visitaaponce.com

Hati-hati Berselancar di Internet, Jejak Digital Sulit Dihapus

Hati-hati Berselancar di Internet, Jejak Digital Sulit Dihapus
Ilustrasi jejak digital(Freepik.com)

SETIAP aktivitas di internet akan selalu meninggalkan jejak atau rekam digital yang tidak akan terhapus. Dibutuhkan kehati-hatian dalam beraktivitas di dunia maya, termasuk dalam mengunggah foto, teks, atau video. 

Tanpa kewaspadaan, hal itu bisa merugikan diri sendiri karena bisa menjadi sasaran kejahatan oknum tak bertanggung jawab. Demikian beberapa benang merah dalam webinar yang mengambil tema “Jaga Kebocoran Data Pribadi dari Hacker” di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Saat menggunakan internet atau beraktivitas di ruang digital, menurut dosen Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin Muhammad Ridha, ada dua jenis identitas yang terlihat dan yang tak terlihat. Identitas yang terlihat adalah nama akun, foto profil pengguna, deskripsi pengguna, dan identitas lain yang tercantum. 

Sementara identitas yang tak terlihat adalah nomor identifikasi pribadi (PIN), kata sandi, two factor authentication, one time passcode, dan identitas lainnya.

“Apabila hendak memilih identitas asli atau samaran di ruang digital, sebaiknya disertai tanggung jawab dengan pilihan tersebut. Yang jelas, lindungi dan konsolidasikan identitas digital dalam berbagai platform yang dimiliki,” ucapnya.

Aktivitas di internet, lanjut Ridha, akan selalu meninggalkan jejak. Jejak terbagi menjadi dua, yaitu pasif dan aktif. Jejas pasif adalah jejak yang kita tinggalkan secara daring tanpa sepengetahuan pengguna. Contohnya adalah penyedia layanan internet dan perkiraan lokasi akan terpantau selama berselancar di dunia maya. 

“Sementara jejak aktif adalah data yang sengaja kita kirim ke platform digital. Misalnya, foto dan video yang diunggah di media sosial, riwayat penelusuran situs, riwayat pencarian, maupun unggahan teks,” tuturnya.

Oleh karena itu, menurut Ridha, jejak atau rekam digital perlu benar-benar dijaga karena sangat berpengaruh pada reputasi pengguna. Begitu juga dengan identitas digital yang harus dilindungi sebab itu merupakan kunci untuk masuk ke ruang digital. Selain itu, rekam digital sulit dihapuskan.

Baca juga : Enam Jurus Membentengi Akun Twitter dari Penipu Online

Koordinator ASPIOKOM Wilayah Bengkulu Dhanuserto Hadiprashada menuturkan, setiap individu yang aktif berselancar di ruang digital harus memiliki kompetensi aman bermedia digital. Kompetensi tersebut meliputi pengetahuan dasar mengenai fitur perlindungan perangkat keras, perlindungan data pribadi, dan pengetahuan dasar ragam penipuan di dunia digital. 

“Tak hanya untuk kebutuhan pribadi, kompetensi ini juga penting diterapkan pada anak-anak disebabkan tingginya intensitas mereka dengan gawai,” ujar Dhanuserto.

Dosen di Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar, Andi Asy’hary Arsyad mengingatkan pentingnya etika. Kendati media sosial bank dunia maya, etika dibutuhkan seperti halnya di dunia nyata. Sebab, orang-orang yang beraktivitas di dunia maya datang dari latar belakang berbeda-beda dan memiliki standar norma yang tak sama pula.

“Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antarinsan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital,” ucapnya.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. 

Kegiatan itu khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. (RO/OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat