visitaaponce.com

Indonesia Berpotensi Jadi Leader Kripto di ASEAN

Indonesia Berpotensi Jadi Leader Kripto di ASEAN
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya(Dok CoinMarketScore)

EKOSISTEM kripto di Indonesia terus berkembang signifikan. Ini dibuktikan dengan transaksi kripto di Indonesia yang mencapai Rp859,4 triliun pada 2021. 

"Saya yakin pada 2024 ini, volume transaksi kripto di Indonesia dapat menembus nilai tersebut, didukung dengan minat terhadap aset kripto yang meningkat sepanjang 2024 ini," kata Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya dalam acara Crypto Investors Outlook (CIO) bertema AI - The Future of Crypto Analysis, yang didukung didukung CoinMarketScore, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Tirta juga memberikan kabar terbaru bahwa akan ada 35 exchange kripto yang terdaftar di Bappebti dengan empat di antaranya secara resmi telah menjadi anggota bursa kripto di Indonesia. "Ini membuktikan bahwa Indonesia bisa berpotensi menjadi leader kripto di ASEAN," kata Tirta.

Baca juga : Dukung Evolusi Industri Kripto, Tokcorypto Komitmen Dorong Ekonomi Digital

Di sisi lain, per 20 April 2024, Bitcoin (BTC) resmi melakukan halving keempat, yakni imbalan Bitcoin kepada penambang berkurang setengahnya dari 6,25 menjadi 3,125.

Berbeda dari 2020 saat halving ketiga terjadi, di halving keempat ini, Bitcoin telah diadopsi oleh institusi besar. Menurut Kreator konten dan edukator Web3, Brenda Andrina, harga Bitcoin saat ini sangat dipengaruhi oleh institusi besar.

"Sejak Bitcoin mencetak harga tertinggi di atas USD 70.000 dan koreksi hingga saat ini, kita melihat outflow BTC yang besar dari ETF Grayscale,” katanya.

Baca juga : Memasuki 2024, Investor Berharap Pasar Kripto Tunjukkan Optimisme

Brenda optimistis ke depannya akan lebih banyak produk-produk baru dari institusi besar yang akan mendukung adopsi Bitcoin.
Sebagai informasi, developer saat ini berusaha bereksperimen terhadap jaringan Bitcoin untuk menjadikan kripto ini bukan hanya menjadi media transfer.

Eksperimen seperti Ordinal pada 2023, dan perkembangan lanjutannya yakni Runes pada 2024, menunjukkan adanya potensi besar dalam perkembangan ekosistem Bitcoin.

“Yang sedang naik saat ini tokenisasi atau RWA (real world assets). Tokenisasi bisa dipakai macam-macam, misal real estate dan tokenisasi bonds, saham, dan aset sekuritas,” ujar Head of Strategy Nanovest M Yusuf Musa, mengenai narasi potensial.

Baca juga : Proyeksi Pasar Kripto 2024 Positif, Upbit Sebutkan Faktor Pendukungnya

RWA merupakan salah satu narasi yang kuat di kuartal pertama tahun ini, dengan performa kumpulan aset kripto RWA adalah yang terbaik kedua, setelah sektor memecoin.

Institusi besar seperti BlackRock, tahun ini akan mengeluarkan aset tertokenisasi setara Dolar AS, yakni BUILD, menambah keyakinan dari narasi ini.

“Di siklus ini, kita banyak melihat scaling solution untuk Ethereum. Orang-orang cenderung malas menggunakan Ethereum karena mahal,” ungkap Andreas Tobing yang juga dikenal sebagai edukator Web3, mengenai narasi layer-2.

Menurut dia, layer-2 untuk Ethereum telah memperlihatkan trafik yang besar dan menjadi familiar bagi pengguna kripto. CoinMarket Score merupakan platform analisis dan scoring aset kripto dengan artificial intelligence (AI). Pada acara ini, platform tersebut secara resmi juga meluncurkan produk dan resmi tersedia untuk digunakan masyarakat Indonesia.(H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat