Proyek Kripto Baru Open AI, Worldcoin, Picu Kekhawatiran
![Proyek Kripto Baru Open AI, Worldcoin, Picu Kekhawatiran](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/e4eb8715627027d8b20545d51bc28129.jpg)
LABORATORIUM Kecerdasan Buatan (AI) Open AI menjadi sorotan setelah meluncurkan proyek kripto bernama Worldcoin. Worldcoin adalah platform identifikasi digital yang menggunakan teknologi pemindaian mata (scanning mata) untuk menciptakan jaringan keuangan dan identitas pengguna di seluruh dunia yang berbasis teknologi blockchain.
Worldcoin melakukan verifikasi identitas pengguna dengan metode proof-of-personhood (PoP). Metode ini melibatkan scanning mata menggunakan perangkat bernama The Orb.
Dengan semakin berkembangnya teknologi artificial inteligence (AI), Worldcoin menyediakan cara mudah bagi setiap orang untuk memverifikasi bahwa mereka adalah manusia sungguhan, bukan bot atau algoritma AI.
Baca juga: Studi: AI Menciptakan Peluang dan Risiko untuk Jurnalisme
Kripto Worldcoin telah memberikan banyak kemudahan, tapi beberapa masalah dari kripto ini juga harus diperhatikan, seperti verifikasi identitas dengan The Orb. Worldcoin menggunakan iris mata untuk menangkap dan mengesahkan data biometrik unik individu. Hingga saat ini, sudah ada sejumlah negara menunding cara verifikasi tersebut berisiko menimbulkan masalah kesehatan.
Di tengah-tengah perjuangan pelaksanaan proyek kripto Worldcoin di Kenya, Worldcoin telah dituduh oleh pemerintah Kenya melakukan penipuan data dengan mengatakan proyek itu kelihatan seperti gerombolan yang datang untuk mengumpul data.
Selain kebocoran data pribadi, metode verifikasi identitas dengan scanning mata itu juga memicu kekhawatiran tentang kesehatan. Menteri Kesehatan Kenya, Susan Nakhumicha Wafula mengatakan, teknologi pengimbasan iris berpotensi membawa ratusan ribu rakyat Kenya kepada risiko kesehatan.
Baca juga: Trafik ChatGPT Menurun, Ini Alasannya
Pengawasan Ketat Global
Dengan banyak kekhawatiran, Worldcoin menghadapi pengawasan yang ketat secara global karena badan regulator menyuarakan kekhawatiran terkait penanganan informasi pribadi dan data biometrik perusahaan. Tak hanya dikritik oleh negara-negara berkembang, negara-negara eropa seperti Jerman dan Inggris juga melakukan pemeriksaan terhadap Worldcoin.
"Kami mencatat peluncuran Worldcoin di Inggris dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata juru bicara Kantor Komisi Informasi Inggris, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (28/7).
Sejak November 2022, Pengawasan Perlindungan Data (BayLDA) Jerman telah memulai penyelidikan terhadap aktivitas Worldcoin.
Pimpinan BayLDA, Michael Will mangatakan bahwa teknologi seperti Worldcoin berpotensi disalahgunakan untuk mengirimkan informasi keuangan dan menimbulkan risiko bagi pengguna Worldcoin.
Sementara itu, popularitas Worldcoin cepat atau lambat akan meningkat di Indonesia. Lembaga dan kementeria terkait seharusnya memperkuat pengawasan dan terus menyempurnakan kebijakan atau sistem pengawasan terhadap Worldcoin.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Pelatihan dan Sertifikasi Bantu Lulusan Bisa Bersaing Internasional
Peningkatan Permintaan AI Dongkrak Kebutuhan Perangkat Jaringan
Badan POM-BRIN Kaji Pemanfaatan AI untuk Pengawasan Pangan Olahan
AWS Luncurkan Pembaruan Terbaru untuk Menguatkan Infrastruktur AI Generatif
Tekonologi AI Jangkau Platform Travel
CORE UPJ 2024 Sukses Diskusikan Perkembangan Teknologi dan Komunikasi
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap