visitaaponce.com

Sering Telat Makan Tingkatkan Resiko Obesitas

Sering Telat Makan Tingkatkan Resiko Obesitas
ilustrasi jam makan(sciencydaily.com)

Sering terlambat makan dapat meningkatkan resiko obesitas. Hal terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Brigham and Women’s Hospital, Amerika Serikat.

Direktur Program Kronobiologi Medis di Divisi Gangguan Tidur dan Sirkadian Brigham and Women’s Hospital, Frank Scheer mengatakan, terlambat makan dapat meningkatkan rasa lapar, mengurangi kalori terbakar, dan mengubah jaringan lemak. Semua kondisi tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan risiko obesitas.

”Penelitian sebelumnya dari kami telah menunjukkan adanya keterkaitan antara waktu makan yang terlambat dengan peningkatan risiko obesitas, peningkatan lemak tubuh, dan keberhasilan penurunan berat badan yang terganggu. Melalui hasil studi ini, kami ingin memahami mengapa hal ini bisa terjadi,” ungkap Scheer, dilansir dari situs Science Daily, Selasa (14/10).

Scheer menjelaskan, hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan, terlambat makan memiliki efek mendalam pada rasa lapar yang dipengaruhi oleh hormon pengatur nafsu makan, leptin dan ghrelin. Secara khusus, kadar hormon leptin, yang menandakan rasa kenyang, menurun selama 24 jam dalam kondisi makan terlambat dibandingkan dengan kondisi makan yang tepat waktu.

Selain itu, peserta yang terlambat makan membakar kalori pada tingkat lebih lambat. Selain itu dampaknya juga akan mendorong adanya reaksi alami tubuh untuk mendorong pertumbuhan lemak.

Dijelaskan Scheer, penelitian tersebut melibatkan 16 pasien dengan indeks massa tubuh (BMI) dalam kisaran kelebihan berat badan atau obesitas. Setelah itu, setiap hari para peserta diminta makan dengan jadwal ketat berselang 4 jam dan menu yang sama.

Dalam dua hingga tiga minggu terakhir sebelum memula intruksi tersebut, peserta juga diminta mempertahankan jadwal tidur dan bangun yang tetap. Kemudian saat tiga hari terakhir sebelum menjalani intruksi, mereka secara ketat mengikuti diet dan jadwal makan yang sama di rumah.

Para peserta secara teratur mendokumentasikan sejumlah hal, seperti rasa lapar dan nafsu makan, memberikan sampel darah kecil sepanjang hari, serta mengukur suhu tubuh dan pengeluaran energi. Itu dilakukan untuk mengukur pengaruh waktu makan terhadap jalur molekuler yang terlibat dalam proses pembakaran kalori dan penumpukan lemak.

Peneliti lain dari Brigham and Women’s Hospital, Nina Vujovic, mengatakan mereka menemukan beberapa hasil yang menunjukkan bukti besarnya pengaruh terlambat makan dengan obesitas. Salah satunya ialah terlambat makan selama empat jam membuat perbedaan yang signifikan untuk tingkat rasa lapar, cara membakar kalori setelah makan, dan cara menyimpan lemak.

(M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat