Wacana 34 Jadi 40 Kementerian di Era Prabowo-Gibran akan Sangat Berpengaruh terhadap Anggaran
![Wacana 34 Jadi 40 Kementerian di Era Prabowo-Gibran akan Sangat Berpengaruh terhadap Anggaran](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/abb0dfe7e3dd525dc2671bb3cb228fa7.jpg)
WACANA penambahan jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 pada era pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, mengemuka. Pakar Kebijakan Universitas Indonesia Lina Miftahul Jannah menyebut wacana tersebut akan berpengaruh besar terhadap anggaran negara.
Pasalnya, kata Lina, Indonesia saat ini tengah fokus membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) yang membutuhkan anggaran negara cukup besar.
“Dari sisi anggaran pasti besar, ini kan negara kita dalam kondisi IKN, jadi apakah dulu sudah direncakanan? Saya pikir ide 40 kementerian Prabowo berbeda dengan zaman Jokowi pada saat 34,” ungkap Lina, Selasa (7/5).
Baca juga : Prabowo Serius Wadahi Masukan dari Sesepuh
“Jadi sangat berpengaruh kepada anggaran,” tambahnya.
Lina membeberkan sejatinya wacana penggemukan menteri acapkali mengemuka usai Pilpres digelar. Ia mencontohkan pada masa Jokowi awal memimpin, Jokowi melibatkan lembaga Lembaga Administrasi Negara (LAN) untuk menggodok wacana tersebut.
“Artinya kalau yang dulu berbasis data, pemerintah yang sekarang rencana 40 menteri ya harus berbasis data,” tegas Lina.
Baca juga : Program Makan Siang Gratis Masuk RKP 2025, Dikaji Bappenas
Lina mengingatkan penambahan kursi menteri baru jangan sampai hanya jadi ajang bagi-bagi untuk kelompok-kelompok yang mendukung Prabowo sebagai presiden.
Lina menuturkan sejatinya penambahan kursi menteri sah-sah saja tetapi bukan ditujukan untuk bagi-bagi jabatan. penggemukan kursi harus dilakukan untuk menciptakan hal yang produktif, misalnya mencari tahu prioritas negara sehingga kementerian harus dipecah.
“Jadi, melebur, menambah, mengkombinasikan kementerian itu sebenernya hak prerogatif hak presiden tetapi ada baiknya buka tujuan politik lainnya,” ucapnya.
“Melebur, menghapus itu kan pasti besar energy, jadi kita tidak bisa langsung cepat melakukan perubahan-perubahan itu,” tandas Lina. (Ykb/Z-7)
Terkini Lainnya
Kotawaringin Timur Siap Jadi Penyangga Pangan IKN
Dampak Pembangunan IKN Terhadap Masyarakat Kaltim Jadi Perhatian
Pendanaan APBN untuk IKN hingga Mei Capai Rp5,5 Triliun
Badan Bank Tanah Sediakan Lahan untuk Bangun Ecocity Penunjang IKN
20 Pertanyaan Trivia tentang Geografi, Paling Seru Dimainkan Bersama Keluarga
BMKG Modifikasi Cuaca untuk Percepat Pembangunan IKN
Pemda Diharapkan Mampu Optimalisasi Belanja
Pentingnya Intervensi Dana Desa untuk Turunkan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
Anggaran Makan Siang Gratis Rp71 Triliun, Kejelasan Program Tentukan Efektivitas
Luhut Sebut Makan Siang Gratis Dianggarkan Mulai dari Rp20 triliun
Pengamat Nilai Perlu Ada Reformulasi Kebijakan Pendidikan
RSUD Kota Palangka Raya Bangun Ruang untuk Pasien Gagal Ginjal
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap