Akademisi Nilai Sosok Muhadjir Effendy Punya Karakter yang Pernah Disampaikan Bung Karno
Menuju Indonesia Emas atau tahun 2045, dibutuhkan fondasi kuat berupa manusia yang berkarakter dan berbudaya sehingga mampu membawa bangsa Indonesia bersaing di tataran global yang semakin cepat namun berpotensi meniadakan peran manusia seiring kemajuan teknologi.
“Soal karakter manusia ini hal yang selalu dikatakan Presiden Soekarno sejak Republik ini berdiri. Sosok Menko Muhadjir Effendy masuk ke dalam kriteria tersebut. Dia punya latar keilmuan ditunjang pengalaman di birokrasi,” tutur Dr. Algooth Putranto, Kepala Center for Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy (Centris) Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Kamis (1/6).
Menurut Algooth, jejak Muhadjir Effendy sudah sangat lengkap. Sejak di masa kuliah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu bukan tipikal mahasiswa yang sekadar belajar lalu pulang. “Muhadjir Effendy itu sejak kuliah di IAIN Malang sampai tamat Sarjana Muda sudah aktif di kegiatan ekstra kampus yang berani melawan upaya pembungkaman oleh Orde Baru, jadi kalau bicara karakter, secara pribadi dia sudah tertempa,” tuturnya.
Baca juga : Menko PMK Muhadjir Effendy Hadiri Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan
Ini berlanjut hingga Muhadjir Effendy kemudian kuliah hingga tamat bahkan memimpin IKIP Negeri Malang (sekarang Universitas Muhammadiyah Malang) sebagai rektor tiga kali berturut-turut sejak tahun 2000.
Karier rektornya berakhir karena diminta Presiden Jokowi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menggantikan Anies Baswedan. Setelah itu bisa dikatakan Muhadjir Effendy mewarnai kebijakan pendidikan dan karakter di Indonesia.
Algooth mengatakan hal yang tidak bisa diabaikan adalah pengalaman beragam Muhadjir Effendy di birokrasi pemerintahan selama ini. “Lihat saja jabatan sejumlah Menteri yang dipercayakan Jokowi kepadanya. Mulai dari Mandikbud, Menteri Sosial, Menteri Pendidikan dan Olahraga hingga Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan," ujarnya.
Menurut Algooth, dengan pengalaman tersebut Muhadjir Effendy ketika dipercaya sebagai Wakil Presiden akan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sangat mendalam bagi Presiden yang berkuasa.
Algooth juga mengatakan aktivitasnya bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah bisa menjadi faktor penting bagi calon presiden mendatang. "Artinya secara keilmuan, pengalaman birokrasi serta kedekatannya dengan kelompok Islam menjadikannya semacam istilah buy one get all," katanya. (B-4)
Terkini Lainnya
Indonesia Berminat Bergabung dengan CPTPP, Inggris Siap Berikan Dukungan
Airlangga: Implementasi Makan Siang Gratis Bertahap
ASEAN Menjadi Kawasan Penting dengan Pertumbuhan Ekonomi yang Positif
Naik Kelas, Indonesia Bersiap Masuk Jadi Anggota Negara OECD
Tujuh Kepala Daerah Ini Komit Bangun Sinergi dan Kemitraan
Firnando Ganinduto: Restrukturisasi BUMN, Solusi Terbaik Menyelamatkan Keuangan Negara
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengamat Rekomendasikan Hal Ini
Pengamat Sebut Mardiono Pantas Mundur karena Gagal Bawa PPP ke Senayan
Pengamat: Bansos untuk Korban Judi Online tidak Cocok bagi Orang Kaya
Belum Ada Kejelasan soal Penguntitan Jampidsus, Pengamat: Ada Motif Kepentingan
Pengamat: Ekonomi Indonesia Harus Tumbuh Lebih Dari 5% bila Ingin Jadi Negara Maju
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap