visitaaponce.com

Di Hari Bhayangkara Ke-77, Polisi Harus Mampu Jawab Tantangan Reformasi

Di Hari Bhayangkara Ke-77, Polisi Harus Mampu Jawab Tantangan Reformasi
Peringatan HUT ke-77 Bhayangkara Polri di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (1/7/2023).(MI / ADAM DWI)

TANGGAL 1 Juli diperingati sebagai Hari Bhayangkara. Tahun ini merupakan Hari Bhayangkara ke-77. Hari ini merupakan kesempatan bagi Polri untuk merefleskikan perjalanan reformasi lembaga tersebut. Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Human Studies Institute dan Koordinator Bidang DPP KNPI Rasminto, Sabtu (1/7).

"Reformasi Polri merupakan sejarah panjang sebuah proses perubahan yang dilakukan terhadap kepolisian Indonesia setelah era Orde Baru pada fase sekitar 1999. Reformasi ini bertujuan untuk menciptakan kepolisian yang profesional, transparan, akuntabel, dan berorientasi pada pelayanan publik," ungkap Rasminto.

Langkah terbesar dalam reformasi Polri adalah pemisahan antara Polri dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), penataan struktur organisasi Polri, perubahan dalam sistem penerimaan, pendidikan, dan pelatihan polisi, peningkatan tata kelola kepolisian yang lebih demokratis dan terbuka, serta penegakan hukum yang lebih adil dan berkeadilan.

Baca juga: Kompolnas : Kasus Sambo, Teddy Minahasa, dan Kanjuruhan Jadi Pelajaran Penting untuk Polri

"Dalam perjalanan reformasi Polri, terdapat capaian dan tantangan yang dihadapi. Beberapa capaian yang dapat dicatat antara lain peningkatan profesionalisme polisi, penurunan tingkat korupsi, peningkatan kualitas layanan publik, dan penegakan hukum yang lebih efektif," kata Rasminto.

Namun, lanjutnya, tantangan seperti pengawasan yang lebih ketat, penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang belum optimal, dan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Polri masih menjadi fokus dalam reformasi kepolisian. 

"Terlebih, pada 2022, institusi Polri diterpa isu tidak sedap kasus skandal perwira tingginya, pada kasus pembunuhan berencana Brigadir Joshua oleh Mantan Kadiv Propam Mabes Polri Irjen FS yang banyak melibatkan anggota lainnya pada masalah perintangan penyidikan (obstruction of justice) dan kasus penjualan barang bukti Narkoba oleh Kapolda Sumatera Barat Irjen TM," ujar Rasminto.

Baca juga: HUT Bhayangkara, Kapolri Minta Maaf Perbuatan Oknum Anggota Polri Sakiti Hati Masyarakat

Karenanya, pada perayaan Hari Bhayangkara Polri ke-77, diharapkan Polri terus berkomitmen meningkatkan kualitas pelayanan publik, menjaga integritas dan profesionalisme anggota kepolisian, serta mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban negara.

"Apalagi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo pada saat uji kelayakan calon Kapolri di DPR RI pada 20 Januari 2021, memperkenalkan konsep "Polri Presisi". Polri Presisi merupakan konsep yang diperkenalkan oleh Kepolisian Republik Indonesia sebagai bagian dari upaya meningkatkan profesionalisme dan pelayanan kepolisian yang berkualitas. Konsep ini mengacu pada Polri yang presisi (precise), yaitu memiliki ketepatan, kecepatan, dan akurasi dalam menangani tugas dan permasalahan yang dihadapi," papar Rasminto.

Diharapkan pada peringatan Hari Bhayangkara ke-77 ini, setiap insan Bhayangkara dapat memiliki komitmen untuk mencapai Polri Presisi, sehingga Polri semakin baik dan profesional. Terlebih pada 2024, Indonesia akan menghadapi tahun politik yakni pesta demokrasi Pemilu serentak. Sehingga dalam mencapai Polri Presisi diperlukan berbagai upaya. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat