visitaaponce.com

Alonso Persembahkan Juara untuk Leverkusen

Alonso Persembahkan Juara untuk Leverkusen
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(Seno)

TIDAK banyak pemain sepak bola hebat kemudian bisa menjadi pelatih yang hebat. Xabi Alonso merupakan salah satu yang diberi kelebihan untuk menurunkan bakar besarnya sebagai pemain kepada anak-anak asuhannya.

Dua musim cukup bagi Alonso untuk membuktikan tangan dinginnya. Menjadikan Bayer Leverkusen dari tim papan tengah melompat untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka merebut juara Bundesliga.

Minggu (14/4) malam bisa menjadi pengukuhan juara lebih awal bagi Leverkusen saat mereka menjamu Werder Bremen. Apalagi, kalau 'raksasa' Bayern Muenchen tersandung lagi oleh Koeln, benar-benar sekadar sebagai pertandingan seremoni untuk juara baru Bundesliga.

Baca juga : Bayer Leverkusen vs West Ham United, Leverkusen Menang Atas West Ham di Liga Europa

Dengan selisih 16 poin dari Bayern dan VfB Stuttgart, Leverkusen tidak mungkin lagi bisa tertahankan untuk menjadi juara. Enam pertandingan yang tersisa mustahil untuk bisa membuat Bayern dan Stuttgart bisa mengejar Leverkusen.

Tidak mungkin lagi Bayern mengulangi kesuksesan seperti musim lalu saat mereka membuyarkan mimpi Borussia Dortmund menjadi juara di pertandingan terakhir Bundesliga. Sang raksasa harus menerima kenyataan terputus sudah 11 kali juara mereka oleh mantan pemain yang tiga kali ikut mengantar FC Hollywood itu menjuarai Bundesliga.

Alonso bergabung dengan Bayern Muenchen pada 2014 setelah ikut berhasil membawa Real Madrid merebut gelar juara Liga Champions. Selama tiga musim bergabung sampai pensiun dari status pemain pada usia 35 tahun, Alonso selalu menjadi bagian kesebelasan Bayern Muenchen yang merajai Bundesliga.

Baca juga : Xabi Alonso Ingin Buat Keajaiban Bersama Bayer Leverkusen

 

Born to win

Cerita perjalanan sepak bola Alonso dipenuhi prestasi besar. Sejak pertama kali bermain untuk klub provinsi kelahirannya, Real Sociedad, pada 2000, Alonso menjadi kapten kesebelasan yang membawa tim asuhan John Toshack menjadi runner-up La Liga 2002/2003.

Baca juga : Leverkusen Semakin Dekat Meraih Trofi Bundesliga

Penampilan yang meyakinkan sebagai gelandang di Sociedad membuat pelatih Liverpool Rafael Benitez jatuh hati dan membawanya ke Anfield. Ternyata Liverpool menjadi kotanya yang kedua dan Anfield merupakan tempat yang selalu melekat di hatinya.

Pada tahun pertama dari lima musim bersama the Reds, Alonso ikut membawa Liverpool memenangi Liga Champions 2005. Bahkan, dari kaki Alonso, Liverpool bisa menyamakan kedudukan menjadi 3-3 kemudian menang 3-2 dalam adu tendangan penalti di final.

Penampilan Alonso yang semakin matang membuat raksasa sepak bola Real Madrid memboyongnya ke Stadion Bernabeu dengan bayaran 30 juta pound sterling. Kesuksesan sebagai bagian tim Spanyol yang memenangi Piala Eropa membuat Alonso pantas untuk dibayar mahal. Apalagi kemudian ia pun menjadi bagian dari La Furia Roja yang menjadi juara dunia 2010.

Baca juga : Diwarnai Kartu Merah, Laga Bremen VS Frankfurt Berakhir Imbang

Alonso ikut menjadi bagian kesuksesan Real Madrid yang memenangi La Liga 2012 dan Liga Champions 2014. Setelah kegagalan Spanyol di Piala Dunia 2014, Alonso memutuskan untuk mundur dari tim nasional. Ia pun mengakhiri kariernya sebagai pemain setelah tiga musim membela Bayern Muenchen.

Perjalanan 20 tahun sebagai pemain memberikan banyak ilmu sepak bola bagi Alonso. Bersama empat rekannya, Raul, Xavi, Victor Valdez, dan Joan Capdevila, ia pun kemudian mengikuti program UEFA Elite Coaching Course.

Beruntung bagi Alonso, setelah mengikuti kursus kepelatihan, ia dipercaya untuk menangani Real Madrid U-14 pada 2018. Kebersamaan dengan pemain-pemain muda membuat Alonso bisa melewati transisi dengan mulus. Sebagai bintang besar sepak bola Spanyol, para pemain muda otomatis kagum dan mau mengikuti arahan Alonso.

Setahun kemudian Alonso dipercaya untuk menangani Real Sociedad B yang bermain di Divisi II B La Liga. Ternyata Alonso memang dilahirkan untuk menjadi pemenang, born to win. Ia berhasil membawa tim asuhannya masuk Divisi II hanya dalam satu musim.

Penulis Zig Ziglar yang memperkenalkan istilah born to win mengingatkan, menjadi pemenang tidak bisa dicapai dengan sendirinya. “Kita harus merencanakan kemenangan itu, mempersiapkan, dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh.”

Alonso menjalankan konsep itu ke dalam praksis. Itulah yang membuat banyak klub melihat potensi besar yang dimiliki pelatih asal Spanyol itu. Salah satunya Borussia Moenchengladbach yang mencoba mendekati Alonso untuk mengisi jabatan yang kosong di klub mereka.

 

Sabar

Alonso bukan tipikal pribadi yang suka cepat naik ke puncak. Ia menolak tawaran Moenchengladbach dan memilih untuk mematangkan diri di Real Sociedad B. Ia memutuskan untuk memperpanjang kontraknya di klub itu selama satu tahun.

Pada 2022, Alonso didatangi manajemen Bayer Leverkusen yang berharap bantuannya untuk menyelamatkan klub mereka dari degradasi. Leverkusen ketika itu berada di urutan kedua paling bawah klasemen Bundesliga. Ia diminta untuk menggantikan pelatih asal Swiss Gerardo Seoane Castro yang dianggap gagal menangani Leverkusen.

Alonso langsung menunjukkan tangan dinginnya untuk mengangkat Leverkusen naik ke peringkat keenam Bundesliga 2022/2023 sehingga berhak tampil di Liga Eropa musim berikutnya. Tidak hanya itu, pelatih baru asal Spanyol itu mampu membawa Leverkusen lolos hingga semifinal Liga Europa sebelum disingkirkan AS Roma.

Di musim keduanya sekarang ini, Alonso melakukan perbaikan tim. Di awal musim panas lalu ia tarik Granit Xhaka dari Arsenal. Ia datangkan juga Alejandro Grimaldo dari Benfica, Nathan Tella dari Southampton, Jonas Hoffman dari Moenchengladbach, dan Victor Boniface dari Union Saint-Gilloise.

Pola 3-4-3 yang dimainkan Alonso membuat Leverkusen sangat efektif. Mereka sangat solid dalam menjaga daerah permainan, dengan operan yang cepat bisa melakukan melakukan serangan balik yang mematikan lawan.

Xhaka menjadi pilar utama di lapangan tengah, sementara Florian Wirtz menjadi motor menyuplai umpan-umpan matang kepada Patrik Schick dan Boniface sebagai ujung tombak. Alonso menanamkan kesabaran kepada anak-anak asuhannya untuk terus mencoba dan menekan pertahanan lawan sampai detik-detik terakhir.

Di perempat final Liga Europa pada Kamis (11/4) malam, dua gol kemenangan Leverkusen atas West Ham United datang 7 menit menjelang bubaran. Di sepanjang musim kali ini, serangan di menit-menit terakhir seperti itu selalu menjadi penentu keberhasilan Leverkusen.

Musim kali ini sungguh istimewa bagi Leverkusen. Hingga 28 pertandingan yang dimainkan, mereka belum terkalahkan. Pantas apabila mereka membuat sejarah, pertama kali Leverkusen menjuarai Bundesliga.

Dengan prestasi yang luar biasa itu, tidak mengherankan klub besar seperti Bayern Muenchen, Liverpool, dan Real Madrid berebut untuk mendapatkan Alonso guna mengisi posisi pelatih mereka yang akan segera kosong. “Sungguh menyenangkan apabila bisa kembali ke Liga Primer. Namun, untuk sementara saya memutuskan untuk tetap di sini karena kami baru mulai berhasil membangun tim, membangun semangat tim, dan saya ingin menikmati kebersamaan ini,” ujar Alonso saat menanggapi berbagai tawaran yang datang kepadanya.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat