Isu PKI, Mainan Politik Kelompok yang tak Kreatif
![Isu PKI, Mainan Politik Kelompok yang tak Kreatif](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/09/10c788594262d7bebff121a97ad9921a.png)
MUNCULNYA isu Partai Komunis Indonesia (PKI) setiap kali perhelatan politik termasuk menjelang peringatan Gerakan 30 September (G30S) dianggap sengaja dimunculkan untuk melakukan serangan politik semata terutama terhadap kelompok atau partai yang kerap diasosiasikan dengan PKI.
Namun demikian, masyarakat sudah cerdas dan tidak melihat isu ini mampu membakar amarah publik sehingga pihak-pihak yang memainkan isu ini dianggap kelompok yang tidak kreatif dan kehabisan akal.
Baca juga: Ketua DPR: Jangan Ada Pihak Dirugikan Akibat RUU Ciptaker
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum DPP Pagar Nusa (Persatuan Pencak Silat Nahdlatul Ulama), Muhammad Nabil Haroen, saat berbincang dengan Jurnalis Media Indonesia, Ahmad Mustain dalam program Journalist on Duty yang disiarkan melalui Intagram Live Media Indonesia, Senin (28/9) malam.
“Bahwa ada isu kebangkitan PKI di masyarakat sebenarnya kami ini tidak peduli, baik di PDIP maupun NU karena ini semacam dagangan saja yang sudah tidak laku tetapi terus difabrikasi. Sehingga kami anggap ini isu murahan saja dari kelompok yang sudah kehabisan akal, tidak cerdas dan tidak kreatif menciptakan isu,” kata Nabil yang adalah juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
Ditegaskan dia, di internal PDIP sendiri selama ini selalu diserang dengan isu PKI, corak sebagai partai nasionalis dan juga relijius sudah sangat jelas kelihatan dan tidak benar seakan-akan PDIP punya semangat komunisme seperti yang diisukan.
“Saya sendiri sebagai NU dan didukung oleh Guru-Guru untuk masuk PDIP dan memang saat saya di dalam tidak ada itu seperti yang diisukan. Kami jelas nasionalis dan relijius juga. Kalau saja benar ada PKI maka tentu guru-guru saya juga tidak mengijinkan,” lanjut Nabil.
Ia menambahkan, bahwa isu PKI biasanya menyerang partai yang memiliki akar kuat di masyarakat.
“Karena kami tahu ini jadi kami anggap biasa saja. Sama dengan NU karena punya basis kuat di masyarakat tapi diserang dengan isu-isu receh. Beruntungnya masyarakat kita sekarang sudah cerdas sehingga isu-isu ini sudah tidak laku lagi,” pungkas Nabil. (OL-6)
Terkini Lainnya
Hari Tritura 10 Januari, Sejarah dan Isi
Hentikan Perpanjangan Dendam Masa Lalu
Hingga Akhir Jabatannya, Jokowi belum Maksimal Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat
Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat Jalur Non-Yudisial Fokus pada Korban
Menengok Sejarah Peristiwa G-30S/PKI
Anies Menapaktilasi Kediaman Sang Kakek, Kenang Ruang Persembunyian dari PKI
Warga NTT Dihebohkan Unggahan Gambar Palu Arit
Ini Isi Tap MPRS tentang Pembubaran PKI
Keturunan PKI tidak Bisa Ikut Seleksi Prajurit TNI, Panglima: Dasar Hukumnya Apa?
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap