visitaaponce.com

TPNPB-OPM Papua Siap Ladeni Ancaman Wapres dan Panglima TNI

TPNPB-OPM Papua Siap Ladeni Ancaman Wapres dan Panglima TNI
Sebanyak 850 anggota TNI saat akan berangkat ke Papua dan Papua Barat.(Antara Foto/Suhartono)

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-OPM tidak terlalu peduli dengan ancaman Wakil Presiden maupun Panglima TNI yang akan bertindak tegas untuk bisa membebaskan pilot Susi Air Philip Mehrtens. Menurut Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom, mereka siap melayani operasi yang bakal dilakukan TNI.

“Yang kami lakukan menggunakan hukum perang. Jadi kami akan tunggu perang itu,” katanya ketika dihubungi, Selasa, (18/4).

Menurut Sebby, hingga saat ini pasukan TPNPB Kodap III Ndugama di bawah pimpinan Egianus Kogeya masih menyandera pilot asal Selandia Baru itu.

Baca juga: Panglima TNI Tegaskan Siaga Tempur dalam Penyelamatan Pilot Susi Air

“Tentunya kami tidak akan menyakiti pilot tersebut,” tegasnya.

Mengenai tudingan TNI apabila TPNPB melakukan pembohongan publik dengan mengklaim sudah membunuh 13 anggota TNI di Nduga akhir pekan lalu, Sebby pun tidak terlalu peduli. Justru Sebby menuding balik Panglima TNI yang awalnya tidak mengakui adanya penyanderaan pilot Susi Air.

Baca juga: TNI Masih Cari 4 Prajurit yang Diserang KKB di Nduga

“Silakan cek sendiri siapa yang berbohong mengenai pilot Susi Air. Kalau ditanya mana bukti foto mayat ke-13 Anggota TNI, kita akan umumkan beberapa hari ke depan,” ungkapnya.

Sebby menyebutkan, pihaknya sudah mengirim pasukan untuk mengambil gambar ke-13 mayat anggota TNI yang mereka bunuh untuk diberikan ke publik. “Selain itu berita maupun gambar yang kami kirim sudah diverifikasi,” pungkasnya.

Siaga Tempur

Seperti diketahui Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan pihaknya akan mengubah pola penanganan menjadi siaga tempur. Namun, tetap melaksanakan soft approach (pendekatan lunak) untuk menangani kelompok kriminal bersenjata (KKB).

“Kita tetap melaksanakan soft approach, tentunya dengan kondisi seperti ini kita ubah jadi siaga tempur, jadi kalau di TNI itu di Natuna ada siaga tempur laut, di sini ada operasi siaga tempur darat,” tegas Yudo saat konferensi pers di Lanud Yohanis Kapiau Timika, Selasa (18/4).

“Artinya ditingkatkan dari yang tadi soft approach dalam menghadapi serangan,” tambahnya.

Ditingkatkannya penanganan penyelematan pilot Susi Air mejadi siaga tempur dikarenakan adanya serangan dari KKB yang menyebabkan satu prajurit bernama Pratu Miftahul Arifin tewas tertembak dan terjatuh dalam jurang, pada Sabtu (15/4).

“Adanya kejadian 15 April kemarin, jadi ditingkatkan siaga tempur, sehingga naluri tempurnya terbangun, selama ini kan kita operasi teritorial, tapi komunikasi sosial tetep kita laksanakan,” tutur Yudo.

TNI hingga saat ini masih berusaha untuk melakukan komunikasi sosial untuk mencegah pertempuran. Namun, lanjut Yudo, ketika pasukan TNI menghadapi serangan atau gempuran dari KKB Papua, maka prajurit harus siap siaga tempur.

 

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat