visitaaponce.com

Polutan dari Kompor Gas Tingkatkan Risiko Asma pada Anak

Polutan dari Kompor Gas Tingkatkan Risiko Asma pada Anak
Ilustrasi(Dok. iStock/ Wavebreakmedia)

Polutan yang keluar dari kompor gas berisiko timbulkan asma pada anak-anak. Hal itu karena kompor gas mengeluarkan hidrokarbon metana yang dapat keluar dari tabung baik ketika kompor hidup atau mati.

Fakta itu diketahui dari riset yang diterbitkan di jurnal Internasional Environmental Research and Public Health. Di jurnal tersebut dipaparkan hasil penelitian yang menyebutkan sekitar 12 persen atau satu dari setiap delapan kasus asma di AS dapat dikaitkan dengan polusi dalam ruangan yang dipancarkan oleh kompor gas.

Seperti dilansir dari AFP pada Kamis (12/1), studi tersebut menyebutkan 650 ribu anak AS tidak akan menderita asma jika rumah mereka memiliki kompor listrik atau induksi. Tim peneliti membandingkan dampak kesehatan yang terkena polutan kompor gas sama dengan asap rokok. Temuan ini memicu perdebatan tentang risiko kesehatan dari kompor gas serta seruan untuk meningkatkan regulasi di AS.

Tetapi seorang ahli yang terlibat dalam penelitian tersebut juga menyebutkan gas tetap jauh lebih sehat daripada memasak dengan kayu, arang, dan batu bara. Asap akibat pembakaran kayu, arang, dan batu bara diperkirakan menyebabkan 3,2 juta kematian per tahun akibat polusi udara rumah tangga, terutama di negara berkembang.

Sementara itu, Badan Peneliti Belanda yang menganalisis paparan polusi udara di berbagai dapur rumah tangga Eropa melaporkan temuan tingkat nitrogen dioksida yang ditemukan di rumah tangga melebihi batas wajar yang ditetapkan WHO. Nitrogen dioksida yang dipancarkan saat gas dibakar juga termasuk polutan yang bisa menyebabkan asma dan kondisi penyakit pernapasan lainnya.

Penelitian lain dari Stanford University juga mengungkapkan, metana yang keluar dari kompor gas bisa menyebabkan kerusakan iklim yang sama dengan 500 ribu mobil bertenaga gas. Tidak hanya terhadap iklim, efek metana pada pemilik rumah juga bisa sangat mengkhawatirkan.

"Ada dorongan yang semakin besar bagi pemilik rumah untuk mengganti kompor gas mereka dengan model listrik, tetapi ini adalah perjuangan yang berat. Kompor gas dinilai lebih cepat panas dan memudahkan memasak di rumah," ujar peneliti dari Stanford University, Rob Jackson.

(M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat