visitaaponce.com

Firli Bahuri Masih Ngantor di KPK Meski jadi Tersangka

Firli Bahuri Masih Ngantor di KPK Meski jadi Tersangka
Ketua Komisi Pemberantrasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri.(MI/Moh Irfan)

KETUA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri ngantor meski sudah menjadi tersangka di kasus dugaan pemerasan Syahrul Yasin Limpo.. Rekannya, Johanis Tanak menyebut belum ada pemberhentian, jadi pentolan Lembaga Antirasuah itu harus bekerja.

"Beliau tetap masuk kantor seperti biasa karena secara yuridis beliau masih sebagai anggota pimpinan KPK yang merangkap sebagai ketua," kata Johanis melalui keterangan tertulis, Kamis, 23 November 2023.

Johanis mengatakan Firli masih harus menjalankan tugas sebelum diberhentikan. Di sisi lain, penghentian itu menjadi kewenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tugas di Kantor KPK," ucap Johanis.

Baca juga: Firli Berstatus Tersangka, Komisi III DPR: Robohnya Surau Kami

Kronologi Kasus Pemerasan Firli

Kasus ini berawal saat ada aduan masyarakat masuk ke Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan korupsi berupa pemerasan yang dialami SYL oleh pimpinan KPK pada Sabtu, 12 Agustus 2023. Namun, tidak disebut sosok pelapor dan terlapor dengan alasan masih diselidiki.

Kemudian, polisi menerbitkan surat perintah pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) pada Selasa, 15 Agustus 2023, sebagai dasar pengumpulan bahan keterangan atas informasi atau pengaduan masyarakat tersebut.

Baca juga: Kasus Firli Disebut Memalukan Buat KPK

Pada 21 Agustus 2023, diterbitkan surat perintah penyelidikan. Sehingga, tim penyelidik Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya melakukan serangkaian upaya penyelidikan untuk menemukan apakah ada peristiwa pidana yang terjadi dari aduan masyarakat tersebut.

Dalam proses penyelidikan dilakukan serangkaian klarifikasi atau permintaan keterangan kepada beberapa pihak. Pemeriksaan dilakukan mulai 24 Agustus-3 Oktober 2023 dan pemeriksaan terakhir dilakukan terhadap SYL pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Kasus dugaan pemerasan ini telah naik dari tahap penyelidikan ke penyidikan usai gelar perkara di ruang gelar perkara Bagian Pengawas Penyidikan (Bag Wasssidik) Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pada Jumat, 6 Oktober 2023.

Kesimpulan gelar perkara ditemukan unsur dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan yaitu pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dimaksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau menyalahgunakan kekuasaan, membayar atau menerima pembayaran dengan potongan atau untuk kerja sesuatu bagi dirinya sendiri dengan kata lain gratifikasi atau pemberian suap.

Setelah naik penyidikan, Polda Metro Jaya menerbitkan surat perintah penyidikan. Surat perintah penyidikan ini untuk melakukan serangkaian penyidikan mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan menetapkan tersangka.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat