Obat Antidepresan Dapat Hilangkan Empati
![Obat Antidepresan Dapat Hilangkan Empati](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/7137fc396b3dee28d63b8e5cc522b226.jpg)
HASIL studi yang dilakukan peneliti dari University of Cambridge, Inggris, menyebutkan, penggunaan obat antidepresan dapat menurunkan, bahkan menghilangkan rasa empati pada penggunanya. Kandungan di antidepresan dapat mengaburkan kemampuan penggunanya dalam menangkap dan mengekspresikan emosi.
Kepala peneliti studi tersebut, Profesor Barbara Sahakian, menjelaskan studi itu dilakukan dengan melakukan uji coba pemberian obat antidepresan pada sekelompok orang yang tidak memiliki masalah mental. Mereka diminta mengonsumsi obat antidepresan jenis serotonin reuptake inhibitor (SSRI) selama tiga minggu.
Setelah tiga minggu, para peserta penelitian dihadapkan pada berbagai situasi yang dalam kondisi normal dapat memicu emosi, baik emosi positif atau negatif. Hasilnya tingkat emosi dan empati mereka jauh lebih rendah dibandingkan sebelum mengonsumsi SSRI.
"Ini memang mungkin merupakan cara obat-obatan ini bekerja, menghilangkan emosi pada seseorang agar tak lagi merasakan keresahan dan depresi. Namun, nyatanya bukan hanya emosi negatif saja yang dihilangkan, melainkan semua jenis emosi. Kalau begitu para pasien ini juga tak akan bisa merasa bahagia meski tidak depresi," ujar Sahakian, dilansir dari theguardian.com, Senin, (23/1).
Dikatakan Sahakian, hasil studi ini harus jadi bahan pertimbangan baru para dokter kejiwaan sebelum memberikan obat pada pasien. Karena mengobati depresi seharusnya tak membuat kualitas hidup pasien, terutama fungsi kognitifnya menurun.
Obat jenis SSRI dikatakannya merupakan salah satu yang paling banyak digunakan untuk mengatasi depresi saat ini. Di Inggris saja, selama tahun 2022 setidaknya ada 8,3 orang yang diberikan resep SSRI.
Ia mengatakan, di beberapa penelitian sebelumnya, SSRI diteliti dengan beberapa jenis obat antidepresan lainnya. Hasilnya, tak ada tanda penurunan emosi atau kognitif pada pasien. Karena itu, ia menyarankan agar dokter dapat memilah kombinasi obat antidepresan yang akan diberikan pada pasien agar hasilnya sesuai dengan kondisi pasien yang beragam, bukan hanya meresepkan SSRI saja. (M-1)
Terkini Lainnya
Ini Tips Menyiapkan Mental Anak Agar Bersemangat Masuk Sekolah
Ini Dampak Negatif Sekolahkan Anak ke SD Terlalu Dini
31 Makna Mimpi Gigi Copot Menurut Ahli dan Islam
Ini Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Mental
Psikolog Forensik Desak Polri Buka Data Anggota Kecanduan Judi Online
Ini Penyebab Anda Sulit Berhenti Merokok
Pelaku KDRT Perlu Jalani Hukuman Sekaligus Rehabilitasi
Studi: Meditasi Mindfulness Sama Efektif dengan Minum Pil Penenang
Badan POM: Molnupiravir Diproduksi di Dalam Negeri pada Mei-Juni 2022
Penelitian Terbaru, Antidepresan Kurangi Risiko Rawat Inap Pasien Covid-19
Intip Segudang Manfaat Kayu Cendana Merah
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap