visitaaponce.com

Panglima TNI Kirim Tim Gabungan ke Pulau Rempang

Panglima TNI Kirim Tim Gabungan ke Pulau Rempang
Panglima TNI Yudo Margono(MGN/Sumantri)

MABES TNI mengirim tim gabungan dari Puspom TNI ke Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, menyusul terjadinya bentrokan warga dengan aparat kepolisian. Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, tim diterjunkan untuk membantu kerja kepolisian.

Yudo Margono menyampaikan hal itu seusai memberikan arahan Bimtek Penanganan Tindak Pidana Pemilu di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (12/9).

"TNI sifatnya perbantuan kepada Polri," katanya.

Baca juga : Polisi Diminta Hentikan Penggunaan Gas Air Mata pada Massa di Rempang

Yudo menjelaskan pihaknya akan membantu Polri dalam mengatasi permasalahan di pulau Rempang, kepulauan Riau, dari aksi unjuk rasa menolak relokasi warga Rempang, yang berujung bentrokan antar warga dengan aparat kepolisian.

"Termasuk POM TNI kita turunkan, jangan sampai ada prajurit TNI yang terlibat, termasuk provokator, atau punya lahan yang tidak sah di sana, kita beri imbauan, Danpuspom juga sudah mengirim bantuan untuk satgas di sana," kata Panglima TNI.

Baca juga : Jokowi Akui Gusur Paksa di Pulau Rempang karena Buruknya Komunikasi

Dalam kesempatan itu, Panglima TNI mengimbau seluruh prajurit TNI agar tidak melakukan provokasi ke warga.

Sebelumnya unjuk rasa yang dilakukan warga di depan kantor BP Batam, berlangsung anarkis lantaran massa menolak relokasi terhadap warga pulau Rempang, bahkam sejumlah massa melempari petugas kepolisian yang mengamankan aksi tersebut dengan batu berukuran besar dan melakukan penganiayaan.

Warga menolak keras relokasi imbas pembangunan mega proyek "Rempang Eco-City" sebab hal itu dilakukan secara paksa dengan menggunakan tangan aparat keamanan. Proyek tersebut juga mengancam eksistensi 16 kampung adat Melayu yang ada di Pulau Rempang sejak 1834 silam.

Alih-alih menggunakan cara persuasif, personel Polri justru menggunakan cara represif dengan menembakkan gas air mata. Bahkan, gas air mata memasuki area sekolah di Pulau Rempang saat upaya penggusuran paksa dilakukan pada Kamis (7/9).

Polisi menangkap enam warga dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat pukulan. Selain itu, ratusan murid sekolah yang sedang mengikuti kegiatan belajar harus dibubarkan imbas gas air mata yang masuk ke area SMP Negeri 22 Galang dan SD Negeri 24 Galang.

Pada Senin (11/9), aksi unjuk rasa warga Pulau Rempang di depan kantor BP Batam, juga berakhir ricuh. Bentrokan antara polisi dan warga pun terhindarkan. Puluhan warga Rempang ditangkap dan puluhan personel kepolisian luka-luka dalam insiden itu.

Dua peristiwa kekerasan yang dipertunjukkan ke seantero negeri ini akhirnya mendapat sorotan dari Presiden Joko Widodo. (MGN/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat