visitaaponce.com

Film Bising, Meramu Pengang Knalpot dan Reparasi Jiwa Manusia

Film Bising, Meramu Pengang Knalpot dan Reparasi Jiwa Manusia
Pihak MWF dan kru film Bising(MI/Fathurrozak)

FILM pemenang National Jury Competition Minikino Film Week (MFW) 2023 ‘Bising’ diputar dalam program ‘Minikino Film Week Post Festival Roadshow Jakarta.’ Film pendek karya sutradara Amar Haikal tersebut  diputar bersama beberapa film lain yang menang di MFW Bali tahun ini. 

Bising berkisah tentang sebuah bengkel yang menawarkan jasa sebagai tempat meluapkan emosi para pelanggannya dengan cara mereka bisa mengeluarkan segala unek-unek, berteriak, bersumpah serapah, di tengah bisingnya knalpot motor si pemilik bengkel. Menariknya, para pelanggan bengkel tersebut adalah semuanya remaja laki-laki.

Film yang diproduksi pada ramadan tahun lalu tersebut tayang perdana (world premiere) di MWF 2023. Setelahnya, film tersebut juga tayang di JAFF 2023 dan sempat ditayangkan secara terbatas di Kineforum serta masuk ke nominasi film pendek terbaik FFI 2023.

Ide cerita Bising berangkat dari keresahan sang sutradara yang juga menulis skenario filmnya bersama Bintang Panglima. Mulanya, Amar begitu terganggu dengan bising knalpot yang memang sengaja dimodifikasi untuk mengeluarkan kebisingan yang nyaring.

“Dari kecil saya punya masalah dengan knalpot bising. Rasa benci itu mendorong saya untuk mencari tahu kenapa sih, para laki-laki pemilik motor secara sukarela ke bengkel untuk bikin (motor) berisik?” kata sang sutradara Amar Haikal dalam bincang singkat usai pemutaran yang dilangsungkan di Pusat Kebudayaan Prancis di Jakarta, IFI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (29/11).

Baca juga:  Untuk Hasilkan Suara Jernih, Mikrofon Nirkabel Didukung Teknologi Peredam Bising

Selama proses riset film, Amar banyak menemukan jawaban. Salah satu jawaban yang terpaku di kepala Amar adalah, “biar keren aja.” Ia lalu menyadari, semua laki-laki memang sepertinya butuh didengar dan dirasa. Cuma, medianya saja yang berbeda. 

Terlebih, Amar juga mendapat penegasan jawaban dari temannya, yang punya motor dengan suara knalpot bising. Menurut temannya, di jalan ia bisa menggeber motor lebih kencang sembari meluapkan emosi, yang tertutup suara bising knalpot.

“Saya lalu berintrospeksi, sebagai pembuat film, yang punya medium bersuara dengan cara bercerita, hal ini mendorong saya untuk berbicara tentang ini. Sebuah tempat yang seharusnya untuk memperbaiki mesin tapi justru memperbaiki jiwa manusia. Ini jadi poros utamanya,” cerita Amar.

Di film ini, Amar seperti ingin menunjukkan laki-laki juga boleh rapuh. Namun, ruang untuk menunjukkan kerapuhan itu yang tampaknya ‘ditekan’ dalam konstruksi masyarakat. Sehingga, untuk sekadar meluapkan emosinya, Dewo, salah satu pelanggan layanan bengkel bising pun harus memohon ke si montir untuk ‘menutupi’ kerapuhannya dengan geberan gas yang membisingkan menjelang dini hari.(M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat