Untuk Film Nana, Para Pemeran Berguru Bahasa Sunda era 1960-an
![Untuk Film Nana, Para Pemeran Berguru Bahasa Sunda era 1960-an](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/01/24a0f308e6f14d0af233673069db7ddf.jpg)
Setelah tahun lalu sukses dengan film Yuni, Fourcolours Films kembali meluncurkan produksi film panjang karya Kamila Andini yang berjudul Before, Now, & Then (Nana). Film ini diadaptasi dari salah satu bab di novel berjudul Jais Darga Namaku, karya Ahda Imran.
Film tersebut dibintangi oleh Happy Salma yang memainkan
karakter utama, Nana. Selain itu turut bermain di film ini adalah Laura Basuki, Ibnu Jamil,
Arswendy Bening Swara, Rieke Diah Pitaloka, Arawinda Kirana, dan aktris cilik pendatang
baru, Chempa Putri.
"Aku langsung tertarik begitu membaca salah satu bab dalam bukunya," ujar sutradara film Nana Kamila Andini, dalam jumpa pers, di Jakarta, Jumat, (21/1).
Kamila mengatakan film Nana diproduksi dengan lokasi di Ciwidey Jawa Barat mulai
pada Februari 2021.
Nana bercerita tentang seorang perempuan Indonesia yang hidup
di daerah Jawa Barat di era 1960-an. Perempuan tersebut merupakan tokoh nyata bernama Raden
Nana Sunani.
Kisah seorang perempuan yang melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak. Ia lalu menjalani hidupnya
yang baru bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan
simpanan suaminya.
Sesuai latar tempatnya, film Nana akan menggunakan bahasa Sunda
sebagai bahasa utama yang dipakai di film. Agar tak keliru dalam penggunaan bahasa, dilibatkan setidaknya empat orang ahli bahasa sunda selama proses pembuatan film.
"Mereka mengajarkan dan melatih para pemain bahasa sunda era tahun 60-an agar sesuai dengan kondisinya saat itu," ujar Kamila.
Sementara itu, film adaptasi dan period pertama Kamila tersebut juga berhasil lolos dan terseleksi dalam program kompetisi utama Berlin International Film Festival.
Total 18 film terpilih, baik dari sutradara yang telah mapan maupun dari sutradara muda yang sedang naik daun. Seluruhnya akan berkompetisi untuk memperebutkan penghargaan ‘Golden Bear’ dan ‘Silver Bear’.
Tahun ini film tersebt juga akan berkompetisi bersama film-film dari
pembuat film dunia ternama seperti sutradara Carla Simon, Claire Denis, Rithy Panh, Denis
Cote, Paolo Taviani, Ulrich Siedl, Andreas Dresen, Hong Sang Soo, dan Isaki Lacuesta.
Kamila Andini menjadi sutradara perempuan pertama Indonesia yang
berkompetisi di Berlinale sejak terakhir kali Sofia WD lewat film Badai Selatan di tahun 1962. Di antaranya, Edwin juga muncul di tahun 2012 lewat Postcards from the Zoo. (M-2)
Terkini Lainnya
Ini 5 Duta FFI 2024
Reka Ulang Adegan Ikonik Film Indonesia dalam Pameran Fotografi
Film Indonesia Lima Tahun Mendatang Diyakini akan Makin Menarik
Ini Alasan Kamila Andini Gunakan Bahasa Lokal di Film-Filmnya
Dua Sutradara Berbagi Pengalaman Produksi Film yang Relevan dengan Penonton Global
Termasuk Film Panjang Terbaik, Nana Bawa Pulang 5 Piala Citra
Suporter Tim Kontestan Euro 2024 mulai Berdatangan ke Berlin
Intip Euforia di Jerman Jelang Pembukaan EURO 2024
Film dari Iran dan Austria Kandidat Kuat Raih Trofi di Festival Film Berlin
Kenali Sejarah dan Makna Hari Kebebasan Sedunia
Regina Art Monologue Project Sukses Digelar di Berlin
LG Hadirkan Teknologi Berbasis Aplikasi ThinQ UP 2.0 pada IFA 2023 di Berlin
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap