visitaaponce.com

Regragui di Ambang Sejarah Piala Dunia

Regragui di Ambang Sejarah Piala Dunia
Pelatih timnas Maroko Walid Regragui dilempar oleh para pemainnya usai mengalahkan Spanyol di 16 besar Piala Dunia 2022.(AFP/Glyn KIRK)

PELATIH timnas Maroko Walid Regragui menjadi pelatih Afrika pertama yang membawa timnya mencapai perempat final Piala Dunia ketika anak-anak asuhannya mengalahkan Spanyol lewat adu penalti. Hal itu dilakukannya saat baru ditunjuk sebagai pelatih Maroko, Agustus lalu.

Regragui menjadi pelatih timnas Maroko setelah pelatih sebelumnya, Valid Halilhodzic dipecat karena berselisih pendapat dengan federasi sepak bola negara itu.

Namun, tujuh laga kemudian, Singa Atlas tidak terkalahkan dengan hanya kebobolan satu gol, gol bunuh diri di laga pamungkas penyisihan grup melawan Kanada.

Baca juga: Pelatih Maroko Akui Membiarkan Spanyol Menguasai Bola

Dalam tempo lima bulan setelah meninggalkan Wydad Casablanca, Regragui sukses menjadi pelatih timnas dan membawa negaranya menjadi negara Afrika Utara atau Arab pertama yang mencapai perempat final Piala Dunia.

Jika berhasil menang atas Portugal, Sabtu (10/12), Maroko akan menjadi tim Afrika pertama yang berhasil mencapai semifinal Piala Dunia, melewati rekor Kamerun pada 1990, Senegal pada 2002, dan Ghana pada 2010.

"Jika bisa, terjadilah, jika tidak, ya tidak," ujar Regragui ketika ditanya mengenai peluangnya mencetak sejarah.

"Itu sama sekali tidak terkait bahwa saya adalah orang Arab. Saya bekerja keras untuk ini. Mungkin, saat saya tua, saya akan bangga. Saat in, saya hanya bangga dengan raihan anak-anak asuhan saya."

"Mencapai hal ini bersama pelatih lokal adalah prestasi yang luar biasa bagi saya dan negara saya," lanjutnya.

Timnas Maroko bekerja keras menutup pergerakan para pemain Spanyol saat mereka tampil untuk pertama kali di babak 16 besar Piala Dunia sejak 1986.

Taktik Regragui untuk membiarkan Spanyol menguasai bola berbuah manis. 

Di babak adu penalti, kiper Yassine Bounou menjadi pahlawan setelah tiga eksekutor Spanyol gagal menjalankan tugas mereka.

"Kami sepakat untuk membiarkan Spanyol menguasai bola, bukan karena takut. Tidak ada tim yang bisa merebut bola dari mereka. Jadi, saya menerima hal itu. Kami bekerja keras mengimplementasikan rencana itu selama empat hari," papar Regragui.

Regragui tidak akan menjadi pelatih Maroko seandainya Halilhodzic tidak mendepak pemain bintang Hakim Ziyech dan Noussair Mazraoui karena masalah disiplin.

Keputusan Halilhodzic itu membuat pelatih Bosnia itu berselisih dengan federasi sepak bola Maroko dan akhirnya dipecat.

Regragui, yang ditunjuk sebagai pengganti, langsung memanggil kembali Ziyech dan Mazraoui. Keduanya terbukti berperan penting untuk timnas Maroko selama Piala Dunia 2022. (AFP/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat