visitaaponce.com

Bangun Usaha Lewat Media Digital Ini yang Perlu Diketahui

Bangun Usaha Lewat Media Digital? Ini yang Perlu Diketahui
Ilustrasi. Marketplace atau website atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai toko.(Ist/vector4free)

MEMASUKI era transformasi digital, pemerintah Indonesia semakin giat membangun infrastruktur digital guna memfasilitasi masyarakat yang hendak berinteraksi secara digital. Transformasi digital mengubah interaksi manusia dari phisical space menuju cyberspace.

”Transformasi digital bisa dijumpai pada aktivitas perdagangan menjadi e-commerce, keuangan menjadi e-money, e-book, e-voting, bahkan e-government,” tutur dosen Ilmu Komunikasi Universitas Merdeka Malang Ana Mariani, pada webinar literasi digital ”Indonesia Makin Cakap Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI untuk komunitas digital di wilayah Bali - Nusa Tenggara, Jumat (29/7).

Ana Mariani mengatakan, untuk sektor bisnis perdagangan, transformasi digital memunculkan toko online (online shop) dan loka pasar (market place) sebagai tempat bertransaksi jual beli.

Meskipun sama-sama menjadi tempat penjual dan pembeli bertransaksi, namun ada perbedaan di antara keduanya.

Online shop, menurut Ana, adalah tempat terjadinya suatu transaksi penjualan barang atau jasa di internet. Online shop tidak harus ada pada website.

”Kita juga bisa membuka toko online di media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok dan lainnya,” ujar Kabiro Humas Unmer Malang itu, dalam diskusi virtual bertajuk ”Kiat Membangun Usaha Melalui Media Digital”.

Adapun marketplace, lanjut Ana, merupakan website atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai toko.

Marketplace juga berfungsi sebagai tempat untuk memfasilitasi pedagang online dalam menjual produknya.

Baca juga: Digital Marketer Berbagi Kiat Bisnis Mudah Dikenal

Melalui marketplace, proses jual beli dapat berjalan dengan cepat dan mudah, karena dibantu dalam mempromosikan produk dagangannya dan juga memberi fasilitas dalam hal bertransaksi secara online.

Pemilik marketplace, menurut Ana, tidak bertanggung jawab terhadap barang yang dijual. Karena tugas mereka adalah menyediakan tempat bagi penjual yang ingin berjualan dan membantu mereka bertemu pelanggan, serta melakukan transaksi dengan simpel dan mudah.

”Transaksi online tersebut diatur oleh marketplace dan setelah menerima pembayaran penjual akan mengirim barang tesebut kepada pembeli,” jelas Ana Mariani.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 yang merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital ini diselenggarakan oleh Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi. Kegiatan yang diagendakan digelar hingga awal Desember nanti diharapkan mampu memberikan panduan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas digital.

Ana menambahkan, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar.

Ada lima teknologi yang paling potensial memicu pertumbuhan ekonomi digital. ”Kelimanya adalah mobile internet, big data, internet of things,automation of knowledge, dan cloud technology,” pungkas Ana Mariani.

Webinar yang merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten itu membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama.

Empat pilar utama yakni, digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Dari sudut pandang budaya digital (digital culture), dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Gilang Jiwana Adikara menegaskan pentingnya pemahaman antara ruang pribadi dan ruang publik.

Ruang pribadi adalah ruang di mana hak kita terjamin sepenuhnya. Sementara ruang publik, hak kita akan dibatasi dan bersinggungan dengan hak orang lain.

”Gawai kita adalah pintu ke dunia digital. Seperti di dunia nyata, ada rambu-rambu yang membuat kita aman dan nyaman bermedia digital,” tegas Gilang dalam webinar yang juga diikuti secara nobar oleh beberapa komunitas digital di Nusa Tenggara.

Bagi Gilang, berbisnis di media digital menjadi tantangan karena berbeda wilayah berbeda pula budayanya.

”Meskipun demikian, ekonomi digital membuka peluang untuk mandiri,” pungkasnya.

Sejak dilaksanakan pada 2017, Gerakan Literasi Digital Nasional telah menjangkau 12,6 juta warga masyarakat.

Pada 2022, Kominfo menargetkan pemberian pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta warga masyarakat.

Dipandu oleh moderator Theodora Mayang Sisilitan, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Inta Oceannia selaku key opinion leader. Informasi lebih lanjut silakan akses info.literasidigital.id atau akun Instagram @siberkreasi. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat