visitaaponce.com

Yuk Intip Rangkaian Road To Indonesia Dance Festival 2022

Yuk Intip Rangkaian Road To Indonesia Dance Festival 2022
Tangkapan layar suasana konpers daring IDF 2022, Kamis (25/8).(MI/Nike)

Merayakan ulang tahun ke-30 tahun, festival tari kontemporer terlanggeng di Asia Tenggara dan salah satu yang tertua di dunia, Indonesian Dance Festival (IDF) kembali hadir pada 22-28 Oktober 2022 di Taman Ismail Marzuki dan Komunitas Salihara dengan mengusung tema RASA: Beyond Bodies atau 

Sepanjang pekan festival yang melibatkan 80 seniman tari ini publik dapat menghadiri 14 pertunjukan, mengikuti 8 lokakarya dan master class, berpartisipasi dalam 8 diskusi, dan mengunjungi pameran arsip retrospeksi perjalanan 30 tahun IDF.

RASA: Beyond Bodies disusun oleh dewan pendiri, direktur IDF, dan tim kuratorial melalui penelitian dan diskusi bersama tiga narasumber yaitu Ayu Utami, Heru Joni Putra, dan Sankar Venkateswaran (India) untuk menawarkan cara pandang alternatif terhadap rasa. "Rasa" dapat menunjukkan berbagai lapis pengalaman mulai dari ragawi, inderawi, psikologi, hingga spiritual dan batiniah.

IDF 2022 berkegiatan di bawah payung organisasi Yayasan Loka Tari Nusantara sejak 2019 ini akan menjadi ruang di mana “rasa” dari berbagai pengalaman kebudayaan baik dari Indonesia dan mancanegara akan bertemu, saling dipertukarkan, dan bahkan “rasa-rasa baru” pun akan tercipta.

Rangkaian program IDF 2022 telah dimulai sejak Mei dengan Kampana, program rutin yang didedikasikan untuk koreografer muda Asia dan pengembangan karya mereka. "Sejak bulan Mei sudah melaksankana program pedidikan, termasuk workshop dan lokakrya dari beberapa seniman muda yang terpilih," ujar Direktur IDF, Ratri Anindyajati, dalam temu media terkait Road to IDF 2022 yang digelar secara daring, Kamis (25/8).

Dalam program Kampana, seniman terpilih diberi waktu dan ruang untuk mengembangkan karya mereka, agar mereka dapat berproses dalam hal riset, dialog, diskursus, dan eksperimen bersama sesama seniman tari dalam bimbingan tim kurator dan mentor. Pada edisi 2022, enam seniman Indonesia dan Asia telah berproses melalui Kampana dan akan menampilkan karya mereka pada pekan festival.

Tak hanya itu, rangkaian program Road to IDF akan digelar di sepanjang bulan Agustus hingga Oktober 2022 dengan sejumlah program yaitu Vasana Tari, Layar Terkembang, Dance Talks, dan Pemetaan Tari Indonesia.

1. Vasana Tari
Acara ini digelar setiap Sabtu, mulai 20 Agustus 2022, pengunjung dapat menyimak seri presentasi arsip tari yang dikurasi oleh Linda Mayasari (Lead Curator, IDF 2022) dan Ikesh Olopolo (Kurator Tamu Pameran Arsip) di kanal Instagram @indonesiandancefestival.

2. Layar Terkembang
Ini digelar pada 25-28 Agustus dengan persembahan 13 film tari pendek oleh seniman tari dari 10 wilayah di Indonesia dan 3 negara Asia. Di akhir seri program, akan dihadirkan 2 diskusi film bersama kurator, seniman tari, praktisi tari, serta pemangku kepentingan pendukung ekosistem kesenian dan kebudayaan pada 28 Agustus.

Seluruh film dan diskusi akan disiarkan langsung di kanal YouTube Indonesian Dance Festival. Pada Kamis (25/8) pukul 19.00, Anda dapat menyaksikan empat karya film tari pendek dari koreografer dari Bandung, Bengkulu, Riau, dan Jambi.

3. Dance Talks
Acara ini merupakan kegiatan bincang tari yang digelar pada September mendatang. Serangkaian diskusi seputar kerangka kuratorial RASA: Beyond Bodies, juga perkembangan tari kontemporer di Indonesia.  

4. Pemetaan Tari Indonesia
Kegiatan ini digelar juga pada September mendatang dengan seri cerita mengenai empat koreografer perempuan lintas generasi dalam dunia tari kontemporer Indonesia, disajikan dalam format video berseri di kanal Youtube Indonesian Dance Festival.

Para pendiri IDF yaitu Maria Darmaningsih, Melina Surya Dewi, dan Nungki Kusumastuti juga turut hadir dalam kesempatan yang sama. Mereka merefleksikan perjalanan 30 tahun IDF adalah proses panjang yang diapresiasi. Usia tersebut menandakan fase kedewasaan yang dijangkau melalui tempaan waktu dan usaha keras yang tidak henti-hentinya. "Satu hal yang selalu ingin kami ingat dan terapkan adalah semangat awal pembentukan IDF, untuk menyediakan wadah bagi talenta-talenta tari Indonesia, terutama generasi muda, untuk berproses, tampil, berjejaring, dan berkembang," ungkap mereka.

Memasuki usia ke-30 ini IDF juga sedang melakukan proses regenerasi tim kerja dengan digantikan para generasi muda. Salah satunya, Ratri Anindyajati, produser seni yang telah bekerja di skema internasional dan terlibat dalam IDF sejak 2008, dia mendapat kesempatan menjabat sebagai direktur. Ia memimpin tim kerja muda dan seluruh komponen festival dalam menerjemahkan visi artistik IDF ke dalam berbagai program festival dan usaha penjangkauan publik, serta merawat dan mengembangkan jaringan kerja lokal dan internasional.

IDF diadakan perdana pada 1992 oleh beberapa tokoh tari yang terafiliasi dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Sejak pembentukannya, festival ini berperan sebagai laboratorium dalam ekosistem tari kontemporer di Indonesia, memberi platform bagi pertumbuhan kekaryaan koreografer, seniman tari, pekerja seni balik layar, juga menjadi tempat pengembangan karier bagi manajer seni pertunjukan di Indonesia.

IDF telah berperan dalam perjalanan sederet seniman tari Indonesia, termasuk Eko Supriyanto, Rianto, Darlane Litaay, Ayu Permata Sari, Alisa Soelaeman, Puri Senja dan Hari Ghulur, di antara nama-nama lainnya. Sebagai salah satu festival yang berperan dalam ekosistem kesenian dan ekonomi kreatif Indonesia, IDF juga didukung oleh pemerintah, termasuk Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta. (M-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat