visitaaponce.com

Jokowi Main Dua Kaki untuk Pastikan Programnya Dilanjutkan

Jokowi Main Dua Kaki untuk Pastikan Programnya Dilanjutkan
Presiden Joko Widodo (kanan) berbicara dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir(ANTARA/Dhemas Reviyanto )

DIREKTUR Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, Presiden Joko Widodo tengah bermain di dua kaki, dalam memberikan dukungan kepada calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. 

“Pak Jokowi main dua kaki, cenderung main aman. Karena beliau tidak ingin salah mengkalkulasi, dia tidak mau tergesa-gesa. Namun itu membuat dukungan ke PDIP menjadi tidak utuh,” ujar Pangi atau yang akrab disapa Ipang, hari ini (21/6). 

Sebagai petugas partai, harusnya Jokowi mendukung capres PDIP yaitu Ganjar Pranowo, namun ternyata chemistry Jokowi-Prabowo, menurut Pangi lebih mesra. 

Baca juga: Ratusan Simpatisan Jokowi Beralih Dukung Prabowo

“Tidak bisa dipungkiri Pak Jokowi lebih senang dengan Pak Prabowo. dengan Mas Ganjar hanya beban partai, tentu beliau harus ikut. Secara chemistry lebih intens dengan Pak Prabowo," ujarnya.

‘Endorse’ Jokowi pada Prabowo dan Ganjar, membelah suara relawan. Banyak beredar relawan Jokowi dengan baju banteng, namun mendukung Prabowo. “Karena relawan masih mendengar referensi dari Jokowi, ikut apa yang diputuskan, itu menjadi terbelah dukungan. Itu  tidak diinginkan PDIP,  mereka mau semua ingin memilih Ganjar,“ kata Pangi. 

Baca juga: Jokowi Nampak Lebih Nyaman dengan Prabowo Dibanding Ganjar

Suara yang terbelah, memberi keuntungan bagi Capres Nasdem-Demokrat-PKS Anies Baswedan.

“Terbelahnya dukungan, membawa keuntungan bagi Anies,” sebut Pangi. 

Namun tentunya Jokowi ingin siapapun yang dia dukung menang. Entah itu Prabowo atau Ganjar. Jokowi mencari penerus programnya, sehingga besar kepentingannya untuk mengamankan suksesornya.

“Kalau hanya taruh satu nama itu riskan. Makanya Jokowi ingin, Prabowo maupun Ganjar masuk ke putaran kedua.” tandas Pangi. 

 

Bukan Petugas Partai

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai manuver Jokowi ke Prabowo untuk mengirimkan sinyal bahwa Jokowi bukan petugas partai. 

Jokowi hendak menghilangkan dan mengikis bayang-bayang sebagai petugas partai. Sebaliknya, Jokowi adalah king maker pada Pilpres 2024 yang bisa saja memberikan dukungan pada Prabowo Subianto.

“Bisa jadi pak Jokowi dekat dengan Prabowo mungkin juga bisa saja ingin mendukung Prabowo. Itu ya bisa jadi ingin lepas dari bayang-bayang itu. Lepas dari bayang-bayang labeling-nya sebagai petugas partai. Karena sesungguhnya apa yang dilakukan Jokowi tentu punya makna sendiri, arti tersendiri, untuk kepentingan Jokowi ke depan,” sambungnya.

Posisi king maker menjadi penting bagi Jokowi. Menurut Ujang, ketika Jokowi sudah tidak lagi momen pada 2024, maka pengaruhnya akan semakin hilang. Jokowi bukan pemegang keputusan utama di tubuh PDI Perjuangan. Sehingga Jokowi harus punya kekuatan dan arus sendiri di politik.

“Ingin jadi king maker ya bisa menentukan siapa yang didukung, dicalonkan menjadi presiden nanti 2024, itu menjadi sebuah keniscayaan bagi Jokowi,” tegasnya. (RO/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat