resep kehancuran PAN ada di tangan anda. Selalu ada jalan tengah. Jangan main seperti kemarin."

Baca juga : Elite PAN Ragu Amien Rais Dirikan Partai Baru

Di video itu, Amien Rais mengungkapkan sejumlah kejanggalan dalam kongres.

Pertama, DPP PAN di bawah kepemimpinan Zulkifli Hasan telah melakukan berbagai kejanggalan dan hal yang tidak pantas.

"Pasal-pasal di anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) banyak dilanggar. Steering committee juga tidak begitu adil. Bahkan 100% dari organizing committee, katakanlah, dari kubunya Zulkifli Hasan," kata Amien.

Baca juga : PAN Pastikan Hanafi Rais Cuma Mundur dari Pengurus

Kedua, pergantian pengurus daerah. "Masyaallah, 17 DPD di-plt (pelaksana tugas). Kemudian disuruh menggelar musdalub (musyawarah daerah luar biasa) dalam tempo kurang dari 10 hari. Deadline 31 Januari padahal 10 Februari sudah kongres." kata Amien.

Ketiga, suasana pengamanan kongres. "Seolah-olah kongres para teroris. Ada 1.300 polisi dikerahkan di halaman hotel, lobi, seluruh lorong lobi ada pagar betis. Bahkan ada beberapa ratus Brimob kiriman dari Makassar. Saya tidak menyalahkan polisi tapi agak berlebihan.
Peserta kongres yang punya hak suara 590 orang. Berarti, seolah-olah satu peserta diawasi dua polisi. "

Keempat, kehadiran penyusup. "Yang lebih berat lagi, ini harus dituntaskan. Ada puluhan penyusup, berbadan besar, pakai tato, tanpa pakaian rapi, tapi dikalungi dengan peserta peninjau. Ketika disuruh keluar, tidak mau."

Baca juga : Hanafi Mundur, Amien Rais: Ketika Berbenah Kehilangan Momentum

Kelima, keributan di kongres. "Masyaallah, 30 kader PAN ada yang luka ringan dan 6 luka berat. Nama-nama ada semua. Saya sampai tidak tahan menitikkan air mata ketika melihat kepala mereka mengalir darah, kening mereka dijahit 10 jahitan. Semua itu peserta yang mendukung Mulfachri Harahap-Hanafi Rais. Ini harus ada pertanggungjawaban. Alhamdulillah, kapolda Sulawesi Tenggara sudah menyampaikan tiga pentolan penyusup huru-hara bukan peserta PAN. Artinya apa? Siapa yang memasukkan? Ini luar biasa."

Keenam, ketidaklaziman dalam kongres. "Tidak ada pandangan umum, laporan pertanggungjawbaan (LPJ), narasi bagaimana 5 tahun ke depan, resolusi, dan lainnya. Cuma pembukaan pada 10 Februari malam di lapangan, kemudian 11 Februari sudah selesai. Yang penting sudah ganti pemlihan, ketok palu, ditunjuk formatur tunggal." (X-15)

Baca juga : Sekjen PAN Pastikan belum Terima Surat Putra Amien Rais

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat