visitaaponce.com

Untuk Film Nana, Para Pemeran Berguru Bahasa Sunda era 1960-an

Untuk Film Nana, Para Pemeran Berguru Bahasa Sunda era 1960-an
Para pemeran film Nana(Dok. Poplicist)

Setelah tahun lalu sukses dengan film Yuni, Fourcolours Films kembali meluncurkan produksi film panjang karya Kamila Andini yang berjudul Before, Now, & Then (Nana). Film ini diadaptasi dari salah satu bab di novel berjudul Jais Darga Namaku, karya Ahda Imran. 

Film tersebut dibintangi oleh Happy Salma yang memainkan
karakter utama, Nana. Selain itu turut bermain di film ini adalah Laura Basuki, Ibnu Jamil,
Arswendy Bening Swara, Rieke Diah Pitaloka, Arawinda Kirana, dan aktris cilik pendatang
baru, Chempa Putri. 

"Aku langsung tertarik begitu membaca salah satu bab dalam bukunya," ujar sutradara film Nana Kamila Andini, dalam jumpa pers, di Jakarta, Jumat, (21/1).

Kamila mengatakan film Nana diproduksi dengan lokasi di Ciwidey Jawa Barat mulai
pada Februari 2021.
Nana bercerita tentang seorang perempuan Indonesia yang hidup
di daerah Jawa Barat di era 1960-an. Perempuan tersebut merupakan tokoh nyata bernama Raden
Nana Sunani. 

Kisah seorang perempuan yang melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak. Ia lalu menjalani hidupnya
yang baru bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan
simpanan suaminya. 

Sesuai latar tempatnya, film Nana akan menggunakan bahasa Sunda
sebagai bahasa utama yang dipakai di film. Agar tak keliru dalam penggunaan bahasa, dilibatkan setidaknya empat orang ahli bahasa sunda selama proses pembuatan film. 

"Mereka mengajarkan dan melatih para pemain bahasa sunda era tahun 60-an agar sesuai dengan kondisinya saat itu," ujar Kamila.

Sementara itu, film adaptasi dan period pertama Kamila tersebut juga berhasil lolos dan terseleksi dalam program kompetisi utama Berlin International Film Festival.  

Total 18 film terpilih, baik dari sutradara yang telah mapan maupun dari sutradara muda yang sedang naik daun. Seluruhnya akan berkompetisi untuk memperebutkan penghargaan ‘Golden Bear’ dan ‘Silver Bear’. 

Tahun ini film tersebt juga akan berkompetisi bersama film-film dari
pembuat film dunia ternama seperti sutradara Carla Simon, Claire Denis, Rithy Panh, Denis
Cote, Paolo Taviani, Ulrich Siedl, Andreas Dresen, Hong Sang Soo, dan Isaki Lacuesta. 

Kamila Andini menjadi sutradara perempuan pertama Indonesia yang
berkompetisi di Berlinale sejak terakhir kali Sofia WD lewat film Badai Selatan di tahun 1962. Di antaranya, Edwin juga muncul di tahun 2012 lewat Postcards from the Zoo. (M-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat