visitaaponce.com

Keluarga Sebut Persidangan Lukas Enembe akan Jadi Catatan Sejarah

Keluarga Sebut Persidangan Lukas Enembe akan Jadi Catatan Sejarah
Terdakwa kasus suap Lukas Enembe menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta.(ANTARA/Aprilio Akbar)

PERSIDANGAN lanjutan terhadap Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe dipastikan akan menjadi catatan sejarah tersendiri baik di Indonesia maupun dunia internasional. Pasalnya, Lukas Enembe saat ini sedang dibantarkan di Rumah Sakit Gatot Soebroto karena menderita berbagai macam penyakit serius seperti ginjal kronis, stroke, dan hepatitis dengan kondisi fisik sangat pucat dan kaki bengkak.

Menjadi catatan tersendiri karena Lukas Enembe menjadi satu-satunya terdakwa yang hadir di muka persidangan tanpa alas kaki (tidak menggunakan sepatu), mengenakan celana training seadanya. Satu-satunya terdakwa yang ditemani kuasa hukum di kursi terdakwa, dan satu-satunya terdakwa yang nota pembelaannya tidak dibacakan sendiri tetapi dibacakan oleh kuasa hukum atau pengacara karena susah bicara akibat penyakitnya, serta satu-satunya terdakwa yang hampir sering bolak balik ke toilet saat sidang berlangsung.

"Ini tentu akan jadi catatan sejarah tersendiri, bahwa ada seorang anak negeri ini yang punya darma bakti jelas bagi negara dan bangsanya mulai dari Wakil Bupati Puncak hingga Gubernur Papua dua periode, lalu saat ini diperlakukan seakan seorang penjahat kelas kakap, diadili tanpa pertimbangan kemanusiaan apalagi dilakukan dalam kondisi beliau sedang sakit serius," ungkap adik Lukas Enembe kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/7).

Elius menggambarkan, saat hadir persidangan, Lukas tidak mengenakan alas kaki karena kondisi kakinya yang sangat bengkak, bicaranya pelan dan susah, mengenakan celana training seadanya dengan muka yang sangat pucat.

"Artinya situasi ini unik karena baru terjadi dan patut tercatat dalam sejarah Indonesia dan dunia. Jalannya tertatih-tatih, pakai training apa adanya, susah bicara. Ini situasi Pak Lukas saat hadir di persidangan," papar Elius.

Apa yang menimpa Lukas saat ini, lanjut dia, adalah ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula karena perjuangan Lukas hari ini adalah berjuang untuk sembuh dari sakit tetap pada saat yang sama dia harus berhadapan dengan proses hukum dan itu pun karena tuduhan-tuduhan yang tidak punya dasar sama sekali.


Baca juga: Ketua Umum KNPI Mendukung Kejaksaan Agung Memeriksa Menpora Dito


"Ibaratnya di satu sisi Pak Lukas sedang berjuang mati-matian antara hidup dan mati untuk bisa sembuh dari segala macam sakit yang diderita tetapi di sisi lain dia dia juga harus menghadapi proses hukum. Itu pun kasus hukum yang sebenarnya sangat janggal dan belakangan cenderung menjadi bahan kriminalisasi penegak hukum saja," ucap Elius.

Dia meyakini, apa yang dialami Lukas saat ini adalah suatu catatan sejarah tersendiri karena seseorang tetap diadili di muka persidangan meski secara fisik maupun psikis orang tersebut sebenarnya tidak mampu menjalaninya.

"Seorang yang sebenarnya tidak mampu dan tidak layak disidang (unfit to trial), tetapi tetap dipaksakan untuk dilanjutkan apakah itu bukan bagian dari kejahatan kemanusiaan? Apa tidak lebih baik hak Pak Lukas untuk kesehatannya jauh lebih penting saat ini?" cetus Elius.

Pihak keluarga, kata dia, hanya ingin menyampaikan fakta bahwa beliau saat ini memang dalam kondisi sakit serius, tengah berjuang antara hidup dan mati yang butuh kondisi nyaman dan tenang agar pulih kesehatannya.

Dia menambahkan kondisi terakhir Lukas usai putusan pengadilan membantarkan Lukas di RS Gatot Soebroto, Jakarta, memperlihatkan kondisi kesehatan yang makin menurun. Selain kaki bengkak, hepatitis, hipertensi, dan jantung, keluarga menyampaikan hasil pemeriksaan laboratorium terkait fungsi ginjal semakin menurun terbukti dengan hasil laborotorium yang memperlihatkan angka fungsi ginjal melampaui batas normal, muka pucat, susah BAB dan pernah hampir pingsan saat hendak ke kamar mandi.

"Pak Lukas punya hak untuk sehat. Itu aspek kemanusiaan yang kami harap jadi pertimbangan agar persidangan kasus ini dihentikan saja, supaya seluruh energi dan pusat perhatian baik keluarga maupun pa Lukas sendiri adalah mengupayakan kesehatan beliau terlebih dahulu," pungkas Elius. (RO/I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat