Situs Bersejarah Kirene Terancam Runtuh Akibat Banjir di Libia
![Situs Bersejarah Kirene Terancam Runtuh Akibat Banjir di Libia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/26afd3e64defc1766d602e1babd6346c.jpg)
Banjir yang menewaskan ribuan orang di Kota Derna, Libia, pada 10-11 September lalu menggenangi Kirene, salah satu situs kuno utama di negara itu, sehingga mengancam runtuhnya monumen-monumen yang terdaftar di UNESCO tersebut.
Kirene, Kota Yunani kuno (yang terletak di wilayah Libya sekarang) adalah kota tertua dan terpenting di antara lima kota Yunani di wilayah ini. Zaman dahulu, kota ini dinamai dari sebuah mata air, Kire, yang disucikan oleh orang-orang Yunani bagi Dewa Apollo.
Kini, kota kuno itu menjadi bagian dari wilayah Libia dan mereka menyebutnya, 'Kirenaika’ (Cyrenaica). Kota ini terletak di sebuah lembah yang subur di dataran tinggi Jebel Akhda, di wilayah Derma, Libia.
Namun, banjir yang terjadi beberapa waktu lalu menyebabkan kerusakan langsung pada sejumlah monumen di wilayah ini, termasuk Kuil Zeus yang dibangun pada abad kedua masehi, yang ukurannya lebih besar dari bangunan Parthenon di Athena.
“Kerusakannya relatif kecil tetapi air yang mengalir dan menggenangi di sekitar fondasinya mengancam keruntuhan di masa depan,” kata kepala misi arkeologi Prancis di Libia, Vincent Michel, kepada AFP.
Dibangun sekitar tahun 600 SM, Kirene adalah salah satu pusat terkemuka dunia klasik selama hampir satu milenium sebelum ditinggalkan sebagian besar penduduknya setelah gempa bumi besar pada tahun 365 M. Namanya tetap hidup menjadi Cyrenaica, nama historis Libia bagian timur.
UNESCO menetapkan monumen-monumen yang masih ada sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1982. Ketika penggulingan diktator lama Moamer Kadhafi yang didukung NATO menyebabkan konflik dan pengabaian situs ini selama bertahun-tahun, UNESCO lantas menyatakan situs tersebut ke dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya pada tahun 2016.
Menurut Claudia Gazzini, pakar Libia di lembaga think tank International Crisis Group, yang baru-baru ini mengunjungi lokasi tersebut, sebagian besar lokasi tersebut masih tergenang air beberapa hari setelah hujan lebat yang dipicu oleh Badai Daniel pada 10 hingga 11 September.
Di beberapa tempat, tembok kuno telah runtuh, menghalangi aliran air yang biasanya melewati situs luas tersebut, yang juga memiliki area pekuburan di luar temboknya.
“Ada jalan yang dilapisi tembok kuno yang menghubungkan tingkat atas dan bawah di mana air hujan biasanya bisa keluar, namun batu-batu besar berjatuhan, menghalangi aliran tersebut,” kata Gazzini kepada AFP melalui telepon dari kota utama di timur Libia, Benghazi.
“Di bagian bawah, ada juga air kotor yang terus-menerus keluar dari tanah di tengah reruntuhan. Jika air terus mengalir masuk dan tetap terperangkap di lokasi, tembok penahan bisa runtuh dan membawa serta sebagian besar reruntuhan,” katanya.
Arkeolog Prancis Michel, yang mengetahui dengan baik situs tersebut setelah bekerja selama 10 tahun di bagian lain kawasan tersebut, mengatakan bahwa ia mampu menganalisis gambar monumen tersebut yang diambil setelah banjir.
“Untuk saat ini, tidak ada kerusakan besar di Kirene – monumennya masih berdiri. Tetapi aliran air, tanah dan batu telah menciptakan selokan di jalan-jalan kuno, dan kerusakan besar masih akan terjadi karena air telah menyebar ke wilayah yang luas dan melemahkan fondasi monumen.” (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Menanti Wajah Baru Museum Nasional Pascakebakaran
Cianjur Verifikasi 137 Objek Diduga Cagar Budaya
Daftar Candi Terbesar di Indonesia, Mana yang Pernah Kamu Kunjungi?
Para Arkeolog Temukan Desa Neolitikum di Prancis
Sebanyak 472 Benda Bersejarah dari Belanda akan Disimpan di Museum Nasional Jakarta
Tunisia, Aljazair, dan Libia Membentuk Koalisi Baru dalam Pertemuan Konsultatif
Kuburan Massal dengan 65 Jenazah Ditemukan di Gurun Libia
60 Migran asal Libia Tewas Tenggelam di Laut Mediterania
Dua Kekalahan dari Libia Paksa Skuad Garuda Berbenah Jelang Piala Asia 2023
Kembali Kalah dari Libia, Timas Mesti Optimalkan Uji Coba Terakhir Kontra Iran
Laga Uji Coba Kedua Jadi Kesempatan Skuad Garuda Jawab Kekhawatiran
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap