visitaaponce.com

Talenta Digital Indonesia Lebih Berpotensi Dibanding dengan India

Talenta Digital Indonesia Lebih Berpotensi Dibanding dengan India
Tim Sagara Technology siap mengembangkan talenta digital di Indonesia.(Ist)

RANAH digital di Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan perkiraan berkembangnya internet economy yang mencapai 124 miliar USD pada tahun 2025.

Salah satu faktor kunci dari pertumbuhan ranah digital adalah munculnya talenta digital yang sangat terampil dalam memanfaatkan teknologi untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan.

Dari software engineers hingga digital marketers, talenta digital dari Indonesia sangat dicari baik dari perusahaan nasional maupun internasional.

Baca juga: Potensi Kecerdasan Buatan Makin Dilirik Industri Manufaktur

"Sagara Technology juga ingin menemukan dan mengembangkan talenta digital di Indonesia itu sendiri. Sifat dari digital talent berkualitas tinggi dari Indonesia ini bisa dikarakteristikan dengan kreativitas, inovasi dan adaptabilitas," kata CEO Segara Tech Devi dalam keterangan, Rabu (26/4).

"Tetapi menurut saya sebagai wanita yang bekerja di industri teknologi, terdapat beberapa kendala yang dihadapi talenta digital di Indonesia ini," ujar Devi.

"Salah satunya adalah hambatan dalam edukasi dan pelatihan di ranah digital. Meski negara kita sendiri telah mengembangkan akses dalam edukasi menjadi lebih mudah, tetapi kualitas tiap daerah atau provinsi berbeda-beda," jelasnya.

Baca juga: Inovasi Teknologi HRIS Indonesia Curi Perhatian di Pameran Hannover Messe Jerman

"Hal ini menyebabkan kesenjangan dalam skills apalagi dalam ranah digital sehingga kurangnya ahli dalam bidang tersebut,' ujar Devi.

Devi juga menegaskan  potensi Indonesia sangat tinggi untuk mengungguli India di bidang pengembangan talenta digital.

Devi mennjelaskan bahwa problem utama yang harus dipecahkan sebagai berikut: 

1. Sistem Edukasi

Sagara Technology menyaring talenta digital muda terbaik di seluruh universitas terkemuka Indonesia dari Telkom University, ITB, Universitas Indonesia, hingga top-tier global campus dari Monash University, University of London, Babson College (Boston), sampai Harvard Business School.

2. Kelancaran Berbahasa Inggris

"Dengan klien kami dari berbagai negara, penggunaan bahasa inggris merupakan hal vital untuk komunikasi," ujar Devi.

Baca juga: Indonesia dan Jerman Tindak Lanjuti Kerja Sama Transformasi Digital

Sagara Technology mengutamakan penggunaan bahasa Inggris untuk setiap digital talent dan menjadikan Bahasa Inggris sebagai culture dalam berkomunikasi di lingkungan kerja.

3. Peran pemerintah dalam pengembangan Talenta Digital

Kurangnya kebijakan serta fasilitas pemerintah dalam membantu meningkatkan talenta digital menjadi faktor penghambat untuk perkembangan skill digital di Indonesia.

Dengan pengalaman lebih dari 9 tahun kami melayani klien Bank, Fintech, Korporasi maupun Tech Startup di Indonesia, Southeast Asia, Hongkong, Saudi Arabia, kami yakin dapat menumbuhkan talenta digital Indonesia menjadi lebih baik.

Baca juga: Kreativitas Kaum Muda dan Peran Digital Turut Ciptakan Nilai Bisnis yang Unggul

"Kami, Sagara Technology berharap pemerintah dapat berjalan beriringan untuk mewujudkan visi kami: Untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia menjadi tenaga kerja ahli teknologi dan siap diterima di pasar global," tutur Devi.

"Harapannya dengan bantuan pemerintah dalam pengembangan digital talent, terutama oleh tokoh-tokoh politik seperti Ganjar Pranowo, Jokowi, dan Nadiem Makariem," katanya.

Pemerintah Dukung Digitalisasi

"Kita birokrasi juga harus mendorong proses digitalisasi, termasuk sampai ke kelompok masyarakat. Dengan revolusi industri 4.0 banyak pekerjaan hilang, tapi dengan revolusi itu sangat banyak pekerjaan muncul,”  kata Ganjar Pranowo dalam suatu pertemuan.

Dengan pernyataan tersebut, Sagara Technology siap untuk mendorong akselerasi perkembangan digital terutama untuk talent pool di industri teknologi.

Indonesia merupakan negara penyedia tenaga kerja tertinggi di Asia Tenggara menurut katadata.co.id. 38,4% pekerja Asia Tenggara adalah orang Indonesia.

Dan 10 dari 15 penduduk Indonesia adalah usia produktif. Asia Tenggara: 321 juta orang Indonesia: 140 juta orang. India: 180 juta orang. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat