visitaaponce.com

Kapolri Sebut Ada Miskomunikasi pada Keributan di Pulau Rempang

Kapolri Sebut Ada Miskomunikasi pada Keributan di Pulau Rempang
KAPOLRI Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat jumpa pers soal Pulau Rempang, Batam.(MGN)

KAPOLRI Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan ada komunikasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya pada keributan yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Sigit mengatakan warga tidak sepenuhnya memahami soal relokasi pembangunan Rempang Eco-Park. Padahal, ia mengklaim pada relokasi itu telah disosialisasikan kepada masyarakat Rempang.

“Sebagaimana instruksi bapak Presiden bahwa, ada komunikasi yang mungkin tidak berjalan dengan baik terkait dengan proses rencana relokasi masyarakat yang ada di Pulau Rempang," kata Sigit (14/9).

"Kejadian beberapa waktu yang lalu sebenernya sudah ada sosialisasi mungkin masyarakat masih belum semuanya memahami,” sambungnya.

Baca juga: Warga Pulau Rempang Dipaksa Setujui Relokasi, Layanan Faskes dan Sekolah Dihentikan sejak Agustus

Akibatnya, kata Kapolri, saat pemasangan patok terjadi penutupan jalan dan terjadilah keributan yang mengakibatkan bentrokan. Bahkan, massa saat itu bertindak anarkis.

Oleh karenanya, lanjut Sigit, saat pengukuran lahan dan pemasangan patok pun mengakibatkan keributan antara aparat dengan masyarakat Rempang.

“Sehingga kemudian mau tidak mau dilontarkan gas air mata untuk membubarkan. Memang ada beberapa isu di lapangan. Namun saat itu semuanya kemudian bis kita tindaklanjuti sehingga kemudian situasi termasuk masyarakat juga kemudian bisa kita atasi dengan baik,” tutur Sigit.

Baca juga: Menteri Bahlil Pernah Berjanji Tidak akan Zalim kepada Warga Pulau Rempang, Batam

Tidak berhenti sampai di situ, Sigit pun menyebutkan masyarakat Rempang pun mencoba menyuarakan aspirasinya ke depan kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin (11/9) lalu. Dalam aksinya itu, mereka menyuarakan penolakan relokasi 16 Kampung Tua Pulau Rempang.

"Namun kemudian, karena memang ada beberapa hal yang mungkin masih perlu ada kejelasan. Kemudian tentunya ini memerlukan keputusan-keputusan yang lebih komprehensif," terang Sigit.

"Ada peristiwa pada saat keluar penyerangan terhadap BP Batam perkantoran," tambahnya.

Kerahkan 400 Personel

Atas serangkaian keributan antara aparat dengan masyarakat Rempang, Sigit pun memutuskan untuk mengerahkan empat kompi atau 400 personel.

Pengerahan itu diklaim dalam rangka pengamanan proses mediasi dan dialog yang akan dilakukan soal pembangunan pulau Rempang.

"Tentunya kekuatan personel saat ini terus kita tambah ada kurang lebih 4 SSK sampai hari ini yang kita tambahkan dan ini akan terus kita tambah disesuaikan dengan eskalasi ancaman yang terjadi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan BP Batam Muhammad Rudi berkomitmen untuk menyelesaikan hunian baru untuk masyarakat Rempang Galang yang terdampak relokasi dalam pengembangan Rempang Eco City. Hal itu, disampaikannya langsung pada acara bertajuk 'Dialog Pengembangan Rempang' yang dihadiri oleh ratusan masyarakat Rempang, di Ballroom Hotel Harmoni One, Rabu (6/9).

"Relokasi ke tempat yang baru ini akan kami siapkan. Kami tidak akan pindahkan bapak dan ibu begitu saja," tegas Muhammad Rudi.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat