visitaaponce.com

Mengenal dan Memahami Bioplastik yang Diklaim lebih Ramah Lingkungan

Mengenal dan Memahami  Bioplastik yang Diklaim lebih Ramah Lingkungan
Tempat lilin yang terbuat dari bioplastik(Robyn BECK / AFP)

SEJUMLAH perusahaan kini sedang mengembangkan kemasan plastik biodegradable (bioplastik) yang mereka sebut lebih baik untuk lingkungan daripada plastik tradisional. Namun, beberapa orang khawatir solusi "ajaib" ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan lebih lanjut dan bahkan mendorong konsumsi yang lebih boros.

"Orang-orang cenderung percaya bahwa mereka berkontribusi pada perlindungan planet ini saat membeli produk tersebut, tetapi sebenarnya tidak demikian," kata Gaelle Haut, koordinator urusan Uni Eropa di Surfrider Foundation Europe, kepada AFP.

Plastik petrokimia sintetik dapat bertahan di lingkungan selama ratusan tahun. Sedangkan plastik biodegradable umumnya terurai lebih cepat, tetapi, menurut Haut, harus dibuang dengan benar, apakah itu di fasilitas kompos industri atau kompos rumahan.

Tetapi kebanyakan orang tidak memiliki akses ke fasilitas tersebut, yang berarti plastik biodegradable umumnya berakhir di pusat daur ulang atau tempat pembuangan sampah, atau bahkan lebih buruk lagi, di lingkungan sekitar.

Dari Amerika Serikat, Eropa hingga Tiongkok, rak supermarket kini semakin dipenuhi barang-barang yang dikemas dengan bioplastik atau biodegradable atau plastik berkelanjutan. Beberapa perusahaan bahkan mengklaim telah mengembangkan plastik yang dapat dimakan.

Namun, banyak negara tidak/belum mengatur klaim semacam itu, dan sebagian besar konsumen juga tidak tahu apa artinya.

Bacardi, sebuah perusahaan minuman keras, mengatakan botol plastik biodegradable untuk produk mereka akan diluncurkan tahun ini. Raksasa penganan Mars-Wrigley asal Amerika Serikat juga telah mengumumkan peluncuran kemasan permen Skittles yang dapat terurai secara hayati/alami.

Dan akhir tahun lalu, California start-up Cove meluncurkan apa yang dikatakan sebagai botol air plastik biodegradable pertama di dunia.

Namun, tak satu pun dari perusahaan itu menanggapi permintaan AFP untuk diwawancara.

Beberapa perusahaan telah muncul dalam beberapa tahun terakhir untuk membantu mengesahkan klaim biodegradabilitas dan membantu konsumen memahami terminologi itu.

“Ada banyak kebingungan di pasar,” kata Philippe Dewolfs, manajer bisnis di TUEV Austria, salah satu lembaga sertifikasi terkemuka dunia untuk plastik biodegradable, yang biasa dibayar oleh perusahaan untuk menilai kelayakan bahan tersebut.

Menurut dia, plastik biodegradable mungkin tidak mengandung biomassa, tetapi dirancang untuk terurai menjadi CO2, air, dan biomassa, biasanya di fasilitas kompos industri atau rumah.

Barang-barang yang dapat dikomposkan dapat terurai dalam kompos industri atau rumah. Dalam beberapa kasus mereka dapat terurai di TPA (tempat pembungan akhir), tetapi itu tergantung pada kelembaban, mikroorganisme, dan komposisi produk.

Pada November lalu, Komisi Eropa mengusulkan aturan baru tentang pengemasan untuk mengatasi limbah dan juga mengklarifikasi istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan plastik yang diklaim sebagai ramah lingkungan.

"Penggunaan plastik biodegradable harus disikapi dengan hati-hati," katanya. "Mereka memiliki peluang di masa depan yang berkelanjutan, tetapi mereka perlu diarahkan ke aplikasi spesifik di mana manfaat dan nilai lingkungan mereka untuk ekonomi sirkular terbukti."

Polusi Abadi

Beberapa orang khawatir bahwa kebingungan masyarakat  dapat menyebabkan mereka membuang sampah sembarangan dan menambah masalah polusi plastik dunia.

"Nanti Anda akan berpikir 'oke, jadi jika saya lupa kantong plastik biodegradable saya di hutan setelah piknik, itu tidak masalah karena akan terurai di alam'," kata Moira Tourneur, manajer advokasi di Zero Waste France.

Dia mengatakan beberapa konsumen mungkin tidak berpikir dua kali untuk mengonsumsi produk plastik biodegradable secara berlebihan, karena mereka percaya itu tidak akan mencemari lingkungan.

Para ahli mengatakan mengurangi konsumsi plastik harus diprioritaskan dengan memilih bahan lain seperti kaca atau logam, atau menggunakan kembali plastik sebanyak mungkin.

Aktivis seperti Tourner mengatakan perusahaan dan pemerintah harus fokus pada standarisasi kemasan kaca/beling untuk kemasan seperti yoghurt dan susu, sehingga dapat dikembalikan ke toko untuk disterilkan dan digunakan kembali.

Langkah itu juga bisa membantu mengurangi gunungan plastik yang berakhir di lingkungan setiap tahun, yang terurai menjadi partikel mikro dan memasuki rantai makanan kita pada akhirnya untuk dicerna oleh manusia dan hewan lainnya.

Seperti telah dilaporan sejumlah studi, mikroplastik telah ditemukan di tanah, lautan, sungai, air keran, dan bahkan di dalam darah, ASI, dan plasenta manusia.

"Mereka adalah polutan abadi," kata Nathalie Gontard, direktur penelitian di lembaga penelitian pertanian nasional Prancis (INRAE). (AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat