visitaaponce.com

Di Balik Sosok Maestro Kuliner Murdijati Gardjito

Di Balik Sosok Maestro Kuliner Murdijati Gardjito
Melalui dokumenter karya sutradara Hindra Setya Rini,"Murdijati Gardjito", sosok gastronom sepuh itu diulas lebih jauh.(Dok.FDD)

PROF. Murdijati Gardjito barangkali terbilang sosok langka di Tanah Air. Ia adalah seorang perempuan akademisi, penulis, dan pemikir dalam bidang teknologi pangan dan gastronomi yang bergelut dengan penelitian tentang kuliner tradisional Indonesia. Hingga berusia 81 tahun, di tengah keterbatasan penglihatan dan menurunnya pendengaran, dia tidak pernah berhenti berkarya dan berbagi ilmu. Salah satu bukunya adalah ‘Pusaka Cita Rasa Indonesia’ yang dirilis tahun ini.

Melalui dokumenter karya sutradara Hindra Setya Rini berjudul "Murdijati Gardjito" sosok gastronom tersebut diulas lebih jauh. Baik dari sisi personal dan domestik hingga prosesnya dalam berkarya di usia lanjut. Bu Mur, sapaan akrabnya, menulis bukunya dengan asistensi para mahasiswanya di program pendidikan teknologi pangan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sutradara Hindra Setya Rini mengungkapkan, proyek dokumenter panjang ini bermula dari ketika Kemendikbudristek membuka kesempatan untuk sineas mengakses fasilitasi Dana Indonesiana. Ia pun lalu meriset tentang tokoh kuliner Indonesia dan bertemu dengan artikel tentang Bu Mur.

Hindra, sebelumnya memang memiliki proyek yang juga bersinggungan dengan para perempuan lanjut usia (lansia) yang masih aktif berkegiatan. Bahkan, dalam persinggungan tersebut, Hindra menemukan ada beberapa di antaranya yang baru berpindah karier. Fokus inilah yang juga ia temukan saat menggarap dokumenter "Murdijati Gardjito".

“Topik tentang lansia dan perempuan, itu yang jadi ‘nggrenteknya’ saya,” kata Hindra dalam sesi diskusi seusai pemutaran dokumenter Murdijati Gardjito di eks gedung Bioskop Permata, Yogyakarta, yang menjadi rangkaian Festival Film Dokumenter (FFD) 2023, Senin (4/12/2023).

Film dokumenter "Murdijati Gardjito" sendiri masuk dalam program kompetisi dokumenter panjang Indonesia di FFD 2023. FFD 2023 berlangsung pada 3–9 Desember di beberapa tempat di Yogyakarta, gedung eks Bioskop Permata, Bioskop Sonobudoyo, IFI—LIP, dan Cemeti-Institute for Art and Society.

Sebelum menggarap film, Hindra meriset sosok Bu Mur bermula dari suatu artikel medio 2019 yang dibacanya. Di situ, disebutkan bahwa Bu Mur mendapatkan penghargaan sebagai maestro di bidang kuliner. Berbekal artikel tersebut, Hindra lalu melacak lebih jauh jejak Bu Mur.

“Film ini memang tujuannya untuk mengenalkan sosok Bu Mur. Beberapa orang mungkin mengenalnya dari buku-buku yang diterbitkannya. Tapi tidak mengenal sosoknya seperti apa. Saya sendiri pun berjarak cukup jauh dengan Bu Mur. Jadi juga ingin mengetahui seperti apa dirinya, yang dikenal killer oleh mahasiswanya,” kata Hindra yang memproduksi film ini pada 2022.

Di film ini, Hindra juga menggali relasi antara Bu Mur dengan para asistennya. Baik asisten kepenulisan maupun asisten pribadinya yang turut mengurusi hal-hal seperti rutinitas pengobatan maupun aktivitas harian.

“Karena saya juga ingin tahu, proses di balik produksi karya-karya beliau yang terkenal itu seperti apa. Karena penting adanya support system tersebut, apalagi di usia beliau yang sudah 80 tahun lebih.” (M-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat