visitaaponce.com

Wajib Tahu Manfaat tidak Bercinta selama Ramadan

Wajib Tahu! Manfaat tidak Bercinta selama Ramadan
Ilustrasi.(Pexels.)

BERPUASA di bulan Ramadan tak cuma soal menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala hawa nafsu yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Tidak sedikit yang bertanya-tanya tentang perkara pasangan yang berhubungan badan di bulan puasa. Sebernarnya hubungan intim boleh-boleh saja dilakukan, asalkan di luar dari waktu berpuasa.

Memang, berhubungan suami istri bisa mendatangkan pahala. Namun, jika melanggar aturan selama Ramadan, hal tersebut tetap tidak diperbolehkan. Sebab, puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi umat Islam dan termasuk salah satu rukun Islam.

Dalam menjelaskan hal ini, Allah SWT berfirman yang berarti, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-Baqarah: 183). Salah satu syarat sah puasa adalah mampu menahan segala hawa nafsu, termasuk nafsu syahwat.

Penelitian menurut para ahli

Dalam wawancara baru-baru ini, Kourtney Kardashian berbagi soal program Kardashian yang baru. Dia pun tak segan menceritakan kehidupan seksnya dengan sang suami, Travis Barker. Keduanya sempat menjajal puasa seks.

Baca juga: Doa setelah Salat Tarawih dan Salat Witir

Hal ini terdengar aneh mengingat mereka ialah pasangan yang tak segan mengumbar kemesraan di depan publik. Namun diakuinya, puasa seks terbukti membawa manfaat. "Sebenarnya itu membuat segalanya lebih baik. Seperti, jika Anda tidak bisa minum kafein, saat Anda kali pertama minum matcha, itu enak sekali," ujar Kardashian seperti dilaporkan Bustle.

Puasa seks jadi bagian dari Ayurveda atau bentuk pengobatan tradisional India guna menghilangkan racun dari tubuh. Puasa seks berarti dengan sengaja memilih untuk tidak bercinta.

Baca juga: Niat Salat Tarawih dan Witir, Sendiri atau Berjemaah

Dari kacamata ahli, rupanya puasa seks memang memberikan manfaat. Marianne Johnson, psikoterapis dan konselor, mengatakan bahwa terapis kadang menggunakan metode yang disebut fokus sensasi agar keintiman makin intens.

Dalam metode ini, pasangan diminta untuk tidak bercinta dengan penetrasi dan fokus pada pengalaman inderawi lain.
"Secara bertahap, pasangan membangun sentuhan yang lebih intim dan akhirnya berhubungan seks," ujar Johnson, seperti dikutip dari Dazed.

Metode demikian berguna untuk mengurangi fokus pada seks yang berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini, orgasme jadi salah satu tujuan seks yang paling umum.

Dengan mengejar tujuan tersebut, pasangan bisa mengusahakan berbagai cara untuk bisa menikmati orgasme. Akibatnya, pasangan tak menikmati proses yang berlangsung hingga bisa memicu kecemasan.

Lalu, bagaimana dengan hukum berhubungan suami istri di bulan Ramadan? Cek selengkapnya di bawah ini, ya!

Hukum berhubungan suami istri saat Ramadan

Untuk mengetahui hukum berhubungan suami istri saat Ramadan, ada beberapa hal yang harus diketahui. Salah satunya ialah tentang waktu yang boleh dan tidak boleh untuk berhubungan seksual di bulan Ramadan. Berikut penjelasannya.

Terdapat pertanyaan bahwa berhubungan suami istri di bulan Ramadan tidak diperbolehkan. Ada hadis Nabi dari Abu Hurairah RA. Suatu hari para sahabat duduk-duduk di dekat Rasulullah SAW. Kemudian datanglah seorang pria menghadap beliau.

Lalu pria tersebut mengatakan, "Wahai Rasulullah, celaka aku."

Kemudian, Rasulullah SAW berkata, "Apa yang terjadi padamu?"

Pria tadi menjawab, "Aku telah menyetubuhi istri, padahal aku sedang puasa."

Kemudian Rasulullah SAW bertanya, "Apakah engkau memiliki seorang budak yang dapat engkau merdekakan?"

Pria tadi menjawab, "Tidak."

Kemudian Rasulullah SAW bertanya lagi, "Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?"

Pria tadi menjawab, "Tidak."

Rasulullah SAW kembali bertanya, "Apakah engkau dapat memberi makan kepada 60 orang miskin?"

Pria tadi juga menjawab, "Tidak."

Kemudian Rasullullah SAW terdiam. Tatkala dalam kondisi demikian, ada yang memberi hadiah satu wadah kurma kepada beliau. Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Di mana orang yang bertanya tadi?"

Pria tersebut menjawab, "Ya, aku."

Rasulullah SAW kemudian mengatakan, "Ambillah dan bersedekahlah dengannya."

Kemudian pria tadi berkata, "Apakah akan aku berikan kepada orang yang lebih miskin dariku, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada yang lebih miskin di ujung timur hingga ujung barat kota Madinah dari keluargaku."

Rasulullah SAW tertawa sampai terlihat gigi taringnya dan berkata, "Berilah makanan tersebut kepada keluargamu." (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis tersebut terlihat bahwa hukum berhubungan suami istri di bulan Ramadan haram dilakukan saat siang hari. Jika dilanggar, orang tersebut harus membayar denda yang telah ditentukan. Melansir dari NU Online, berikut kifarah udhma (kafarat besar) atau denda yang harus dibayarkan.

1. Harus memerdekakan hamba sahaya perempuan yang beriman, tak boleh yang lain.
2. Jika mampu menjalaninya, harus puasa selama dua bulan berturu-turut.
3. Namun, jika tidak mampu berpuasa selama dua bulan, wajib memberi makanan kepada 60 orang miskin, masing-masing sebanyak satu mud (kurang lebih sepertiga liter).

Berhubungan suami istri saat Ramadan diperbolehkan

Namun, terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa berhubungan suami istri di bulan Ramadan diperbolehkan. Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman yang berarti, "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu. Mereka pakaian bagimu dan kamu pun pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu; dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa itu sampai malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa." (QS Al-Baqarah: 187)

Ayat di atas menjadi landasan yang digunakan mengenai hukum berhubungan suami istri di bulan Ramadan boleh dilakukan jika dilakukan di malam hari. Dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum berhubungan suami istri di bulan Ramadan adalah sah apabila dilakukan di malam hari (setelah berbuka).

Mandi wajib

Setelah mengetahui hukum berhubungan suami istri di bulan Ramadan, hal lain yang harus diperhatikan tentang mandi wajib. Sebab, puasa adalah ibadah yang harus dilakukan saat seseorang berada dalam kondisi suci.

Berhubungan suami istri termasuk dalam hadas besar sehingga harus melakukan mandi wajib agar kembali suci dan diperbolehkan berpuasa. Lalu, bagaimana jika kondisinya masih junub dan telah masuk waktu subuh?

Ini tidak jadi masalah. Hanya, suami istri tersebut harus segera mandi wajib agar bisa salat subuh. Untuk puasanya tetap sah.

Aisyah RA berkata yang berarti, "Rasulullah SAW pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau mandi dan tetap berpuasa." (HR Muslim). Konsekuensi dari dibolehkannya hubungan intim yang berakhir hingga azan Subuh adalah masih boleh masuk Subuh dalam keadaan junub. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat