visitaaponce.com

Greta Thunberg dan Puluhan Ribu Aktivis Lainnya Unjuk Rasa tentang Krisis Iklim di Amsterdam

Greta Thunberg dan Puluhan Ribu Aktivis Lainnya Unjuk Rasa tentang Krisis Iklim di Amsterdam
Greta Thunberg, aktivis iklim asal Swedia (tengah) berunjuk rasa bersama puluhan ribu orang lainnya di Amsterdam(Robin UTRECHT / ANP / AFP)
Aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg bergabung dengan puluhan ribu orang lainnya dalam pawai iklim “terbesar yang pernah ada” di Amsterdam, Belanda. Demo yang berlangsung pada Minggu (12/11) itu bertujuan untuk mendorong agar krisis iklim masuk dalam agenda politik 10 hari menjelang pemilu di negara tersebut.
 
Sambil membawa spanduk bertuliskan: "Rumah kami terbakar", "Pada tahun 2050: 'Ayah, apakah pohon itu?", dan "Keadilan Iklim Sekarang", para pengunjuk rasa memadati alun-alun pusat Kota Amsterdam. Sekitar 70 ribu orang ambil bagian dama unjuk rasa ini dan memecahkan rekor sebelumnya, kata penyelenggara, sebuah koalisi kelompok aktivis iklim, termasuk Extinction Rebellion, Fridays for Future, Oxfam, dan Greenpeace.
 
“Kita tidak berada di ambang bencana, kita hidup di dalamnya,” kata Thunberg kepada massa. “Orang-orang yang berada di garis depan krisis iklim telah merasakan dampak langsung dari krisis ini selama beberapa dekade dan mereka telah memberikan peringatan, namun kita tidak mendengarkannya,” tambahnya.
 
"Suasananya luar biasa. Saya bisa merasakan energi dari banyak anak muda yang ingin mengubah dunia," kata Tijn Veenhoven, mahasiswa ilmu politik berusia 19 tahun, kepada AFP. “Saya hanya marah karena dunia  tidak ada yang berbuat apa-apa,” kata mahasiswa fisika Leke Snel.
 
Jajak pendapat menunjukkan pemilu di Belanda saat ini sedang berlangsung sengit antara VVD sayap kanan-tengah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mark Rutte dan partai baru, NSC, yang dipimpin oleh tokoh anti-korupsi Pieter Omtzigt. Sementara Koalisi Partai Hijau dan PvdA yang berhaluan kiri berada di posisi ketiga, menurut jajak pendapat tersebut. Partai ini dipimpin oleh mantan tokoh besar Komisi Eropa Frans Timmermans, arsitek agenda Kesepakatan Hijau UE.
 
Survei menunjukkan isu-isu utama kampanye pemilu adalah krisis perumahan yang sedang berlangsung di Belanda, standar hidup, dan imigrasi. Menurut jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh penelitian I&O, perubahan iklim menempati urutan kelima dari isu-isu yang ada di benak pemilih, setelah perumahan, layanan kesehatan, imigrasi, dan kemiskinan.
 
Perubahan iklim kini tidak dianggap sebagai topik utama dibandingkan pemilu terakhir tahun 2021, menurut jajak pendapat penelitian I&O. “Dengan krisis yang terus menumpuk dan hanya enam tahun yang tersisa untuk mencapai tujuan iklim Belanda pada tahun 2030, pemilu mendatang adalah pemilu yang paling penting,” kata aktivis iklim dalam pernyataan bersama.(M-3)
 
 
 
 


Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat