visitaaponce.com

Gangguan Kesehatan Akibat Zat Kimia pada Plastik Bisa Berlangsung Lintas Generasi

Gangguan Kesehatan Akibat Zat Kimia pada Plastik Bisa Berlangsung Lintas Generasi
Zat Phthalate yang lazim terdapat pada plastik dapat menyebabkan gangguan kesehatan hingga lintas generasi.(123RF)

Bahan kimia beracun yang keluar dari materi plastik tidak hanya membuat penggunanya sakit, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan metabolisme seluruh keluarga.  Para peneliti dari University of California-Riverside, AS mengatakan ayah yang terpapar bahan kimia dalam plastik yang memengaruhi kesehatan metabolisme dapat menularkan gangguan kesehatan metabolismenya itu kepada keturunan mereka selama dua generasi.

Plastik bisa berbahaya karena mengandung bahan kimia pengganggu hormon yang memiliki kaitan dengan beberapa penyakit kronis, termasuk diabetes dan obesitas.  Sejauh ini, para ilmuwan lebih fokus pada bagaimana paparan plastik memengaruhi ibu, bukan ayah.

Dalam studi baru ini, tim meneliti dampak paternal paparan zat yang disebut dicyclohexyl phthalate (DCHP). Zat itu lazim ditambahkan produsen ke plastik untuk meningkatkan daya tahan produk bersangkutan. Tidak jarang zat phthalates juga bisa ditemukan pada sabun, sampo, parfum, detergen, produk perawatan kulit, pemulas kuku, atau hair spray.

Mereka melihat dampak ini pada kesehatan metabolisme model tikus generasi pertama (F1) dan kedua (F2).  Eksperimen mereka mengungkapkan bahwa paparan DCHP selama empat minggu menghasilkan resistensi insulin yang tinggi dan gangguan pensinyalan insulin pada F1 dan F2, meskipun lebih lemah pada generasi kedua.

“Kami menemukan paternal (ayah) yang endokrinnya terpapar zat phthalate mungkin memiliki efek buruk antar generasi dan transgenerasi pada kesehatan metabolisme keturunan mereka. Sejauh pengetahuan kami, penelitian kami adalah yang pertama menunjukkan hal ini," kata Changcheng Zhou, seorang profesor ilmu biomedis di School of Medicine, seperti dikutip dari situs StudyFinds.org, hari ini.


Anak perempuan mungkin berisiko lebih tinggi

Dalam konteks penelitian yang telah dipublikasi dalam  jurnal Environmental International ini, efek antargenerasi mengacu pada perubahan yang berasal dari paparan langsung terhadap stresor, seperti DCHP, dari ayah dan perkembangan keturunan secara langsung.  Efek transgenerasi mengacu pada perubahan yang diturunkan ke generasi kedua.  

Zhou dan tim secara khusus mempersempit fokus mereka pada molekul RNA kecil di dalam sperma yang bertindak sebagai pembawa pesan, meneruskan informasi genetik ke generasi mendatang.  Untuk melakukan ini, mereka menggunakan metode PANDORA-seq, yang mampu menunjukkan bahwa paparan DCHP dapat mengubah RNA sperma.

 Untuk memodelkan eksperimen mereka, tim tersebut membuat tikus jantan F1 berkembang biak dengan betina yang tidak terpapar untuk menghasilkan keturunan F2.  Menariknya, riset mereka menunjukkan, paparan DCHP dari pihak ayah menyebabkan gangguan metabolisme pada  keturunan dari F1 jantan dan betina, tetapi di generasi berikutnya (F2), hanya berdampak pada keturunan betina.

“Ini menunjukkan bahwa paparan DCHP dari pihak ayah dapat menyebabkan efek transgenerasi spesifik jenis kelamin pada kesehatan metabolisme keturunan mereka," kata Zhou.

Studi mengungkapkan bahwa DCHP hadir dalam makanan dan air, serta sampel urin dan darah manusia.  Meskipun dampak langsung dari paparan bahan kimia ini pada manusia masih belum jelas, Badan Perlindungan Lingkungan AS telah menambahkan DCHP ke dalam daftar 20 zat prioritas tinggi untuk evaluasi risiko.

 “Yang terbaik adalah meminimalkan penggunaan produk plastik. Ini juga dapat membantu mengurangi polusi plastik, salah satu masalah lingkungan kami yang paling mendesak," tutup Zhou. (M-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat