visitaaponce.com

Instagram paling Dimanfaatkan Jaringan Pelecehan Seksual Anak

Instagram paling Dimanfaatkan Jaringan Pelecehan Seksual Anak
Ilustrasi.(AFP/Denis Charlet.)

INSTAGRAM menjadi platform utama yang digunakan oleh jaringan pedofil untuk mempromosikan dan menjual konten yang menunjukkan pelecehan seksual terhadap anak. Ini menurut laporan Stanford University dan Wall Street Journal.

"Jaringan besar akun yang tampaknya dioperasikan oleh anak di bawah umur secara terbuka mengiklankan materi pelecehan seksual anak yang dibuat sendiri untuk dijual," kata para peneliti di Pusat Kebijakan Cyber ​​universitas AS. "Instagram saat ini merupakan platform paling penting untuk jaringan ini dengan fitur seperti algoritme rekomendasi dan pesan langsung yang membantu menghubungkan pembeli dan penjual."

Seorang juru bicara Meta pada Kamis (9/6) mengatakan kepada AFP bahwa perusahaan bekerja secara agresif untuk memerangi eksploitasi anak dan mendukung upaya polisi untuk menangkap mereka yang terlibat. "Eksploitasi anak ialah kejahatan yang mengerikan," kata juru bicara Meta menanggapi penyelidikan AFP.

Baca juga: Ide Nama IG Aesthetic untuk Instagram Terbaru

"Kami terus mencari cara untuk secara aktif bertahan melawan perilaku ini. Kami membentuk satuan tugas internal untuk menyelidiki klaim ini dan segera menanganinya."

Tim Meta membongkar 27 jaringan jahat itu antara 2020 dan 2022. Pada Januari tahun ini, tim menonaktifkan lebih dari 490.000 akun karena melanggar kebijakan keselamatan anak perusahaan teknologi. "Kami berkomitmen untuk melanjutkan pekerjaan kami untuk melindungi remaja, menghalangi penjahat, dan mendukung penegakan hukum untuk membawa mereka ke pengadilan," kata juru bicara Meta.

Baca juga: Ide Bio IG Aesthetic Bikin Akun Instagram Milikmu Lebih Menarik

Menurut Journal, pencarian sederhana untuk kata kunci eksplisit secara seksual merujuk pada anak-anak mengarah ke sejumlah akun yang menggunakan istilah ini. Akun tersebut mengiklankan konten yang menunjukkan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. 

Akun-akun itu sering, "Mengklaim didorong oleh anak-anak itu sendiri dan menggunakan nama samaran yang terang-terangan seksual", artikel itu menjelaskan. Meskipun tidak secara khusus mengatakan bahwa mereka menjual gambar-gambar ini, akun tersebut menampilkan menu dengan opsi, termasuk dalam beberapa kasus tindakan seks tertentu.

Peneliti Stanford juga melihat tawaran untuk video dengan kekerasan dan menyakiti diri sendiri. "Dengan harga tertentu, anak-anak tersedia untuk 'pertemuan' langsung," lanjut artikel itu.

Maret lalu, dana pensiun dan investasi mengajukan keluhan terhadap Meta karena menutup mata terhadap gambar perdagangan manusia dan pelecehan seks anak di platformnya. Pada akhir tahun lalu, teknologi yang diterapkan oleh Meta menghapus lebih dari 34 juta keping konten eksploitasi anak dari Facebook dan Instagram. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat