visitaaponce.com

Pentingnya Bertindak Positif, Kreatif, dan Aman di Internet

Pentingnya Bertindak Positif, Kreatif, dan Aman di Internet
Ilustrasi. Penggunaan internet di keluarga.(Ist/Istock)

TEKNOLOGI informasi di dunia terus berkembang secara masif. Terbukti, di Indonesia saja pengguna internet sudah mencapai 202 juta.

Fakta tersebut telah mengubah gaya hidup manusia menjadi serba digital: menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas.

”Tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun. Diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital,” tutur pengajar Universitas Bali Internasional Komang Tri Werthi.

Baca juga : Kebutuhan IP Address Naik, APJII Dukung Rencana Pemerintah Terapkan IPv6

Pernyataan Komang disampaikan saat tampil sebagai narasumber dalam webinar ”Indonesia Makin Cakap Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI untuk komunitas digital di wilayah Bali – Nusa Tenggara, Rabu (21/9).

Komang menyatakan, keamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman.

”Tidak hanya untuk mengamankan data yang dimiliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” tegasnya.

Baca juga : Kemenkominfo Ingatkan Masyarakat Ancaman Kejahatan Daring Catfishing

Untuk itu, lanjut Komang, masyarakat juga butuh pemahaman terhadap kompetensi keamanan digital, seperti: mengamankan perangkat digital, identitas digital, waspada penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan keamanan digital bagi anak.

Komang menambahkan, agar aman berselancar di ruang digital, masyarakat hendaknya perlu berhati-hati terhadap pesan yang meminta informasi pribadi.

”Selain itu, hindari penggunaan komputer publik, perbarui software, pastikan jaringan aman (hindari Wifi publik), dan update browser,” jelasnya.

Baca juga : Gandeng Universitas Terkemuka, Yandex Luncurkan Kampanye Kecerdasan Buatan

Tips aman bermedia digital, menurut Komang, yakni: gunakan password yang kuat dan pastikan mengaktifkan 2FA (Two-Factor Authentication), tidak sembarangan membagi data pribadi di media sosial, waspadai tautan tak dikenal (email, medsos, chatting), dan tidak merespons panggilan telepon tak dikenal yang ujungnya meminta data pribadi (password dan PIN).

”Kenali dengan seksama dengan siapa kita berkomunikasi di internet. Hati-hati juga saat berbelanja online (pastikan penjual terpercaya dan belanja dari tempat terpercaya), dan hanya install aplikasi dari tempat resmi (AppStore atau Google Play),” pungkas Komang Tri Werthi.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 yang merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) ini diselenggarakan oleh Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi dan mitra jejaring lainnya.

Baca juga : Terapkan Tranformasi Digital, PTK Raih Tiga Penghargaan pada Ajang IDIA 2023

Kegiatan yang diagendakan digelar hingga awal Desember nanti ini diharapkan mampu memberikan panduan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas digital.

Sejak dilaksanakan pada 2017, GNLD telah menjangkau 12,6 juta warga masyarakat. Pada tahun 2022, Kominfo menargetkan pemberian pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta warga masyarakat.

Pelatihan literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten itu selalu membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Baca juga : Dukung Digitalisasi, PLN Icon Plus Hadirkan Paket Infrastruktur Teknologi

Dari perspektif etika digital (digital ethics), pengajar STMIK Primakara Ni Luh Putu Ning Septyarini Putri Astawa menegaskan, interaksi dan partisipasi dengan berbagai orang di ruang digital dengan media digital membutuhkan etika digital.

Netiket atau etika berinternet, yang merupakan tata krama dalam menggunakan internet, lanjut perempuan yang akrab disapa Tuning itu, harus didasari adanya kesadaran bahwa interaksi dan komunikasi dilakukan dengan manusia nyata di jaringan yang lain.

Untuk itu, sambung Tuning, dibutuhkan kompetensi literasi digital terkait netiket. Yakni, kompetensi mengakses informasi sesuai netiket di platform digital, menyeleksi dan menganalisis informasi, membentengi diri dari tindakan negatif, memproduksi dan mendistribusi informasi, dan memverifikasi pesan.

Baca juga : RajaFiber Penetrasi Pasar Baru Pengguna Internet di Tujuh Provinsi

”Selain itu, kompetensi berpartisipasi membangun relasi sosial dengan menerapkan netiket, lalu berkolaborasi data dan informasi dengan aman dan nyaman di platform digital,” tandas Tuning dalam diskusi virtual bertajuk ”Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”, yang juga diikuti secara nobar oleh komunitas digital di Denpasar.

Dipandu moderator Theodora Mayang, webinar kali ini juga menghadirkan influencer Nelly Carey selaku key opinion leader. Informasi lebih lanjut silakan akses info.literasidigital.id atau akun Instagram @siberkreasi. (RO/OL-09)

Baca juga : Kisah Inspiratif Hypernet, dari Warnet jadi Perusahaan IT dengan Ribuan Klien

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat