visitaaponce.com

Pengamat Perkuat Prabowo, Yusril Bisa Ambil Ceruk Suara Islam

Pengamat: Perkuat Prabowo, Yusril Bisa Ambil Ceruk Suara Islam
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.(Antara/Iggoy el Fitra.)

PENGAMAT politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Dr. Ujang Komarudin memaparkan poin yang menguatkan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Prof. Yusril Ihza Mahendra untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto. Menurut Ujang, Yusril dapat menguatkan Prabowo karena dapat mengambil ceruk suara Islam.
 
"Pak Prabowo dari militer, dari nasionalis, terkenal dengan ketegasannya. Nah, di saat yang sama diimbangi, ditambah kekuatannya dengan Prof Yusril yang bisa mengambil dari suara ceruk kelompok Islam. Makanya kemarin saya melihat Prof Yusril mendatangi Kiai Langitan, bersilaturahmi," ujar Ujang.

Selain dekat dengan para kiai dan ulama, Ujang menerangkan bahwa Yusril memiliki konsistensi dalam memperjuangkan nilai-nilai Partai Masyumi. Yusril meneruskan perjuangan guru dan mentornya terdahulu, salah satunya ialah M. Natsir.

Baca juga: Belum Umumkan Cawapres, Prabowo tidak Ingin Dibaca Kompetitor

Selain itu, dalam pengamatan Ujang, Yusril merupakan figur dengan kapasitas intelektual dan integritas yang luar biasa. "Prof Yusril kapasitas intelektualnya luar biasa, integritasnya juga luar biasa, lalu kapasitas kemampuan ekspertis di bidang hukumnya juga luar biasa," ujar Ujang. Integritas itu misalnya terlihat ketika Yusril dipercaya menjadi penulis pidato Presiden Soeharto di usia yang masih sangat muda. 

Berdasarkan pengamatannya, Yusril ialah satu dari sedikit akademisi yang tetap bernas atau menyampaikan sesuatu secara lugas, meskipun sudah terjun ke dunia politik. "Karena tidak banyak seorang intelektual yang masuk di politik yang bicaranya bernas. Kalau Pak Yusil bernas. Jadi kalau intelektual masuk politik biasanya hilang kebernasannya itu," ujar Ujang.

Baca juga: Megawati Dinilai Enggan Bertemu Kaesang karena Melawan Aturan PDIP

Menurut Ujang, mereka yang masuk ke dunia politik biasanya menggunakan bahasa yang bercabang dan multitafsir. Ia jarang menemukan politikus yang menggunakan bahasa yang bernas atau bertutur secara lugas. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat