Buron Kasus Pendudukan Kawasan Hutan Ditangkap Tim Kejagung
TIM Tangkap Buronan (Tabur) Kejaksaan Agung (Kejagung) bersama Tim Tabur Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat menangkap buronan atas nama Maman Suherman bin Jaya Permana.
Maman adalah Direktur PT Kaliau Mas Perkara yang menjadi terdakwa kasus pendudukan kawasan hutan Taman Wisata Alam Gunung Melintang, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, antara Januari sampai Desember 2011.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Leonard Eben Ezer Simanjuntak menyebut bahwa Maman ditangkap pada Senin (27/9) sekira pukul 22.15 WIB di Jalan Metro Kencana V, Pondok Pinang Blok PA 29, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Menurut Leonard, penangkapan tersebut dilakukan karena Maman tidak memenuhi panggilan jaksa eksekutor Kejati Kalimatan Barat.
"Oleh karenanya kemudian yang bersangkutan dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO) da akhirnya berhasil diamankan ketika pencarian diintensifkan bekerja sama dengan Tim Tabur Kejagung," kata Leonard melalui keterangan tertulis, Selasa (28/9).
Maman terbukti melanggar Pasal 78 ayat (14) jo Pasal 50 ayat (3) huruf a UU No. 41/1999 tentang Kehutanan sebagaimana diubah dengan UU No. 19/2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1/2004 tentang Perubahan UU No. 41/1999 tentang Kehutanan menjadi UU.
Putusan terhadap Maman telah memiliki kekuatan hukum tetap atau inkrah berdasarkan putusan Mahkamah Agung No. 92K/Pid.Sus.LH/2017 tanggal 21 Juni 2017.
Dalam putusan itu, ia dinyatakan secara sah dan bersalah melakukan tindak pidana mengerjakan kawasan hutan secara tidak sah. Maman divonis pidana penjara selama 3 tahun dan denda Rp750 juta subsider 3 bulan penjara.
Kini, Maman dititipkan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Leonard menyebut rencananya Maman akan diterbangkan ke Kalimantan Barat hari ini pukul 15.00 WIB untuk menjalani eksekusi.
Setidaknya sebanyak 12 buronan, termasuk Maman telah ditangkap oleh kejaksaan pada September 2021.
Sebelumnya, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (JAM-Intel) Sunarta menjelaskan bahwa pihaknya telah menangkap 110 buronan dalam kurun waktu Januari sampai Agustus 2021. Data itu diperoleh berdasarkan sistem Adhyaksa Monitoring Center (AMC).
Korps Adhyaksa mengimbau seluruh DPO kejaksaan untuk segera menyerahkan diri dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Karena tidak ada tempat yang aman bagi para buronan," tandas Leonard. (Tri/OL-09)
Terkini Lainnya
Pimpinan KPK Ogah Campuri Langkah Penyidik di Kasus Harun Masiku
KPK Bantah Kasus Harun Masiku Musiman Politik
Diduga Ada yang Sponsori Harun Masiku, KPK Didesak Buka Kasus Perintangan
Pesan KPK ke Harun Masiku: Serahkan Diri dan Jangan Berlarut
KPK Rahasiakan Hasil Pemeriksaan Terhadap Staf PDIP Terkait Kasus Harun Masiku
KPK Menunggu Kebutuhan Penyidik untuk Panggil Saksi dalam Kasus Harun Masiku
KPK Antisipasi Karen Agustiawan Kembali Dibebaskan
Pegiat Antikorupsi: Koordinasi KPK dan Polri-Kejaksaan Agung Memang tidak Baik
Kasus Korupsi Emas Budi Said, Pejabat Bea Cukai Juanda Diperiksa Kejagung
Kejagung Periksa 6 Saksi Terkait Kasus Korupsi Impor Gula
Pengamat: KPK Dikucilkan, tidak Lagi Disegani
Hanya Penumpang, Kejagung Pastikan Harvey Moeis Tidak Punya Jet Pribadi
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap