visitaaponce.com

Adaptasi Pendidikan Melalui Platform Zoom Beri Fleksibilitas dalam Belajar

Adaptasi Pendidikan Melalui Platform Zoom Beri Fleksibilitas dalam Belajar
Head of Asia Pacific Zoom, Ricky Kapur, memberi pemaparan dalam Zoom Education Summit Asia Pasifik di Jakarta.(Ist)

ZOOM Video Communications, Inc (ZM) mengadakan acara tahunannya, Zoom Education Summit Asia Pasifik di Jakarta, Kamis (6/7), dengan fokus untuk memberdayakan proses belajar-mengajar yang fleksibel di dunia pendidikan yang tengah berkembang pesat.

Acara ini dimulai dengan sesi keynote dari Ricky Kapur, Head of Asia Pacific Zoom. Ia memaparkan tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan saat mengadopsi teknologi yang efisien untuk belajar-mengajar.

Selanjutnya, pemaparan pandangan industri, salah satunya dari perwakilan AARNet, University of Newcastle.

Baca juga: Ini Tujuh Fitur Zoom yang Dapat Dinikmati Pengguna

Dalam sesi keynote-nya, Ricky menegaskan pentingnya memperbarui pengalaman belajar-mengajar demi mendukung fleksibilitas.

"Kemajuan digital telah membuka jalan untuk proses belajar-mengajar masa depan yang mampu mengubah cara kita belajar, terhubung, dan berkembang," kata Ricky.

 Sebagai contoh, administrasi kampus yang cerdas (smart campus administration), keterlibatan pelajar yang bersifat omni-experience, dan ruang kerja kolaboratif yang saling terhubung.

Proses Bejalar-Mengajar Hybrid 

Setiap pelajar, tenaga pengajar, dan staf yang menjalankan proses belajar-mengajar secara hybrid memiliki kebutuhan berbeda.

"Maka dari itu, lembaga pendidikan pun perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar-mengajar yang berbeda," jelas Ricky.

Baca juga: Ini Cara Membuat Breakout Room di Zoom

Hal ini termasuk merangkul semua individu – baik yang berada di dalam kampus, hadir secara daring maupun hybrid – dan beradaptasi dengan berbagai jenis kelompok pelajar seperti seminar besar, kelompok kecil, dan sesi bimbingan 1:1.

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memberikan pengalaman belajar-mengajar yang optimal, antara lain:

1.Pembelajaran:

Tenaga pengajar harus mampu menciptakan pengalaman belajar-mengajar yang lebih kaya dan mendalam, tidak hanya berupa kelas campuran atau daring.

Tidak hanya lewat tes tertulis, pengajar juga bisa menguji pemahaman pelajar akan materi yang diajarkan melalui proyek kolaboratif dan sistem pemungutan suara.

2.Terhubung:

Komunikasi di luar kelas menjadi aspek yang sangat penting. Pelajar membutuhkan akses yang mudah ke pengajar mereka, dan mengetahui waktu konsultasi dengan pengajar yang tersedia.

Baca juga: Perkuliahan Aktif Statistika dengan Zoom, Kahoot, dan Jamboard

Pada saat yang sama, staf admin juga harus senantiasa terhubung dan bekerjasama dengan para pemangku kepentingan lain, seperti orang tua dan alumni, melalui acara-acara yang diadakan.

3.Dukungan:

Aspek "terhubung" dan "dukungan" saling melengkapi untuk menciptakan pengalaman belajar-mengajar yang ideal.

Lembaga pendidikan harus berupaya memberikan para pelajar pengalaman belajar tanpa hambatan, mulai dari perekrutan dan pendaftaran hingga orientasi dan selama mereka berada di sekolah.

Hal ini termasuk menanggapi pertanyaan umum dengan cepat dan efisien, atau dengan mudah merujuk pelajar bersangkutan ke departemen yang tepat saat diperlukan.

4. Bekerja:

Pemberdayaan anggota staf lembaga pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pengalaman belajar bagi para pelajar.

Staf dapat memanfaatkan teknologi untuk bekerja lebih produktif, kolaboratif, dan menghindari terjadinya kehilangan informasi selama masa transisi.

Dengan menyimpan semua informasi pentingdalamsatu wadah yang mudah diakses, proses kerja para staf akan menjadi lebih lancar. Platform virtual mampumenghubungkan ruang kelas dengan para pemateri ahli dari seluruh dunia untuk memaksimalkan proses berbagi ilmu.

Baca juga: Mengenal UMeetMe, Aplikasi Video Conference Buatan Lokal yang Bisa Saingi Zoom

"Pada akhirnya, proses belajar-mengajar harus terus berkembang seiring dengan kebutuhan pelajar masa kini," kata Kapur.

Di era digital ini, para pelajar memprioritaskan kenyamanan dan kemudahan, serta ingin dilibatkan dalam ruang kelas serupa dengan interaksi digital bersama brand favorit mereka.

"Untuk memenuhi tuntutan ini, para pengelola lembaga pendidikan harus mengevaluasi kembali cara mereka berkomunikasi dengan para pelajar," jelasnya.

Mereka juga perlu memastikan bahwa institusinya tetap menarik bagi para calon pelajar untuk mendaftar – sambil terus mempelajari penggunaan berbagai aplikasi dan perangkat untuk transformasi digital.

Gunakan Video Software Development Kit 

Sebagai contoh, Wall Street English, lembaga belajar Bahasa Inggris internasional untuk anak-anak dan orang dewasa, telah menggunakan Video Software Development Kit (SDK) dari Zoom.

Karena itu, mereka dapat memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi murid-muridnya yang tersebar di seluruh dunia, baik murid-murid yang belajar dari rumah maupun dari kelas tatap muka.

Proses Belajar Mengajar Hybrid di Universitas

Geoff Lambert, Solution Consultant dari AARNet, Australia's Academic and Research Network, menyampaikan bahwa seiring dengan banyaknya universitas-universitas yang mengadopsi proses belajar-mengajar hybrid, pemanfaatan platform kolaborasi seperti Zoom dapat membantu memperluas jangkauan mereka kepada pelajar domestik maupun internasional.

:Pendekatan hybrid juga membuat pendidikan lebih mudah diakses. Misalnya,mahasiswa dengan gangguan pendengaran bisa mengakses live captions dengan mudah, baik di dalam maupun di luar kampus," jelas Geoff.

Pendekatan hybrid yang konsisten juga menambah fleksibilitas, sehingga dapat mendukung mahasiswa yang belajar secara paruh waktu.

 Pada tingkat administratif, Zoom membantu lembaga pendidikan untuk membangun ketahanan dan kelangsungan bisnis jika terjadi gangguan.

Meskipun beberapa orang melihat perubahan ini sebagai tantangan, Geoff percaya bahwa perubahan ini memberikan peluang bagi pendekatan yang inovatif dan kreatif terhadap fasilitas kampus dan pendidikan, serta layanan pendukungnya.

Baca juga: Kamera WhatsApp Mendadak Ngezoom Sendiri? Ini Solusinya

Mark Jefferys, Solution Architect di University of Newcastle,memaparkan bahwa sektor Perguruan Tinggi menghadapi banyak tantangan dalam mengembangkan pengalaman belajar mahasiswa di era digital ini.

Sejak bermitra dengan Zoom, mereka mampu menyediakan jalur komunikasi yang lebih cepat dan nyaman bagi staf dan mahasiswa di luar rapat dan perkuliahan, sehingga dapat menghemat waktu dan sumber daya untuk demi memprioritaskan proses pendaftaran dan keterlibatan mahasiswa.

Menyediakan pengalaman komunikasi yang cepat dan nyamanmenjadi sangat penting ketika beradaptasi dengan persaingan yang ketat dan keterbatasan dana dari pemerintah.

Mark menambahkan bahwa sejak orang-orang menjadi terbiasa dengan kemudahan menggunakan Zoom, perguruan-perguruan tinggidapat beralih dengan lancar ke solusi-solusi Zoom yang baru, seperti Zoom Contact Center.

 Pada saat yang bersamaan, mereka juga dapat memastikan bahwa mahasiswa bisa terus menikmati pengalaman yang personal dan tanpa hambatan pada satu platform terintegrasi, yang terdiri dari Zoom Meetings, Zoom Phone dan Zoom Contact Center.(RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat