Unilever Jual Bisnis Teh Globalnya kecuali di Tiga Negara
![Unilever Jual Bisnis Teh Globalnya kecuali di Tiga Negara](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/11/7afd022c206776e95ea59f1cedd07175.jpg)
GRUP barang konsumen Inggris, Unilever, setuju menjual bisnis teh globalnya, termasuk merek Lipton dan PG Tips, seharga 4,5 miliar euro (US$5,1 miliar). Penjualan ke grup ekuitas swasta CVC Capital Partners itu datang ketika Unilever mencari peluang pertumbuhan yang lebih tinggi di tempat lain.
"Evolusi portofolio kami ke ruang pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan bagian penting dari strategi pertumbuhan kami untuk Unilever," kata kepala eksekutif Alan Jope dalam suatu pernyataan, Kamis (18/11). "Keputusan kami untuk menjual Ekaterra menunjukkan kemajuan lebih lanjut dalam memenuhi rencana kami."
Divisi teh Ekaterra, dengan portofolio 34 merek termasuk Pukka, T2, dan TAZO, menghasilkan pendapatan sekitar dua miliar euro tahun lalu, kata Unilever. "Ekaterra tergolong bisnis yang hebat, dibangun di atas fondasi yang kuat dari merek-merek terkemuka dan pendekatan yang digerakkan oleh tujuan untuk produk, orang, dan komunitasnya," kata Pev Hooper, Managing Partner di CVC Capital Partners, dalam pernyataannya.
Dia mengatakan bisnis itu diposisikan dengan baik di pasar yang menarik untuk mempercepat pertumbuhannya di masa depan dan memimpin pembangunan berkelanjutan kategori. Kesepakatan itu akan selesai pada paruh kedua tahun depan, tergantung pada persetujuan peraturan.
Transaksi tersebut tidak termasuk bisnis teh Unilever di India, Nepal, dan Indonesia, serta kepentingannya dalam usaha patungan teh siap minum Pepsi Lipton dan bisnis distribusi terkait. Unilever, yang produknya juga termasuk es krim Magnum, pembersih permukaan Cif, dan sabun Dove, menyelesaikan penggabungan entitas perusahaan Belanda dan Inggris setahun yang lalu.
Bulan lalu, ia memperingatkan bahwa tekanan biaya tinggi akan berlanjut ke tahun depan, karena membukukan kenaikan penjualan berkat kenaikan harga. Dunia mengalami inflasi yang kuat karena ekonomi dibuka kembali dari penguncian pandemi di tengah kendala pasokan dan permintaan yang kuat.
Baca juga: Menteri BUMN Prediksi Negosiasi Utang Garuda Butuh 7 Bulan
Biaya bahan mentah dan energi melonjak. Sejumlah sektor juga dipengaruhi oleh kebutuhan untuk membayar upah yang lebih tinggi karena mereka berjuang untuk mendapatkan staf. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Wapres Tekankan 3 Pesan Strategis untuk Pelaku Bisnis Syariah
PLN Dinilai Makin Matang Jalankan Bisnis
3 Tantangan dan Kendala UMKM untuk Bertumbuh
Harita Nickel Bagikan Dividen Rp1,6 Triliun
Gen Z dan Milenial, Ini yang Diperhatikan dalam Memilih Pekerjaan
Melaney Ricardo gandeng Jenama Lokal Crusita Luncurkan Koleksi Wewangian
Yuk, Berkunjung ke Kebun Teh Taraju Tasikmalaya
Lansia Diingatkan tidak Konsumsi Minuman Berkafein di Sore Hari Agar tidak Mengompol
Ini Frekuensi Minum Kopi dan Teh Agar tidak Mengganggu Puasa Anda
Punya Mata Panda? Begini Cara Mengatasinya
3 Tips Menyeduh Teh Celup agar Tidak Jadi Racun bagi Tubuh
Mahasiswa Prasetiya Mulya Sukses Kembangkan Varian Teh dari Kulit Buah Kopi
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap