visitaaponce.com

Menepis Cerita Pahit Satu Dekade Lalu

Menepis Cerita Pahit Satu Dekade Lalu
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

SATU dekade lalu Cesar Azpilicueta masih berusia 22 tahun. Ia pun baru ditarik Chelsea dari Marseille. Betapa berbunga-bunga hatinya ketika ia masuk ke tim yang berangkat ke Yokohama untuk berlaga di ajang Piala Dunia Antarklub FIFA 2012 menghadapi juara Piala Libertadores, Corinthians Brasil.

Azpilicueta semakin berbesar hati ketika diperintahkan pelatih Rafael Benitez untuk masuk menggantikan bek kanan kawakan Branislav Ivanovic. Meski waktu pertandingan tinggal tersisa tujuh menit, itu cukup untuk seorang pemain muda yang bermimpi mendapat kesempatan bermain di pertandingan yang disaksikan jutaan mata di seluruh dunia.

Namun, penampilan perdana pemain asal Spanyol itu tidak happy ending. Azpilicueta harus keluar lapangan dengan kepala tertunduk karena Chelsea tidak bisa membalas gol yang diciptakan ujung tombak Corinthians Paolo Guerrero di menit ke-69. Chelsea gagal melengkapi koleksi piala satu dekade lalu itu.

“Apa yang saya alami pada 2012 sangatlah menyakitkan. Itu musim pertama saya bermain untuk Chelsea dan kami kalah dari Corinthians,” ujar Azpilicueta mengenang masa pahit dulu.

Ia bersyukur kesempatan untuk mengangkat piala kembali tiba. Kali ini Azpilicueta bukan lagi pemain kemarin sore, tetapi sudah menjadi pemain yang banyak makan asam-garam. Ia pun kini menjadi kapten kesebelasan The Blues.

Malam ini Chelsea mendapat kesempatan kedua untuk bisa menjadi juara dunia. Kali ini lawan yang harus dihadapi di final bukanlah Corinthians, tetapi klub asal Brasil yang sama berbahayanya, Palmeiras.

“Semoga pengalaman buruk dulu akan membantu saya kali ini. Saya menyadari bahwa ini pertandingan yang sulit, tetapi saya benar-benar termotivasi untuk memenangi kejuaraan ini sekaligus menuliskan tinta emas pada sejarah kami,” kata pemain yang serbabisa itu.

Azpilicueta yang kontraknya dengan Chelsea akan berakhir pada musim panas mendatang tidak mau terganggu dengan berbagai spekulasi yang menyebutkan dirinya akan bergabung dengan Barcelona. “Itu bukan masalah penting yang harus dibicarakan sekarang. Konsentrasi saya sekarang ialah bagaimana merebut piala ini,” tegas Azpilicueta.

 

 

Tanpa Tuchel

Chelsea berangkat ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, tanpa didampingi pelatih Thomas Tuchel. Pelatih asal Jerman itu diharuskan menjalani karantina di Inggris setelah terkonfirmasi positif covid-19.

Asisten pelatih Zsolt Loew bersama Arno Michels harus memimpin tim untuk tampil di Kejuaraan Antarklub Dunia. “Ini tantangan yang berat ketika Thomas tidak berada di sini, tetapi kami akan berupaya melakukan yang terbaik,” ujar Loew yang menjadi asisten bagi Tuchel sejak menangani Paris Saint Germain.

Menurut Loew, Tuchel tidak pernah berhenti berkomunikasi dengan tim. Ia pun setiap hari mengirimkan rekaman latihan untuk dievaluasi Tuchel. Sang pelatih kemudian mengirimkan pesan tertulis, menelepon, dan bahkan berbicara melalui panggilan video dengan seluruh pemain.

“Kami tidak mungkin meniru dia. Namun, dia pelatih terbaik di dunia. Dia merupakan energi bagi seluruh tim,” tambah Loew.

Absennya Tuchel di pertandingan final nanti pasti memberi pengaruh pada Chelsea. Tugas Azpilicueta menjadi sangat penting dan menentukan karena ia akan menjadi komandan bagi seluruh pemain untuk meredam kecepatan para pemain Palmeiras.

Seperti pertandingan di semifinal Rabu lalu, the Blues tidak akan diperkuat penjaga gawang utama, Edouard Mendy. Kiper asal Senegal itu baru pekan lalu membawa negaranya menjuarai Piala Afrika sehingga diragukan dalam kondisi fisik yang fit untuk tampil malam nanti.

Namun, kiper Kepa Arrizabalaga tampil istimewa di dua laga terakhir, yakni Piala FA dan semifinal lalu. Kiper asal Spanyol itu mampu menggagalkan tendangan penalti penyerang Plymouth Argyle, Ryan Hardle, 2 menit menjelang masa perpanjangan waktu berakhir untuk membawa the Blues menang 2-1. Rabu lalu, ia mementahkan beberapa peluang penyerang Al Hilal untuk membawa Chelsea menang 1-0 atas klub asal Arab Saudi itu.

Dengan Arrizabalaga yang kembali tampil dengan permainan terbaiknya, tantangan terletak pada pemain di lapangan untuk disiplin dalam bermain dan tidak membiarkan para pemain Palmeiras mengembangkan permainan mereka. The Blues dipastikan akan kehilangan Reece James, gelandang sayap yang mampu bermain sama baik sebagai bek kanan dan penyerang sayap karena cedera. Loew bisa mendorong Azpilicueta mengisi posisi yang ditinggalkan James.

Tinggal tiga posisi center-back akan diserahkan kepada siapa. Loew mempunyai empat pemain yang bisa mengisi posisi itu, yakni Thiago Silva, Andreas Christensen, Antonio Ruediger, dan Malang Star. Dengan melihat lawan yang akan dihadapi, Silva perlu diberi satu tempat karena sebagai orang Brasil ia paham bagaimana harus meredam permainan Palmeiras.

Pilihan yang sama harus diambil untuk menentukan siapa yang akan dipercaya mengisi double-six di tengah. Ada tiga pemain yang sama bagus kualitasnya, yakni N’Golo Kante, Jorginho, dan Mateo Kovacic. Dalam pertandingan yang menentukan seperti malam ini, Kante perlu mendapatkan tempat karena ia tidak hanya merupakan gelandang bertahan terbaik dunia saat ini, tetapi juga punya pengalaman yang sangat diperlukan the Blues untuk membuat mereka menjadi klub ketiga Inggris setelah Liverpool dan Manchester United, yang mampu menjadi juara dunia.

 

 

Kai Havertz 

Satu lagi pemain Chelsea yang pantas menjadi starter ialah penyerang asal Jerman Kai Havertz. Pemain yang disebut-sebut akan menjadi Zinedine Zidane masa depan itu dibutuhkan the Blues untuk membongkar pertahanan Palmeiras. Ia tidak hanya kuat dalam dribbling, tetapi juga kreatif dalam mencari peluang.

Kehadiran Havertz akan menguntungkan ujung tombak Romeru Lukaku karena penyerang asal Belgia itu tidak menjadi satu-satunya pemain yang harus diawasi pemain Palmeiras. Duet Havertz dengan Hakim Ziyech atau Mason Mount pun sangat kompak sehingga serangan Chelsea lebih bervariatif.

Dalam menghadapi Palmeiras yang kuat dengan keterampilan individu, Chelsea harus tampil dengan kekuatan terbaik. Tidak bisa lagi tampil medioker seperti di lima laga terakhir di Inggris karena para pemain Brasil akan 'menghukum' mereka.

Apalagi gaya 'Samba' selama ini paling tidak disukai tim-tim Inggris. Irama permainan yang kadang cepat, kadang lambat, sering membuyarkan konsentrasi para pemain dari Inggris.

Meski bermaterikan pemain yang dibesarkan di Liga Brasil, Palmeiras menunjukkan kualitas tim yang istimewa. Dengan dua tahun berturut-turut memenangi Piala Libertadores, klub paling sukses di Brasil itu tidak bisa diremehkan. Kebersamaan panjang di antara para pemain membuat mereka menjadi seperti satu jiwa.

Tiga gelandang menyerang, Dudu, Raphael Veiga, dan Gustavo Scarpa, sangat pandai untuk menempatkan diri. Gerakan tanpa bola yang mereka lakukan bisa mengejutkan pemain belakang Chelsea. Juara Liga Mesir Al Ahly kebobolan dua gol karena kecerdikan para pemain Palmeiras dalam membuka ruangan. Wallpass terukur Dudu kepada Veiga yang pertama membuat gawang Al Ahly jebol. Di babak kedua gerakan Veiga untuk menarik pemain belakang Al Ahly memudahkan Dudu mencetak gol kedua.

Ujung tombak Ronielson da Silva Barbosa, atau biasa dipanggil Rony, bisa menjadi sumber persoalan bagi Chelsea apabila dibiarkan leluasa bergerak. Ia bisa menarik lawan untuk keluar dari posisinya agar bisa ditembus rekan-rekannya dari lini kedua. Chelsea benar-benar harus berhati-hati karena lawan mereka klub yang dijuluki Campeao do Seculo atau 'Juara Abad Ini'.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat