Regragui di Ambang Sejarah Piala Dunia
PELATIH timnas Maroko Walid Regragui menjadi pelatih Afrika pertama yang membawa timnya mencapai perempat final Piala Dunia ketika anak-anak asuhannya mengalahkan Spanyol lewat adu penalti. Hal itu dilakukannya saat baru ditunjuk sebagai pelatih Maroko, Agustus lalu.
Regragui menjadi pelatih timnas Maroko setelah pelatih sebelumnya, Valid Halilhodzic dipecat karena berselisih pendapat dengan federasi sepak bola negara itu.
Namun, tujuh laga kemudian, Singa Atlas tidak terkalahkan dengan hanya kebobolan satu gol, gol bunuh diri di laga pamungkas penyisihan grup melawan Kanada.
Baca juga: Pelatih Maroko Akui Membiarkan Spanyol Menguasai Bola
Dalam tempo lima bulan setelah meninggalkan Wydad Casablanca, Regragui sukses menjadi pelatih timnas dan membawa negaranya menjadi negara Afrika Utara atau Arab pertama yang mencapai perempat final Piala Dunia.
Jika berhasil menang atas Portugal, Sabtu (10/12), Maroko akan menjadi tim Afrika pertama yang berhasil mencapai semifinal Piala Dunia, melewati rekor Kamerun pada 1990, Senegal pada 2002, dan Ghana pada 2010.
"Jika bisa, terjadilah, jika tidak, ya tidak," ujar Regragui ketika ditanya mengenai peluangnya mencetak sejarah.
"Itu sama sekali tidak terkait bahwa saya adalah orang Arab. Saya bekerja keras untuk ini. Mungkin, saat saya tua, saya akan bangga. Saat in, saya hanya bangga dengan raihan anak-anak asuhan saya."
"Mencapai hal ini bersama pelatih lokal adalah prestasi yang luar biasa bagi saya dan negara saya," lanjutnya.
Timnas Maroko bekerja keras menutup pergerakan para pemain Spanyol saat mereka tampil untuk pertama kali di babak 16 besar Piala Dunia sejak 1986.
Taktik Regragui untuk membiarkan Spanyol menguasai bola berbuah manis.
Di babak adu penalti, kiper Yassine Bounou menjadi pahlawan setelah tiga eksekutor Spanyol gagal menjalankan tugas mereka.
"Kami sepakat untuk membiarkan Spanyol menguasai bola, bukan karena takut. Tidak ada tim yang bisa merebut bola dari mereka. Jadi, saya menerima hal itu. Kami bekerja keras mengimplementasikan rencana itu selama empat hari," papar Regragui.
Regragui tidak akan menjadi pelatih Maroko seandainya Halilhodzic tidak mendepak pemain bintang Hakim Ziyech dan Noussair Mazraoui karena masalah disiplin.
Keputusan Halilhodzic itu membuat pelatih Bosnia itu berselisih dengan federasi sepak bola Maroko dan akhirnya dipecat.
Regragui, yang ditunjuk sebagai pengganti, langsung memanggil kembali Ziyech dan Mazraoui. Keduanya terbukti berperan penting untuk timnas Maroko selama Piala Dunia 2022. (AFP/OL-1)
Terkini Lainnya
Profil Leandro Paredes, Pembobol Gawang Indonesia dalam Laga FIFA Matchday
Tiket Indonesia vs Argentina Dijual Mulai 5 Juni, Segini Harganya
Chilwell Mengaku Lebih Siap Mental Setelah Absen di Piala Dunia 2022
Berhalter Berpeluang Kembali Tukangi Timnas AS
Qatar Dituding Mata-matai Jaksa Swiss yang Tengah Selidiki FIFA
Staker Token PINTU Dapat Nonton Gratis Live Streaming Pesta Bola Dunia 2022
Gol Larut Buyarkan Harapan Tanzania Raih Kemenangan Pertama di Piala Afrika
Maroko Ditahan Imbang Kongo di Piala Afrika
Timnas Indonesia, U-17 vs Maroko dan Tim Senior Hadapi Irak Malam Ini
Laga Penentuan, Timnas U-17 Diminta Tampil Tanpa Beban saat Hadapi Maroko
Laga U-17 Indonesia Vs Panama Malam Ini, Penjagaan Stadion Gelora Bung Tomo Diperketat
Piala Dunia U17, Indonesia Masuk Grup A Bersama Ekuador, Panama, dan Maroko
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap