visitaaponce.com

Data Milik Pemerintah Paling Banyak Bocor

Data Milik Pemerintah Paling Banyak Bocor
Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ariandi Putra(MI/Siswantini Suryandari )

BUKAN rahasia lagi kebocoran data milik pemerintah sudah diketahui publik secara luas. Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ariandi Putra mengungkapkan sepanjang 2023, BSSN menemukan 207 dugaan pelanggaran basis data.

"BSSN sudah mendeteksi ada 207 dugaan pelanggaran data base sepanjang 2023. Terbanyak di situs administrasi pemerintahan sebanyak 55 persen. Ini wajar, kenapa? Karena sistem elektronik pemerintah banyak sekali," kata Ariandi saat menjadi pembicara di acara Ingram Micro Gear Security Day di Jakarta, Selasa (24/10).

"Ada ribuan sistem elektronik sehingga data breach (data bocor) paling banyak terjadi di pemerintahan. Di sektor teknologi dan informasi hanya 3 persen," lanjutnya.

Untuk mencegahnya, BSSN memperkuat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mengantisipasi kebocoran data. BSSN juga bekerja sama dengan Polri untuk memidana pelaku pembobolan data.

baca juga: Penjahat Siber Ambil Keuntungan dari Konflik Israel-Hamas Melalui Surel dan Laman Daring Penipuan

Karena itu, pihaknya memperkuat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mengantisipasi kebocoran data lanjutan. BSSN juga bekerjasama dengan Polri dalam hal penindakan dugaan tindak pidana pembobolan data.

BSSN sudah melihat trend siber yang dirilis awal 2023. "Dari kemungkinan itu kami lihat sebagai mitigasi dini. Dalam hal itu perlu kerjasama untuk meminimalisasi kebocoran data dan memperkuat sistem elektronik," tegasnya.

Pada kesempatan sama Country Chief Executive Indonesia, Ingram Micro Mulia Dewi Karnadi mengatakan seiring dengan lanskap digital yang sangat dinamis didorong oleh pengadopsian teknologi terkini seperti Big Data, Cloud, Internet of Things, serta Kecerdasan Artifisial.

"Data beserta analitiknya telah menjadi landasan kritikal bagi lahirnya keputusan-keputusan bisnis penting yang strategis. Sehingga, menjadi sangat jelas bahwa keamanan siber tidak lagi sekadar pilihan, melainkan suatu keharusan mutlak bagi bisnis," terang Dewi.

Ia menambahkan di era konektivitas yang tidak mengenal batas, melindungi perusahaan melalui langkah-langkah keamanan siber yang kokoh hendaknya menjadi komitmen mendasar bagi seluruh enterprise. "Untuk  memperkuat ketangguhan dan menjamin keberlangsungan bisnis mereka di masa depan," tegasnya. (N-1)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat