visitaaponce.com

Perbedaan Sistem Proposional Terbuka dan Tertutup

Perbedaan Sistem Proposional Terbuka dan Tertutup
Apa itu sistem pemilu proporsional? Apa saja perbedaan dari sistem proporsional terbuka dan tertutup? Simak penjelasan berikut.(Medcom.id)

SISTEM pemilihan umum (pemilu) tidak hanya digelar di Indonesia. Sistem ini dikenal luas di berbagai negara. Secara umum, sistem pemilu memiliki tiga macam yakni pemilu distrik, proporsional, dan pemilu campuran. 

Lalu sistem yang mana yang digunakan Indonesia? Di Tanah Air kita menggunakan sistem pemilu proporsional. 

Sistem pemilu proporsional kerap juga disebut dengan sistem pemilihan multimember constituency atau sistem perwakilan berimbang. Secara sederhana sistem pemilu proporsional adalah sistem yang digunakan untuk memperebutkan kursi di parlemen pusat. Kursi tersebut dibagikan kepada partai atau golongan politik yang ikut serta dalam pemilihan sesuai dengan imbangan suara yang didapatnya dalam pemilu.

Baca juga: MK Diprediksi Tolak Permohonan Sistem Pemilu Tertutup

Di Indonesia, kursi DPR yang diberikan kepada calon dari partai politik akan disesuaikan dengan jumlah suara yang didapat partai politik. Di sistem ini pemilih tidak memilih calon perseorangan namun memilih partai politik.

Pemilu proporsional dibagi lagi menjadi dua yakni proporsional terbuka dan proporsional tertutup. Keduanya sama-sama pernah diterapkan di Indonesia. Lantas apa saja perbedaan anatara keduanya? Mari disimak.

Baca juga: MK Jangan Hilangkan Harapan Publik

Pengertian

Perbedaan mendasar antara proporsional terbuka dan tertutup ada pada pengertiannya. Proporsional terbuka adalah sistem yang dalam pelaksanaannya, para pemilih memilih partai politik atau calon dari partai politik. Para pemilik suara bisa secara langsung memilih calon legislatif (caleg) yang diinginkan agar bisa menjabat sebagai anggota dewan.

Sedangkan dalam proporsional tertutup, pemilik suara hanya bisa memilih partai politik tertentu. Nantinya parpol yang akan menentukan siapa kader yang bisa duduk menjadi anggota dewan.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan pemilu sistem proporsional terbuka adalah membuka kesempatan pemilih menentukan langsung calon wakil legislatif di parlemen sehingga derajat keterwakilan menjadi sangat tinggi. Pemilih dapat mengawasi langsung orang yang dipilihnya dalam pemilu.

Akan tetapi, kekurangan sistem proporsional terbuka adalah dapat memicu terjadinya kecurangan politik uang karena biaya yang diperlukan untuk kampanye pribadi sangat besar. Penentuan kandidat ditentukan langsung oleh elektabilitas, sehingga kader-kader yang kurang populer tetapi memiliki integritas tinggi cenderung tenggelam.

Sementara itu, kelebihan sistem proporsional tertutup adalah biaya politik yang cukup rendah. Pasalnya calon tidak perlu memobilisasi pendukung ataupun melakukan kampanye pribadi. Selain itu, calon-calon kurang populer yang dianggap memiliki integritas memiliki derajat kemungkinan terpilih yang lebih besar sebagai anggota legislatif.

Akan tetapi, kekurangan sistem proporsional tertutup adalah memangkas keterlibatan pemilih dalam menentukan wakil legislatif di parlemen. Pemilih tidak dapat mengontrol wakil legislatif dari partai politik yang dipilihnya.

Penentuan Calon Terpilih dalam Partai

Penetapan calon juga berbeda. Pada proporsional terbuka, penetapan calon yang terpilih didasarkan pada perolehan suara terbanyak calon. Sedangkan pada proporsional tertutup, penentuan calon yang terpilih biasanya diambil dari nomor urut. Misalnya, jika partai mendapat dua kursi maka calon yang ditunjuk adalah calon dengan nomor urut 1 dan 2.

Keterwakilan Pemilih

Keterwakilan pemilih bisa sangat dirasakan dalam sistem proporsional terbuka karena dalam sistem ini masyarakat bebas memilih siapa tokoh yang ia jagokan untuk duduk di legislatif. Pemilih juga bisa mengawasi tokoh yang dipilihnya. Sedangkan di proporsional tertutup, keterwakilan masyarakat tidak terasa karena pemilih tak bisa memilih secara langsung wakilnya. Kadangkala tokoh pilihan parpol berbeda dengan polihan pemilih.

Posisi Kader pada Partai

Dalam sistem proporsional terbuka, posisi kader pada partai tidak terlalu berpengaruh. Kader yang memiliki rekam jejak baik dan dapat dukungan penuh dari masyarakat bisa maju dalam pemilu dan jika menang, ia dapat menduduki kursi. Sedangkan pada proporsional tertutup, posisi kader pada partai sangat berpengaruh. Kader yang dekat dengan elite politik biasanya akan memiliki karier yang lancar meski ia tak didukung oleh masyarakat. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat