visitaaponce.com

Manchester Biru Merayakan Sejarah Baru

Manchester Biru Merayakan Sejarah Baru
MANCHESTER City akhirnya mencicipi status sebagai tim jawara Eropa setelah mengalahkan Inter Milan, Minggu (11/6)..(AFP)

MANCHESTER City akhirnya mencicipi status sebagai tim jawara Eropa. The Citizens menyandang gelar Liga Champions mereka setelah sempat begitu dekat pada edisi 2020/2021 gagal di final. Akhirnya, tiba saatnya bagi kubu Manchester Biru merayakan sejarah baru.

City menciptakan kejayaan di Liga Champions 2022/2023 usai memenangi laga final menghadapi Inter Milan yang berlangsung di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki. Gol semata wayang dari Rodri mengantarkan City unggul tipis 1-0.

Tembakan terukur Rodri di menit ke-68 membuat City untuk pertama kali juara Liga Champions. Piala Si Kuping Besar itu juga sekaligus menyempurnakan trofi City yang musim ini meraih treble winner usai Liga Primer Inggris dan Piala FA.

Baca juga : Manchester City Bergabung dengan Tujuh Klub Elite Peraih Treble Winner

Torehan City tersebut juga menyamai rival sekota Manchester United pada 1999 sebagai tim Inggris yang sukses menyabet tiga gelar dalam satu musim.

"Itu tidak mudah. Kami menghadapi tim yang luar biasa," kata Rodri.

Baca juga : Pep Guardiola, Pelatih Pertama yang Raih Dua Treble Winner

Rodri melepaskan tembakan dari umpan tarik Bernardo Silva di pertengahan babak kedua. Kehilangan Kevin De Bruyne karena cedera di babak pertama, City sempat kehilangan ritme biasanya.

Meski Erling Haaland yang mencetak 52 gol musim ini tak mampu menceploskan bola dan menjalani pertandingan kelima berturut-turut tanpa gol, kemenangan 1-0 sudah cukup bagi City.

Tiga gelar tersebut memantapkan City sebagai tim yang dominan di Inggris dan Eropa. Laga spesial itu turut disaksikan oleh pemilik City, Sheikh Mansour, yang yang sangat jarang hadur di pertandingan klubnya.

"Saya pikir kami membuat sejarah. Hal baiknya adalah kami menginginkan lebih. Proyek ini menginginkan lebih banyak, lebih banyak ambisi," ujar Rodri.

Bagi sang pelatih Guardiola, gelar kasta tertinggi Eropa ini mengakhiri penantiannya selama 12 tahun. Ini menjadi yang ketiga kalinya dia membawa tim meraih Liga Champions setelah dua gelar bersama Barcelona.

Guardiola kini bergabung dengan jajaran pelatih elite yang telah memenangi kompetisi tiga kali.

"Sangat sulit untuk meraihnya. Mereka (para pemain) sangat bagus. Saya katakan di babak pertama, bersabarlah Anda harus beruntung," ucap Guardiola.

"(Gelar juara) itu tertulis di bintang-bintang. Itu milik kita," tambahnya.

Kilas balik

Dalam perjalanan menuju final, City menyingkirkan RB Leipzig, Bayern Muenchen, dan Real Madrid.

Melawan Inter tak mudah selain karena De Bruyne yang terpaksa ditarik keluar, pertahanan Nerazzurri terbilang kokoh. Babak pertama strategi Inter yang memainkan pola bertahan berjalan baik.

Usai kebobolan gol Rodri, Inter meningkatkan intensitas untuk mengejar gol penyeimbang. Hanya, sundulan Federico Dimarco di babak kedua membentur mistar kemudian di menit ke-88 Ederson membuat penyelamatan gemilang terhadap tandukan Romelu Lukaku di mulut gawang.

Inter berharap bisa membuat kejutan dan mengangkat trofi untuk keempat kalinya namun ambisi itu buyar. Sang pelatih Simone Inzaghi tetap memuji skuadnya.

"Kami tidak pantas kalah. Kami bermain melawan tim top, tentu saja, tetapi Inter juga memainkan final yang hebat," kata Inzaghi. (AFP/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat