visitaaponce.com

Sanksi Amerika Serikat Turunkan Pendapatan Huawei hingga 29

Sanksi Amerika Serikat Turunkan Pendapatan Huawei hingga 29%
Logo Huawei.(AFP/Josep Lago.)

RAKSASA telekomunikasi Tiongkok, Huawei, mengatakan pada Jumat (31/12) bahwa pendapatan tahunannya telah turun hampir sepertiga dari tahun sebelumnya. Ini merupakan dampak dari sanksi AS yang telah memukul penjualan smartphone-nya.

Huawei telah terjebak dalam 'baku tembak' persaingan perdagangan dan teknologi AS-Tiongkok setelah pemerintahan Donald Trump bergerak untuk melumpuhkan perusahaan. Pemerintah AS sebelum Joe Biden itu khawatir menimbulkan ancaman keamanan siber dan spionase.

Pendapatan perusahaan untuk tahun ini turun 29% year on year menjadi 634 miliar yuan (US$99,5 miliar). "Pada 2021, terlepas dari semua cobaan dan kesengsaraan, kami bekerja keras untuk menciptakan nilai nyata bagi pelanggan dan komunitas lokal kami," kata ketua bergilir Guo Ping dalam pesan tahunan menyambut tahun baru.

"Kami meningkatkan kualitas dan efisiensi operasi kami dan berharap untuk menutup tahun ini dengan total pendapatan 634 miliar yuan." Dia menambahkan bahwa segmen operator telekomunikasi tetap stabil dan kinerja keseluruhan sejalan dengan perkiraan perusahaan.

Pendapatan Huawei telah turun pada 2021 sebagian karena merek telepon murahnya, Honor, dijual akhir tahun lalu. Huawei tidak terdaftar secara publik dan pesan tersebut tidak memberikan rincian keuangan lain.

Guo mengatakan, "Perusahaan berada di jalan yang bergelombang, tetapi bermanfaat dan 2022 akan datang dengan tantangan yang setara." Kerja keras Huawei telah memaksanya untuk dengan cepat berporos ke lini bisnis baru termasuk komputasi perusahaan, perangkat yang dapat dikenakan dan teknologi kesehatan, teknologi untuk kendaraan cerdas, dan perangkat lunak.

Amerika Serikat telah melarang Huawei untuk memperoleh komponen penting seperti mikrocip dan memaksanya untuk membuat sistem operasinya sendiri dengan menghentikannya menggunakan sistem operasi Google Android. Bulan ini, perusahaan meluncurkan ponsel lipat baru dan mengatakan 220 juta perangkat Huawei menjalankan sistem HarmonyOS-nya.

Grup ini merupakan pemasok peralatan jaringan telekomunikasi terbesar di dunia dan pernah menjadi produsen ponsel tiga teratas bersama dengan Apple dan Samsung. Namun posisinya jatuh jauh dalam peringkat smartphone karena tekanan AS.

Pada Oktober, grup tersebut mengatakan volume penjualan Januari-September telah turun 32%. Akan tetapi komplikasi besar bagi perusahaan diselesaikan tahun ini dengan kembalinya kepala keuangan Meng Wanzhou ke Tiongkok, putri pendiri Huawei Ren Zhengfei.

Baca juga: Samsung Negosiasi Akuisisi Biogen Senilai Rp599 Triliun

Dia menghabiskan hampir tiga tahun di bawah tahanan rumah di Kanada dengan surat perintah ekstradisi AS, yang menurut Tiongkok dimotivasi oleh politik. Meng dibebaskan sebulan lalu setelah jaksa AS mengumumkan kesepakatan bahwa tuduhan penipuan akan ditangguhkan dan akhirnya dibatalkan. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat