visitaaponce.com

Momentum Evaluasi Pengeluaran Lebaran saat Pandemi

Momentum Evaluasi Pengeluaran Lebaran saat Pandemi
Pekerja menunjukkan uang Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterimanya di pabrik rokok PT Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (29/4/2021).(ANTARA/ YUSUF NUGROHO)

Dana untuk merayakan momentum selama Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri akan jauh lebih baik bila telah dialokasinya sejak enam bulan sampai setahun sebelumnya, sama seperti ketika kita merencanakan pengeluaran untuk liburan tahunan. Sehingga tidak mengganggu pengeluaran sehari-hari yang telah dianggarkan dari penghasilan bulanan.

Perencana keuangan Annisa Steviani mengatakan penting untuk realistis mengenai kesanggupan yang berbeda-beda dari tiap orang untuk merayakan momen Ramadan selama satu bulan. Bila tidak sanggup, tentu tidak ada salahnya menjalani Ramadan dengan konsumsi seperti hari-hari biasanya.

Baca juga: Gandeng Grab, Baznas Perluas Akses Layanan Zakat Daring

Evaluasi pengeluaran, dia katakan juga penting dilakukan pada pendapatan Tunjangan Hari Raya (THR) yang merupakan penghasilan tahunan. Maka, idealnya THR adalah untuk membayar pengeluaran tahunan, seperti zakat fitrah, zakat maal, kurban.

THR juga bisa dimanfaatkan untuk membayar utang konsumtif, seperti kartu kredit dan cicilan rumah, asuransi tahunan, juga kewajiban tahunan yang pasti yaitu membayar pajak kendaraan dan pajak bumi dan bangunan (PBB).

“Jangan sampai ketika waktunya tiba untuk membayar, namun uang tabungan sudah habis untuk membayar pajak. Padahal itu pengeluaran tahunan yang sudah terduga. Maka sebaiknya alokasikan sebagian dari THR, pisahkan ke rekening lain untuk membayar pajak,” kata Annissa, dalam bincang Nunggu Sunset di Instagram Media Indonesia, Kamis (6/5).

Baru kemudian, bila masih terdapat sisa dari THR, uang tersebut bisa dipakai untuk berbagi ke orang lain, gaya hidup, dan berbelanja.

“Ketika mendapatkan THR, lebih baik refleksi dahulu, apakah memiliki kewajiban lain sebelum membelanjakan uang tambahan tersebut. Membayar utang itu harus, namun berbagi masih bisa ditunda dengan rezeki selanjutnya,” kata Annisa.

Beberapa pos pengeluaran sebenarnya bisa dihilangkan saat lebaran di masa pandemi, seperti belanja kue kering untuk tamu, baju lebaran, bingkisan atau hampers lebaran. Ketika realitanya memang tidak ada alokasi keuangan untuk mengirimkan bingkisan, maka kita tidak harus mengirim balasan bingkisan dan cukup dengan ungkapan terima kasih.

“Perhatian tidak harus dikaitkan dengan barang, bisa melalui telepon, menanyakan kabar, dan lainnya,” kata Annisa.

Maka sebenarnya masa pandemi dan merayakan Hari Raya Idulfitri di masa pandemi ini menjadi momen yang penting untuk mengevaluasi pengelolaan keuangan pribadi seperti apa.

“Kita bisa menjadi menyadari bahwa bisa saja bulan depan kehilangan pekerjaan, atau THR tidak jadi dibayarkan. Saatnya mengevaluasi bahwa hal-hal yang dahulu pasti menjadi tidak pasti karena pandemi. Maka momen ini seharusnya menjadi turning point untuk menyadari bahwa uang tidak selalu ada, penting untuk hidup sesuai penghasilan, dan melunasi utang harus disegerakan,” kata Annisa. (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat