visitaaponce.com

Posisi Tawar Partai Golkar Cukup Besar

PENGAMAT komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai Partai Golkar punya kesempatan mendorong kadernya yakni Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi bakal calon wakil presiden bersanding dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ia menilai Airlangga punya rekam jejak dalam bidang ekonomi. Prabowo seperti diketahui tidak memiliki latar belakang di bidang perekonomian.

"Kesempatan Golkar mendorong kadernya untuk menjadi Cawapres Prabowo, cukup besar," ujar Hendri saat dihubungi, Minggu (13/8).

Saat ini Partai Golkar telah merapat bersama Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke poros Partai Gerindra yang akan mengusung Prabowo Subianto. Hendri mengatakan peluang Airlangga menjadi bakal calon wakil presiden, ujar dia, perlu juga memperhitungkan lobi yang dilakukan PAN. PAN, ujarnya, seperti diketahui mendorong Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk maju sebagai pasangan Prabowo. "Di koalisi itu masih ada PAN yang gencar mendorong Erick Thohir. Kita lihat bagaimana nantinya," tutur dia.

Baca Juga: Prabowo Sebut Airlangga Sosok Penting dalam Perekonomian Indonesia

Adapun kans agar peluang Golkar lebih besar dibandingkan PAN, ujar dia, ialah melakukan pendekatan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putera dari Presiden Joko Widodo. Partai Golkar, terangnya, bisa merekrut Gibran menjadi kader partai berlambang beringin itu.

"Satu hal yang perlu diperhatikan dengan keberadaan Gibran. Dengan hadirnya Gibran, Golkar bisa tetap mendorong kadernya menjadi cawapres Pak Prabowo. Syaratnya mengangkat Gibran sebagai kadernya Golkar," papar Hendri.

Baca Juga: Merapatnya PAN dan Golkar ke Prabowo Dinilai Bukan Kejutan

Hendri menilai titik tawar Golkar dalam koalisi masih besar. Partai Golkar dinilai solid meskipun diterpa isu Musyawarah Luar Biasa (Munaslub). Tetapi ia menekankan dengan masuknya Partai Golkar ke koalisi Prabowo, posisi tawar-menawar itu berubah menjadi lobi politik.

"Sangat besar titik tawar Golkar, tapi karena Golkar sudah bergabung ke koalisi, tawar-menawar menjadi lobi dengan partai lain untuk bisa mendorong Airlangga menjadi calon wakil presiden," ucapnya.

Hendri menjelaskan dalam mendulang suara, Partai Golkar bisa merekrut Gibran untuk masuk ke partai tersebut. Meski demikian, menurutnya bukan anak muda yang disasar. Melainkan suara dari para pendukung Presiden Joko Widodo. Selain itu, Gibran juga menurutnya berpotensi mendapat suara dari aparatur sipil negara (ASN).

"Masuknya Gibran merupakan suara pendukung Jokowi. Jadi bukan anak muda yang disasar, melainkan jajaran aparat dan para pendukung Jokowi. Bukan tentang anak muda," tuturnya. (Ind/S-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat