Zulhas Islam Moderat Bukan Sikap yang Lemah
![Zulhas: Islam Moderat Bukan Sikap yang Lemah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/01/820535dc4726104cc3f21b404dc2eb2b.jpeg)
WAKIL Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan Indonesia membutuhkan Islam yang moderat atau tengah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menjadi moderat ditegaskannya bukan pendirian yang lemah namun justru sikap yang unggul.
"Menjadi moderat justru bukan lah sikap yang lemah, abu-abu, tidak jelas, atau mencari aman. Sama sekali tidak betul itu. Sikap moderat adalah sikap unggul dan superior untuk mencari titik temu, juru damai untuk menghindari pertengkaran," kata Zulhas menyampaikan pidato kebudayaan bertajuk Indonesia Butuh Islam Tengah digelar di Jakarta, Sabtu (29/1).
Zulhas berpendapat lahirnya Indonesia juga buah dari perjuangan tokoh-tokoh Islam yang memiliki wawasan ketengahan dan moderat. Wajah Islam seperti ini lah yang menurutnya sampai sekarang mampu mengatasi perbedaan-perbedaan.
"Semestinya pemikiran mengenai Islam moderat, Islam wasathiyah, atau yang saya sebut Islam tengah ini pula lah yang saat ini menjadi pijakan kita dalam berbangsa bernegara," ucapnya.
Islam tengah, jelas Zulhas, merupakan perwujudan Islam yang mengedepankan moderasi. Dalam bahasa Arab dikenal dengan kata wasathiyah dan memiliki padanan makna dengan tawassuth (tengah-tengah), itidal (adil), tawazun (keseimbangan).
Menurutnya, wasathiyah juga dapat diartikan sebagai pilihan terbaik, sikap superior atau unggul yang mengerti batas-batas toleransi semua pihak dan sanggup mengayomi semua golongan.
"Inilah Islam yang mengedepankan prinsip rahmatan lil alamin, menjadi berkah bagi sekalian alam," ujarnya.
Dalam pidatonya, Zulhas menyoroti kecenderungan sebagian kalangan yang kembali mencoba membentur-benturkan negara dengan agama serta mempersoalkan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Ia menegaskan polarisasi politik dan agama tidak boleh mengarah pada upaya-upaya mengganti format bernegara. Menurutnya, bangunan konsep bernegara Indonesia sudah final.
"Indonesia adalah negara yang beragama dan menghormati keberagaman. Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi kita bersepakat menjadi tunggal ika yang satu yaitu Indonesia," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu. (OL-8)
Terkini Lainnya
Badan Persaudaraan Antariman PKB Lakukan Pelantikan Kepengurusan Jakarta
Tidak Hanya Etiket Baik, Fungsi KUA Layani Lintas Agama Harus Dikonsolidasikan Dari Berbagai Aspek
Wamenag: Isra Mikraj Inspirasi Jaga Kerukunan Umat Beragama
Kemenag Imbau Para Tokoh Agama Serukan Pemilu Damai dan Jaga Kerukunan
Insiden Bitung, Jusuf Kalla Silaturahmi Lintas Umat di Makassar
Pentingnya Latihan Deteksi Dini Cegah Konflik Sosial Keagamaan
Pengamat: Pernyataan Zulhas Layak Dibawa ke Ranah Hukum
Zulkifli Hasan Dinilai Lakukan Politisasi Agama
Polisi: Jemaah Masjid Harus Waspadai Berita Hoaks Jelang Pemilu
Bawaslu Minta Definisi SARA Diperjelas
Kapolri, Titik Terbit Kepercayaan Publik dan Isu Polarisasi
Ramai Politisasi Agama, LHS: Kedepankan High Politic, Hindari Low Politic
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap