visitaaponce.com

Ada Jejak DNA Manusia Purba Australia di Suku Asli ini

Ada Jejak DNA Manusia Purba Australia di Suku Asli ini
Masyarakat Peru(Oscar Espinosa/123RF)

Telah cukup lama Australia dianggap oleh para peneliti sebagai benua paling terisolasi di Bumi. Namun anggapan tersebut tampaknya harus segera direvisi, jika kita bersepakat dengan temuan anyar dari riset yang dikerjakan oleh para peneliti dari Universitas São Paulo (USP) di Brasil.

Setelah melakukan serangkaian tes DNA untuk mencari garis keturunan asli dari suku-suku di Amerika Selatan, fakta mengejutkan pun terungkap bahwa ternyata DNA yang diperkirakan garis keturunan kuno suku-suku Amerika Selatan masih memiliki pertalian erat dengan kelompok pribumi awal yang berasal dari Australia.

Analisis genomik individu dari sejumlah kelompok penduduk asli Amerika Selatan menunjukan bahwa terdapat pengaruh dari ras asli Australasia di Peru dan Brasil. 

Para peneliti kemudian berkesimpulan bahwa kemungkinan besar persebaran DNA tersebut masuk melalui jalur pantai Pasifik sebelum menyabang menuju Amazon.

Meskipun temuan tersebut dapat menguak kisah menakjubkan tentang orang-orang Australia kuno yang menyeberangi Samudra Pasifik ke Amerika Selatan, namun model genetik baru tersebut tidak menunjukkan adanya bukti ekspedisi (dengan perahu) -peneliti menyimpulkan jika kedatangan orang-orang Australia kuno tersebut dengan berjalan kaki.

Peneliti menduga nenek moyang bangsa Amerika yang berasal dari Australia ini telah melakukan perjalanan panjang dari Asia dengan melewati Jembatan Darat, 'Selat Bering' sekitar 15.000 tahun yang lalu.

Jembatan Darat 'Selat Bering' atau yang juga dikenal sebagai 'Beringia' ini diperkirakan terbentuk pada akhir Zaman Es. Ketika permukaan laut mulai turun dan perlahan-lahan mengekspos tanah datar berumput yang bersembunyi di bawahnya.

Tanah itu menghubungkan Asia ke Amerika Utara, membentang sejauh seribu mil (1600 km) dari utara ke selatan, dan menjadi jalur transportasi terpenting kala itu. 

Riset baru yang mengusulkan teori tentang Jembatan Darat 'Selat Bering' yang sekarang telah hilang inilah yang mampu menjelaskan fakta tentang orang Amerika Selatan yang memiliki DNA Australia.

Dalam riset ini para peneliti mengumpulkan data genom dari 383 individu, menghasilkan 438.443 penanda, dari suku asli Amerika Selatan yang berbeda.

Setelah dianalisis, tim menemukan bahwa ternyata sinyal Y (komponen genetik populasi Australasia 'Ypikuéra') tidak hanya ada di kelompok garis keturunan Amazon, tetapi juga di masyarakat adat Chotuna (yang tinggal di dekat pantai Pasifik Peru), Guaraní Kaiowá (Brasil barat), dan Xavánte (Brasil tengah).

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa sinyal genetik Australasia, yang sebelumnya diduga tersebar secara eksklusif pada kelompok Amazon, ternyata juga ditemukan di populasi pesisir Pasifik. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi sinyal tersebut cukup lebih luas di Amerika Selatan, dan mungkin melibatkan kontak kuno antara penghuni Pasifik dan Amazon," jelas Marcos Araújo Castro e Silva dari Universitas São Paulo (USP), Brasil seperti dilansir dailymail.co.uk, Jumat (2/4).

Temuan itu juga mengungkapkan setidaknya ada dua gelombang migrasi purba di Amerika Selatan yang berhubungan dengan persebaran DNA genetik Australasia. Gelombang pertama menuju ke wilayah pesisir Pasifik dan gelombang berikutnya bergerak ke arah timur ke Amazon dan Brasil tengah. Secara lebih detail penelitian ini juga dapat dilihat di jurnal PNAS yang akan terbit pada 6 April. (DailyMail/M-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat